Biarkan

3.8K 101 3
                                    


Sudah diedit
Selamat membaca

***

Jika cinta kalian anggap main-main, biarkan untuk kali ini aku yang memainkannya.
-Natasya Kayla Andrean-

***

Dibilang moveon sepenuhnya, tidaklah benar. Karena apa? Nata mencintai dengan perasaan.
Untuk melupakan 2tahun lebihnya itu tidaklah mudah. Memang, 3minggu sekian hari dirinya telah resmi tidak ada hubungan lagi. Bahkan, jarang lagi ditemui pesan singkat dari Akasnya.

Nata berusaha membuka hati untuk lainnya. Sedangkan lawan jenisnya itu, sang mantan sudah memiliki pengobat hati tanpa Nata ketahui. Sebelum mereka putus saja, sang pujaan hati Nata yang dulu, sudah dekat dengan pengobatnya kini.

Nata menganggap pandangan orang itu benar. Jika patah hati, obatnya hanya menemukan cinta yang baru lagi. Tapi pada nyatanya, di dalam relung hati di pojok hatinya masih ada Akas yang berdiam diri sulit dipergikan olehnya.

Banyak tamu yang mencoba datang untuk memulai semua dengannya tapi dia abaikan. Nata seolah sengaja mempermainkan semuanya setelah dirinya berfikir jika selama ini dirinyalah yang dipermainkan.

Berawal dari mantan kakak kelas SMP yang sempat dekat dengannya. Jika bermain membandingkan, kakak kelasnyalah yang lebih segalanya daripada Akas.

Tama Prayogi. Anak osis, anak pramuka, tinggi, putih, alim ulama (haha) cakep? Cool lebih tepatnya. Sekarang, Tama bersekolah tidak jauh dari sekolahan Nata. Ia kelas 12 STM.

Berangkat-pulang searah. Tidak dapat dipungkiri, rasa yang sempat tumbuh diantara keduanya sekarang muncul lagi. Hanya saja, untuk kali ini Nata tidak menganggapnya serius.

"H-hai Nat. Apa kabar? Denger-denger, baru putus dari Akas ya?" Itu pertanyaan pertama yang Tama lontarkan, bahkan setelah satu tahun lebih mereka tidak saling menyapa.

"Eh Alhamdulillah baik kak. Iya, baru 3 mingguan lah putus" jawab Nata sekenanya.

"Kenapa putus? Eh, kamu duduk gih. Lumayan kan, daripada berdiri terus" Tama mempersilahkan Nata duduk setelah Ibu(penumpang) turun dan membiarkan dirinya masih berdiri padahal posisinya lebih dekat dengan kursi kosong tadi.

"Hahaha, biasa lah kak. Bosen. Masa iya, 2 tahun lebih gak ganti-ganti" candanya sambil merubah posisi tas ke depan dan menghempaskan bokong di kursi kosong, padahal sulit sekali melepas Akas itu.

"Bisa bosen juga kamu? Biasanya mesra banget, boncengan terus kemana-mana, nempel. Bikin yang liat envy." sindir Tama halus tapi menyakitkan dan mengingatkan.

"Haha jangan bilang, kakak cemburu yaa? Atau jangan-jangan kakak sakit hati gegara aku gak mau nerima tawaran buat jadi selingkuhan kakak waktu itu?" Nata menggoda Tama dan berhasil membuat cowok tersebut salah tingkah.

Ya. Dulu Nata pernah deket dengan Tama ketika keduanya telah mempunyai pasangan. Tama yang dipandang sosok setia ternyata membujuk dirinya untuk mau menjadi kekasih gelap dan menyakiti hati kakak kelas perempuannya. Untung saja, Nata langsung sadar untuk tidak menyakiti hati Akas dan hati pacar Tama itu, dia berani mengakhiri semuanya sebelum terlanjur lebih lama.

"Apa? Gak cemburu lah. Ngapain cemburu. Lagian aku udah kelas 12, sebentar lagi UN dan lulus. Gak guna mikirin gitu keles Nat" elak Tama menutupi kenyataan yang tidak terbaca itu.

"Haha, kirain".

Setelah bus yang mengantarnya itu hampir sampai sekolah, Nata berkata sopan ke Tama.

Jatuh ( C O M P L E T E D ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang