33 ● Fact

8.5K 948 36
                                    

Waktu menunjukkan pukul tujuh lebih sepuluh menit malam saat Yoongi membawa Yura ke sebuah taman yang berjarak sepuluh langkah dari studio dance Bangtan.

Ditengah udara dingin yang menusuk tulang, keduanya duduk bersebelahan dengan jarak yang tidak terlalu dekat. Belum ada percakapan di antara mereka sejak keduanya mendudukan diri di atas bangku taman. Rasanya masih terlalu canggung setelah sekian lama mereka tidak saling bicara.

"Kenapa kau mengatakan kalau aku ingin bertemu denganmu?" tanya Yura sekaligus memecahkan keheningan yang terjadi. Gadis itu tidak melirik Yoongi sedikitpun.

Yoongi menghela nafas berat sebelum menjawab pertanyaan Yura. "Tidak mungkin 'kan kalau kau bilang, kau mau bertemu dengan Jimin padahal jelas-jelas di situ ada Sungmi," ucap Yoongi.

Tadi saat ia mengatakan kalau Yura ingin betemu dengannya memang Yoongi berbohong. Dia hanya tidak ingin Yura membuat keributan lagi seperti waktu itu.

Yura tertawa sinis. Terasa mengerikan di kuping Yoongi. "Kenapa tidak mungkin?" tanyanya ketus.

"Mereka sudah bahagia. Apa kau mau merusak kebahagian mereka?" ucap Yoongi seraya memutar badannya ke samping, menghadap Yura.

Yura menoleh, gadis itu memberikan tatapan tajam yang seakan menusuk pandangan Yoongi. "Bukankah aku juga berhak bahagia?"

Perkataan Yura berhasil membuat lelaki yang terkenal dingin itu diam seribu bahasa. Mereka sempat beradu tatap untuk beberapa detik sebelum Yoongi mengalihkan pandangannya lebih dulu.

"Kenapa kau jadi seperti ini?" lirih Yoongi.

Menurutnya, Yura sudah banyak berubah sejak terakhir kali mereka mengobrol. Tepatnya, satu tahun yang lalu.

"Kalau saja dulu Oppa tidak meninggalkanku, mungkin aku tidak akan seperti ini," jawab Yura pelan. Berjuta perasaan sedang berkecimuk di dalam hatinya sekarang. Bahkan melihat Yoongi pun rasanya sulit. Perasaan kecewa itu kembali, menjalar di setiap sudut hatinya.

Pernyataan Yura membuat hati beku Yoongi seakan di pukul dengan palu yang menjadikannya hancur berkeping-keping. Dia tau kalau cepat atau lambat masalah yang belum terselesaikan di antara mereka akan muncul kembali ke permukaan.

Yoongi memberanikan diri melihat gadis di sebelahnya dengan tatapan sendu. "Yura-ya, kita masih bisa berteman."

Di detik berikutnya, Yura menoleh. Memicingkan matanya tidak suka.

"Berteman katamu?" Ia mendengus kesal. "Aku tidak mau lagi menjadi temanmu. Sebelum aku jatuh cinta padamu, bukankah kita ini teman? Aku tidak mau jatuh cinta padamu untuk yang kedua kali karena aku tidak mau patah hati untuk yang kedua kalinya juga," katanya dengan penuh penekanan.

Jelas ia marah, setelah Yoongi mencampakkannya tanpa alasan, dia masih bisa mengajaknya untuk berteman?

Lagi-lagi Yoongi diam. Tidak tahu harus bilang apa. Pandangannya jatuh pada manik gelap Yura yang menatapnya dengan penuh kekecewaan. Ingin rasanya ia merengkuh tubuh gadis itu masuk ke dalam pelukannya, tapi sepertinya itu adalah hal gila yang tidak mungkin dilakukannya.

"Aku minta maaf," ucap Yoongi akhirnya. Kata yang sama seperti dulu Yoongi memutuskan hubungan mereka secara sepihak.

Dengan cepat Yura mengalihkan pandangannya, membuat sebagian wajahnya tertutupi helaian rambut yang ia biarkan tergerai. "Aku tidak butuh maafmu lagi. Sekarang aku sudah menyukai Jimin. Akan ku pastikan kalau pada akhirnya Jimin menjadi milikku."

"Han Yura! Jangan merusak kebahagian orang lain!" bentak Yoongi seketika. Suaranya terdengar meninggi sampai membuat Yura tersentak kaget.

Perkataan Yoongi barusan kembali memicu emosi Yura yang sebelumnya tertahan. Gadis itu membalas tatapan tajam yang Yoongi berikan padanya. "Omong kosong! Apa kau lupa kalau dulu kau juga merusak kebahagiaan orang lain?"

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang