Sungmi POV
"Jadi kau benar-benar sepupunya Sungmi?"
Pertanyaan yang baru saja keluar dari mulut Taehyung membuat Jinyoung menganggukkan kepalanya.
Padahal pertanyaan itu sebenarnya tidak perlu dijawab, mengingat Jinyoung baru saja menceritakan kalau dia adalah sepupuku kurang dari dua puluh menit yang lalu, tapi dasar Kim Taehyung! Dia malah bertanya lagi! Mungkin dia masih tidak percaya.
"Jinjja? Aku pikir kau temannya, sepertinya kau seumuran dengan kami, Jinyoung-ah?" tanya Jieun yang penasaran. Bukannya tidak sopan, tapi Jinyoung sendiri yang meminta mereka berbicara banmal dengannya. (Sungguh? // Informal)
Lagi-lagi Jinyoung mengangguk. "Aku memang seumuran dengan kalian," ucap Jinyoung. "Sungmi tidak pernah cerita, ya?" lanjutnya disusul dengan senyumnya yang manis.
Senyum yang tidak pernah berubah sejak kami kecil. Senyum yang selalu membuatku merasa semua akan baik-baik saja. Senyum yang dulu pernah aku cintai.
Yap. Faktanya, dulu kami pernah saling mencintai.
Bisa-bisanya kami seperti itu, padahal jelas-jelas kami adalah saudara sepupu. Eommanya adalah kakak kandung Appaku.
Menyedihkan bukan?
Jinyoung adalah salah satu alasanku, kenapa aku pindah ke Seoul.
Aku ingin melupakan perasaanku padanya. Aku tidak mau perasaan kami itu tumbuh lebih jauh lagi. Dan yang pasti, keluarga kami tidak tahu tentang masalah ini.
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, kalau orang tua kami tau tentang semua ini. Pasti mereka akan marah besar, dan menjauhkan kami berdua.
Mereka selalu beranggapan kalau kami itu sudah seperti kakak adik. Oh iya, Jinyoung adalah anak kedua, makanya dia seumuran denganku. Dia memiliki noona yang sekarang sedang kuliah di Amerika.
Ini adalah tahun ketiga sejak aku pindah dari Busan. Dan selama tiga tahun itu pula aku terus berusaha melupakan perasaanku padanya.
Awalnya memang sangat sulit, sampai akhirnya aku bertemu dengan Jimin.
Ya, walaupun aku belum bisa sepenuhnya melupakan Jinyoung, tapi Jimin sudah memiliki tempat tersendiri di hatiku.
Benar-benar memalukan kan? Ternyata aku kualat dengan perkataanku sendiri!
Padahal di awal pertemuanku dengan Jimin, aku bertekad kalau aku tidak akan masuk ke dalam pesonanya.
Tapi nyatanya? Aku malah jatuh cinta padanya sekarang! Walaupun dia menyebalkan, tapi dia memiliki sisi baik yang selalu membuatku luluh. Ah pasti dia akan besar kepala kalau tau aku menyukainya!
Dan satu lagi! Mereka tidak boleh tau kalau aku dan Jinyoung pernah saling suka, karena sampai saat ini, Jinyoung masih mencintaiku. Dia belum juga sadar kalau itu adalah sebuah kesalahan.
Jieun menggelengkan kepalanya. Walaupun kami sudah bersahabat sejak aku pindah ke Seoul, aku memang tidak pernah bercerita tentang Jinyoung. Aku hanya bilang kalau Kakek dan Nenekku yang tinggal di Busan.
"Sungmi-ya, kenapa tidak pernah bercerita kalau kau punya sepupu setampan Jinyoung?" tanya Jieun sambil menyenggol bahuku karena aku berjalan di sampingnya.
Kami masih dalam perjalanan untuk menuju rumah Nenekku. Hanya tinggal melewati lima rumah lagi, dan kami akan sampai. Untungnya jalan yang kami lalui sepi, jadi tidak apa-apa kalau kami berjalan sejajar.
Aku berada di antara Jinyoung dan Jieun, sedangkan Taehyung berada di samping Jieun, dan Jimin persis di sebelah Taehyung. Entah kenapa, sejak keluar dari stasiun, Jimin lebih banyak diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
FanfictionKehidupan Lee Sungmi yang tenang, berubah kacau sejak Park Jimin mencuri ciuman pertamanya di kantin sekolah. Sejak saat itu, Sungmi bertekad untuk membenci Jimin selama sisa hidupnya. Namun, nyatanya takdir berkata lain karena mereka menjadi dekat...