Bali

2K 55 1
                                    


Sudah diedit
Selamat membaca

***

Kamu mulai berubah.
Kamu ingin aku bahagia
Tapi sikapmu yang membuat aku terluka.
-Natasya Kayla Andrean-

***


Dalam perjalanan pulang dari rumah Rizal, Nata ingin kembali ke sana lagi, menjadi bagian dari sana dan tidak mau memelihara luka.

"Capek ya? Tidur aja tapi pegangan"

Nata mengangguk yang dilihat dari spion oleh Rizal. Nata menyenderkan kepalanya ke bahu kiri Rizal dan mulai terlelap.

Adzan maghrib berkumandang di suatu daerah, Rizal memberhentikan motornya di halaman masjid.

"Bangun, maghrib dulu yuk?" Rizal menggerakkan bahunya, berharap Nata terbangun.

"Eh, iya" Nata membuka matanya dan melepaskan helm.

Mereka melepas penat cukup lama di masjid itu, bahkan sampai makan di warung depan masjid.

"Capek ya Zal?" tanya Nata dengan memasukkan makanan ke mulutnya.

"Hehe gakpapa lah" jawab Rizal.

Setelah selesai dan dirasa cukup, kondisi tubuh fresh lagi, mereka melanjutkan perjalanan yang kurang lebih 2 jam lagi.

"Aku boleh, menetap di rumahmu suatu saat?" tanya Nata tiba-tiba. Lebih tepatnya, itu suatu kode untuk diterima sebagai bagian dari kehidupan Rizal.

"Boleh banget laa" jawab Rizal girang. Nata mengeratkan pegangannya dan mulai menutup matanya lagi.

Kira-kira pukul 9 malam, Nata dan Rizal sampai di rumah. Rizal diminta untuk menginap di rumah saja, tapi dia menolak. Rizal hanya tidak mau menjadi omongan negatif tetangga.

Setelah cukup beristirahat di rumah Nata, Rizal kembali melanjutkan ke rumah Budhenya untuk tidur dan besok kembali ke kotanya lagi.

"Aku ke rumah Budhe ya, besok kalo mau pulang aku pamit ke kamu kok" janji Rizal dengan kedua tangannya memegang pipi Nata. Nata mengangguk dan memajukan bibir bawahnya.

"Hati-hati"

-JATUH-

Nata membersihkan rumah. Menyapu rumah, mengepel, mencuci baju, menyapu halaman dan mandi. Setelah mandi, dia ke rumah Budhenya yang di belakang rumahnya untuk sarapan.

"Pulang jam berapa Nat?" tanya Budhe.

"Jam 9 Budhe" Nata mengambil nasi dan lauk pauk dan duduk di ruang makan untuk sarapan.

"Rizal? Nginep di sini?" tanya Budhe lagi dengan melanjukan sarapannya.

"Enggak. Rizal pulang ke rumah Budhenya"

"Nataaaaa" seru simbah dari rumah depan(rumah yang ditempati Nata)

"Iyaaa" jawab Nata

"Ada Rizal di depan" kata Simbah setelah Simbah ke ruang makan rumah Budhenya.

Nata menyelesaikan makan, meminum segelas air putih dan membuatkan teh untuk Rizal.

"Udah lama? Aku baru selese sarapan. Ini di minum" Nata menawarkan makanan ringan yang dibawa dari rumah Rizal dan teh manis anget.

"Baru kok, makasih calon" goda Rizal. Nata tersenyum malu.

Terlihat di rumah sederhana itu, Nata dan Rizal menghabiskan waktu seharian untuk bercengkerama. Bukan jalan ke kota atau ke tempat wisata, mereka sengaja menghabiskan waktu di rumah saja. Rizal memang idaman.

Jatuh ( C O M P L E T E D ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang