Biarkan 2

2.9K 71 0
                                    


Sudah diedit
Selamat membaca

***

Hakikat dari mencintai, membiarkan.
Bukan melupakan.
Merelakan bukan memaksakan.
-Natasya Kayla Andrean-


***


Semalam, tidur Nata penuh mimpi. Mimpi yang dulunya nyata sekarang kembali menjadi bunga tidur saja.

Nata dibangunkan alarm. Dirinya bangun lebih pagi dengan alasan belajar untuk ulangan nanti.

Nata mengambil buku, berdoa dan memulai belajar. Baru 10menitan Nata fokus belajar, pesan masuk berbunyi.

Sial! Siapa sih! Masih pagi juga. Ganggu! rutuknya di dalam hati. Walaupun demikian, Nata tetap mengintip pesan itu, bahkan membalasnya.

Pagi Nat, maaf masih pagi banget ganggu kamu yaa. Cuman mau ngajak berangkat bareng aja. Mau?

Kalian bisa tebak, siapa yang kirim pesan itu? Bukan Akas! Ya! Dia Tama.

Boleh kak. Jam berapa?


Jam 6 udah di halte ya? Ntar aku yang nyamperin kamu

Siap!!


Setelah selesai berpesanan dengan Tama, Nata melanjutkan belajarnya. Dirinya memaksakan diri untuk tidak mengingat kejadian yang lalu. Nata hanya ingin fokus dengan studinya.

Setelah satu jam Nata belajar, kumandang adzan subuh terdengar. Bergegas dirinya mengambil wudlu untuk menunaikan ibadah.

Dalam doanya kali ini, sangat singkat. Nata meminta dilebih baikkan segalanya dari hari sebelumnya.

-JATUH-

Pukul 05:55

Nata keluar rumah.

Jarak rumah dengan halte cukup ditempuhnya 5menit. Nata sudah sampai halte dan dirinya mencari sosok lelaki yang sempat membuat janji. Tidak lama kemudian, Tama terlihat berjalan dari jalan arah rumahnya menghampiri Nata di halte.

"Hai Nat, udah lama nunggu yaa. Maaf".

"Hah? Enggak kok kak. Baru duduk juga. Hehe" Nata tidak pernah absen memberi cengiran khasnya. Katanya lo yang nyamperin gue. Ah bullshit

"Kamu kemarin kenapa? Curhat kek" Tama mengelus kepala Nata dan it's membuat Nata sempet luluh. Nata paling tidak bisa untuk diperlakukan dengan manis seperti itu.

Tangan Nata menyingkirkan tangan Tama dari kepalanya

"Gapapa kok kak. Kan udah cerita. Ya, cuman dikit sakit hati laah" jelas Nata.

"Haha, ngapain juga sih kamu tangisin dia? Dia ngasih makan kamu? Dia nyekolahin kamu? Gak kan? Gak guna kamu tangisin dia Nat" nasehatnya.

Dari kejauhan, bus yang mengantar mereka sekolah mulai mendekati mereka.

"Eh iya kak, yaudah yuk berangkat. Udah ada bus tuh" Tama melihat ke arah datangnya bus dan berdiri. Tangannya menggapai tangan Nata membantu Nata beranjak dari duduknya.

Nata dan Tama duduk bersampingan. Hati Nata mulai tidak karuan, bagaimana tidak, jika di lihat dari segi cewek umuran Nata, dan jika Tama mengizinkan, pasti banyak yang naksir padanya.

Ya Tuhaan, sempurnanya ciptaan-Mu. Jangan jatuh cintakan hatiku kepadanya. Jangan biarkan aku dikalahkan sendiri oleh rencanaku. Nata memandang wajah diam Tama.

Jatuh ( C O M P L E T E D ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang