19 ● War Begin

10.8K 1.4K 78
                                    

Suara pantulan bola menggema di seluruh penjuru lapangan basket indoor yang sudah sepi. Tepat di sana, ada dua orang murid laki-laki yang masih sibuk mendrible bola oranye itu.

Blushhh

Untuk kesekian kalinya bola basket itu kembali meluncur memasuki ring, membuat namja yang memasukkan bola itu tersenyum puas karena berhasil menembak dari jarak jauh.

Peluh sudah membasahi seragam kedua murid itu, tetapi rasanya mereka tidak ada niatan untuk berhenti. Padahal bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak setengah jam lalu.

"Ada apa denganmu Taehyung? Bersemangat sekali sepertinya?" tanya Jimin saat Taehyung kembali merebut bola basket itu dari tangannya. Dengan lihai namja itu berlari ke arah ring dan melakukan lay up sampai bola itu kembali masuk ke dalam ring.

"Sampai kapan kau akan begini Jim? Pura-pura menjauh dari Sungmi?" Taehyung melemparkan bola basketnya kesembarang arah sampai akhirnya bola itu berhenti dengan sendirinya setelah terpantul beberapa kali.

Jimin mengernyit saat tau kemana Taehyung akan membawa perbincangan mereka. Namja bertubuh tegap itu duduk di pinggir lapangan, sambi tangannya membuka tutup botol minumannya.

"Musun soriya?" balas Jimin. Diteguknya air mineral yang tadi ia beli sampai tersisa setengah.

Taehyung menghela nafas kasar, tidak habis pikir dengan sahabatnya yang masih saja menyembunyikan perasaannya. Kemudian Taehyung menyusul Jimin, merebahkan tubuhnya di sebelah namja itu.

"Kau menyukainya kan?" tanya Taehyung to the point. Ia hanya ingin sahabatnya itu terbuka padanya, seperti biasa. Dibanding dengan anggota geng yang lain, Taehyung dan Jimin memanglah sangat dekat, mengingat mereka sudah berteman sejak di sekolah dasar.

Jimin menyodorkan air mineral miliknya yang langsung di sambar oleh Taehyung.

"Menyukai siapa?"

Taehyung kembali bangkit dari tidurnya, lalu duduk di sebelah Jimin yang masih memandang kosong ke depan. Nafasnya masih terengah-engah.

"Jangan pura-pura, Jimin. Aku sudah lama menjadi sahabatmu. Kenapa kau tidak menceritakannya padaku?"

Jimin menoleh, ia memerhatikan Taehyung yang sedang meneguk habis air minum miliknya. Kemudian ia kembali mengalihkan pandangannya.

"Aku tidak bisa Taehyungie," lirih Jimin. Yang ada dipikirannya saat ini adalah Taehyung. Mana bisa dia menyukai gadis yang sama dengan sahabatnya itu? Ia tidak mau persahabatan mereka hancur hanya gara-gara menyukai gadis yang sama.

Pikirannya melayang saat ia dan Taehyung pernah berjanji untuk saling memberitahu kalau mereka menyukai gadis untuk pertama kalinya.

Jimin sudah lebih dulu menepati janji itu. Tepat ketika mereka berada di sekolah menengah pertama. Untuk pertama kalinya Jimin menyukai yeoja, dan yeoja itu adalah kakak sepupu Taehyung yang sudah pasti lebih tua darinya. Saat itu, kakak sepupunya itu tinggal di rumah Taehyung untuk sementara waktu. Mati-matian ia menahan rasa malunya setiap kali ia main ke rumah Taehyung karena Taehyung selalu meledeknya.

Berbeda dengan Jimin, Taehyung sampai saat ini belum juga menepati janjinya.

"Wae?" tanya Taehyung. Ia memainkan botol minuman yang sudah kosong.

"Karena kau menyukainya juga bodoh!" sungut Jimin.

Taehyung menoleh ke arah sahabatnya. Matanya membulat seketika saat mendengar perkatan Jimin. Mulutnya terbuka sedikit. Gerakan tangannya juga terhenti. Sejak kapan Jimin tau tentang perasaannya kepada Sungmi?

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang