Gadis itu terduduk lemas di depan pintu apartemennya, ia memeluk lututnya sendiri dengan bahu yang bergetar. Di sampingnya ada sebuah kotak aneh yang sudah terbuka.
Kekhawatiran langsung menjalar ke hati Jimin. Tanpa pikir panjang ia berlari menghampiri gadis itu lalu memeluknya erat.
Jimin menempatkan kepala Sungmi di dada bidangnya. Pandangan gadis itu kosong dengan air mata yang mengalir deras. Sungmi menggigit bibir bawahnya, menahan isakan tangisnya agar tidak terdengar.
"Musun iri isseosseo Sungmi-ya?" tanya Jimin seraya mengeratkan pelukannya. Diusapnya kepala gadis itu dengan lembut. (Apa yang terjadi Sungmi?)
"J-jimin?" Sungmi mendongkak, dirinya sedikit terkejut karena Jimin yang tiba-tiba datang dan memeluknya. "Museowo," lanjutnya. Sungmi melingkarkan tangan kecilnya di perut Jimin. Memeluknya erat sambil menyembunyikan kepalanya di dada Jimin. (Aku takut)
"Geokjeong hajima, ada aku," Jimin mengecup puncak kepala Sungmi. Meyakinkannya kalau ada dirinya di samping gadis itu. Hatinya benar-benar khawatir sekarang, melihat gadis yang dicintainya menangis dalam pelukannya. Ah andai saja Sungmi tau tentang perasaannya. (Jangan khawatir)
Diraupnya wajah Sungmi dengan kedua tangannya, kemudian Jimin mengusap pipi Sungmi, dan menghapus air mata gadis itu dengan kedua ibu jarinya.
"Aku di sini, jadi kau tidak perlu takut, Sungmi-ya," kata Jimin yang dibalas anggukan oleh Sungmi.
Pandangan Jimin tertuju ke kotak aneh di samping Sungmi.
"Ige mwoya?" tanya Jimin sambil meraih kotak itu. (Ini apa?)
Keningnya mengernyit saat melihat isi kotak itu. Di dalamnya ada foto Sungmi yang sudah dicoret-coret dengan spidol merah. Di tambah dengan adanya foto Taehyung yang tadi sempat menarik kerah bajunya saat mereka terlibat pertengkaran kecil tadi. Kemudian ada sebuah boneka yang ada bercak darah, Jimin yakin kalau itu adalah darah hewan, dan satu lagi ada sepucuk surat dengan kertas yang sudah lusuh.
Kau lihat? Jimin dan Taehyung bertengkar karenamu Lee Sungmi! Kau mau membuat persahabatan mereka hancur karenamu hah?! Lebih baik kau jauhi keduanya atau kau pilih aku yang akan memaksamu dengan cara yang kasar?! JAUHI MEREKA GADIS JALANG!
"Shit!" Jimin mengumpat setelah membaca surat itu. Siapa yang berani-beraninya mengancam Sungmi seperti ini?
Dipikirannya hanya ada satu nama, Jimin yakin sekali kalau orang itu yang melakukannya. Setelah meremas surat itu, Jimin bangun dari duduknya. Kakinya baru hendak melangkah, tetapi tiba-tiba tangannya di tahan Sungmi.
"Eodiga?" tanya Sungmi dengan nada khawatir, ia ikut bangun dari duduknya. (Mau kemana?)
Jimin memegang kedua bahu Sungmi, menatap gadis itu tepat di manik matanya. "Aku rasa aku tau siapa yang melakukan ini. Aku akan mengurusnya sebentar," setelah berkata begitu, Jimin berbalik meneruskan langkahnya, tetapi lagi-lagi ia harus menghentikan langkahnya karena ada tangan kecil yang melingkar tepat di perut berototnya.
"Kajima!" kata Sungmi sambil memeluk Jimin dari belakang, ia tidak ingin Jimin bertindak gegabah. Kalaupun orang yang mengancam Sungmi adalah orang yang Jimin maksud, mereka tidak punya bukti yang kuat. Ia tidak mau Jimin menambah masalah. Biarlah orang itu melakukan sesukanya, toh itu hanyalah sebuah ancaman. (Jangan pergi!)
"Bisakah kau tetap di sini menemaniku? Nan neomu museowo," lanjut Sungmi yang tidak sepenuhnya berbohong. Disamping dia ingin menghentikan Jimin, dirinya benar-benar takut saat ini. Pasalnya ia menemukan kotak sialan itu di dalam apartemennya. Ia takut orang itu akan kembali dan malah menyakitinya. (Aku benar-benar ketakutan)
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
FanfictionKehidupan Lee Sungmi yang tenang, berubah kacau sejak Park Jimin mencuri ciuman pertamanya di kantin sekolah. Sejak saat itu, Sungmi bertekad untuk membenci Jimin selama sisa hidupnya. Namun, nyatanya takdir berkata lain karena mereka menjadi dekat...