Semoga belum di remove dari library🙏
Tiba-tiba aja pengen buat extra part lagi hehe ini ucapan terima kasihku untuk 137k reads🎉 22k votes dan #58 in Fanfiction [17/07/2017] 💞 kalian jjang!!!
Btw ada TaeJi loohhahah.. I warn you, this is a long chap⚠
Enjoy!
***
Hembusan angin malam menerpa kulit wajahnya ketika lelaki itu turun dari mobil Audi hitam miliknya yang tetap terlihat mengkilat meski di malam hari.
Kakinya melangkah pelan di tengah malam yang masih saja terasa dingin padahal anak bulan sudah muncul di atas sana. Ah mungkin sisa-sisa musim dingin belum hilang sepenuhnya.
Jimin mengehembuskan nafas berat. Ini sudah hari ke-lima dia disibukkan dengan hal-hal yang membuat dirinya benar-benar sibuk. Bahkan ia sampai rela lembur belakangan ini. Mau bagaimana lagi? Urusan di perusahaannya memang sedang genting-gentingnya, jadi mau tidak mau ia harus ikut turun tangan.
Sebenarnya mau selembur apapun dia, itu tidak masalah baginya. Hanya saja.. sekarang ia sudah memiliki keluarga kecil yang selalu menunggunya untuk pulang ke rumah.
Ah rasanya kalau Jimin ingat itu.. beban di pundaknya berangsur-angsur menghilang.
Jadi dengan langkah menggebu ia cepat-cepat menuju apartemen mewahnya di lantai 8.
"Pasti sudah tidur.." gumam Jimin saat ia mendapati apartemennya dalam keadaan gelap gulita.
Lagi-lagi Jimin menghela nafas gusar. Beberapa hari ini ia hanya bisa bertemu dengan pangeran kecilnya itu di saat Jisung sudah terlelap, dan ketika Jisung belum bangun, Jimin juga harus sudah berangkat ke kantor. Padahal dia ingin sekali menggendong dan bermain bersamanya.
Setelah menyalakan lampu, Jimin menghampiri kamar Jisung untuk sekedar memberikan kecupan selamat malamnya untuk malaikat kecilnya itu.
"Jaljayo, jagoannya appa.." ucap Jimin sambil mengelus kepala Jisung yang terlihat damai dalam tidurnya. Karena tidak mau membangunkannya, jadi Jimin bergegas keluar tanpa menimbulkan suara apapun setelah mengecup puncak kepala Jisung. (Selamat malam/tidur)
Jimin sempat melirik jam yang tegantung di ruang tengah. Ini sudah hampir tengah malam, dan dia baru tiba di rumah. Benar-benar melelahkan bukan? Itu semua gara-gara ia harus menemani relasinya untuk makan malam serta berbincang-bincang tentang bisnis.
Dia merubah manuver pada kakinya. Bergerak pelan menuju kamar utama yang terletak di samping kamar Jisung. Tangannya menempel pada kenop pintu sebelum mendorong sampai terbuka sepenuhnya.
Kedua sudut bibir Jimin tertarik dengan sendirinya. Senyum tipis yang menghiasi wajah lelahnya itu terus bertahan seiring dengan langkahnya yang membawa Jimin lebih dekat dengan belahan jiwanya.
Jimin terkekeh pelan mendapati istrinya terlelap sambil memunggunginya. Di samping wanita itu ada laptop yang masih menyala dengan menampilkan adegan demi adegan di hari pernikahan mereka empat tahun lalu.
Itu film dokumenter yang sengaja Jimin buat untuk mengenang masa-masa yang tidak akan pernah terulang lagi. Karena bagi Jimin, pernikahan itu hanya sekali seumur hidupnya dan dia sudah melaluinya.
Lihatlah bagaimana Sungmi terlelap sekarang, sepertinya dia menonton film dokumenter itu sambil menunggu Jimin pulang.. hanya saja wanita itu malah ketiduran. Biasanya, Jimin memang di sambut istrinya itu di ruang tengah, mungkin hari ini dia kelelahan makanya menunggu di kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
FanfictionKehidupan Lee Sungmi yang tenang, berubah kacau sejak Park Jimin mencuri ciuman pertamanya di kantin sekolah. Sejak saat itu, Sungmi bertekad untuk membenci Jimin selama sisa hidupnya. Namun, nyatanya takdir berkata lain karena mereka menjadi dekat...