Bersama

2.2K 75 0
                                        


Sudah diedit
Selamat membaca

***

Karena bersamamu, duniaku bertambah satu. Yaitu KAMU
-Natasya Kayla Andrean-

***


Hari selanjutnya, pagi-pagi sekali. Nata mendapatkan pesan singkat dari Rizal.

Keluar ya, aku udah di depan. :*

Nata yang baru bangun, bahkan bau iler merasa shock dan malu dengan keadaannya sekarang.

Aku belum cuci muka. Malu lah

Nata membalas pesan Rizal dan memastikan Rizal benar di depan dengan mengintip lewat jendela kamarnya.

Ehbuset!! Jam setengah 6 udah di depan. Mau ngajak jalan kok pagi banget batin Nata.

Dari pandangannya, Rizal duduk lengkap dengan pakaian joggingnya. Kaos oblong putih lebar dilubang ketiaknya, celana pendek selutut dengan warna senada, sepatu kets yang menutup kakinya, dan anduk kecil dikalungkan ke leher jenjangnya.

Terlihat di sana, Rizal menyapa ramah tetangga sekitar yang sedang lari pagi. Rizal mengetikkan pesan.
Beberapa saat kemudian.

Kring!
Handphone Nata berdering.

Keluar lah. Gapapa e

Tanpa membalas pesan Rizal, Nata melangkah membuka pintu rumah ceklek ceklek.

"Pagi. Mau cari siapa Mas?" Nata bercanda dengan sesekali tangannya menutup mulutnya karena menguap.

"Mau cari yang bau iler Mbak haha" balas Rizal bercanda.
Nata mengucek matanya dan melihat keadaan dirinya sendiri pagi itu. Jarinya menarik ujung baju tidur dan kepalanya menunduk malu.

"Gini kan, cantiknya natural lho" ucap Rizal tulus. "Tapi sayang, Bau" sambung Rizal dengan memamerkan deretan giginya.

Nata memanyunkan bibirnya.
"Makanya, kalo kesini kira-kira aku udah mandi. Paling enggak ya cuci muka. Ayok masuk"

Rizal mengikuti Nata masuk ke ruang tamu.

"Cepetan cuci muka. Mau ikut lari pagi kan?"

"Mager lah Zal" Nata duduk malas di sofa.

"Yaudah aku tinggal ya" Rizal beranjak dan bersiap untuk lari pagi sendiri.

Nata yang melihatnya, ada rasa ingin bersama. Ada rasa tidak rela membiarkan Rizal menghabiskan waktu sendirian. Karena Nata tau, waktu Rizal tinggal hari ini saja di kotanya.

"Aku ikut," Nata menarik tangan Rizal yang sudah membalikkan diri dari Nata. Merasakan tangannya ditarik dari belakang, Rizal membalikkan badan lagi dan menghadap Nata.

"Mau ikut?" tanya Rizal. Nata mengangguk dan beranjak untuk cuci muka.

Setelah itu, Nata memakai kaos kaki dan sepatu. "Ayok!" ajaknya semangat setelah selesai mengikat sepatu dan berdiri merapikan bajunya yang sempat melipat dan mengikat rambut panjangnya kuncir kuda.

Apa yang dilihat orang lain, dan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka? Ya! Nata Rizal sangatlah cocok.

Mungkin, untuk mereka remaja seumurannya, akan iri melihat mereka berdua.

Nata Rizal berlari bersampingan. Sering Nata berhenti untuk melepas lelah, dan Rizal rela menungguinya.

Cukup lama mereka lari pagi, akhirnya perut Rizal berontak dan ingin segera di isi.
"Sarapannya dimana? Lapeeer" ajak Rizal manja.

Jatuh ( C O M P L E T E D ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang