Sudah diedit
Selamat membaca***
Pilihlah dia, jika dia membuatmu bahagia.
Karena sebelum aku berhasil membuatmu suka,
Aku sudah mempersiapkan diri untuk menerima seribu kemungkinan.
Karena aku buruk rupa.
-Gentar Alandra-***
Gentar masih sama, menghabiskan waktu untuk melamun. Dia membiarkan opini negatif dari teman-temannya karena Gina masih menangis.
Saat Nata melewati Gentar, biasanya Gentar selalu meledek Nata sampai membuat Nata pusing tujuh keliling. Tapi untuk saat itu, Gentar tidak napsu membuat Nata ribut.
Untuk mengetahui kenyataan jika Gina mulai menyayangi cowok lain yang diketahuinya bernama Azar, Gentar galau dan memikirkan banyak hal. Gentar takut ditinggal Gina. Gentar gak mau kehilangan Gina, Gentar berhak egois meminta Gina untuk tetap tinggal bukan?
Sebelum bel masuk berbunyi, Gentar menyempatkan diri ke kamar mandi untuk mengembalikan wajahnya fresh lagi. Sialnya, saat Gentar keluar kamar mandi, di depan kamar mandi berdiri anggun sekali Gina(nya). Gina melemparkan senyum yang masih menggetarkan hati Gentar.
"Eh Gina" sapa Gentar datar, terpaksa Gentar juga melemparkan senyum. Sayangnya, jangan ditanya yang jelas senyum Gentar sama sekali tidak enak untuk dilihat.
"Gentar.." panggil Gina sembari tangannya menarik tangan Gentar untuk menghentikan langkahnya.
"Gentar, gue gak mau kita kayak gini" sambung Gina. Untung saat itu, kamar mandi sepi maklum lah tidak banyak murid yang pergi ke kamar mandi saat jam pelajaran mau dimulai.
"Bentar lagi masuk, ke kelas aja" ajak Gentar tanpa melihat Gina. Tangan kanan Gentar melepas tangan kanan Gina yang menarik tangan kirinya. Lalu, Gentar berjalan meninggalkan Gina.
"Terserah lo deh!!" teriak Gina saat Gentar dengan teganya meninggalkan dia.
Gentar mendengar teriakan Gina. Gentar juga tidak mau semuanya terjadi. Tapi, Gina lah yang membuat semuanya ada. Rasa cemburu ada, rasa ingin pergi ada, rasa merelakan ada. Semua Gina yang ciptakan. Gentar hanya merasakan, dan harus mewujudkan jika dia memang harus pergi.
Gentar memasuki kelas dengan langkah lemas. Diberondong pertanyaan oleh semua teman sekelasnya, sudah terjadi dari awal mereka melihat Gina. Tapi ini lebih tidak karuan pertanyaan mereka. Gentar berkata untuk mewakili jawaban yang mereka tanyakan.
"Tanya aja ke Gina."
Gina memasuki kelas dan mendengar perkataan Gentar tersebut, Gina mendapatkan tatapan dari teman seisi kelasnya. Gina tetap berlalu dan menghampiri bangkunya di samping Gentar karena memang Gina Gentar temen duduk sejak kelas 1, semenjak diketahui oleh semua temannya jika keduanya saling menyukai.
Dari tempat duduk pojokan kelas, ada beberapa manik mata yang memperhatikan Gina dan Gentar karena sudah tahu apa yang terjadi diantara keduanya.
Nata tahu yakin bagaimana canggungnya berada di posisi Gina karena dia pernah merasakannya, berantem di sekolah dengan kekasih memang hal terburuk yang tidak diinginkan oleh mereka yang berpacaran.
Posisi tas Gentar sudah berubah di sebelah kiri Gentar, dari posisi yang awalnya diantara Gentar dan Gina(sebelah kanan Gentar) .
Mungkin Gentar akan mulai menghindari Gina dari hal sepele. Diperintah kerjasama satu meja-pun, Gina masih didiamkan oleh Gentar, Gentar lebih memilih mengerjakannya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh ( C O M P L E T E D )
Teen FictionApakah kamu pernah berfikir, kenapa Tuhan hadirkan kamu dalam hidupku? Kenapa kamu, memilih aku untuk kamu cintai? Kenapa kamu, bersamanya terlebih dahulu dan seringkali membuat aku iri hati? Apakah kamu yakin, aku bukan pelarianmu sesaat? Apakah ka...