Facebook

1.8K 47 0
                                        


Sudah diedit
Selamat membaca

***

Maafkan aku, orang-orang terdahulu lah yang membuat aku menjaga jarak denganmu
-Natasya Kayla Andrean-

***

Cukup lama hati Nata kosong setelah Rizal memilih pergi. Nata juga lebih nyaman sendiri. Sesekali, dia masih melihat sosial media Rizal. Di sana, sudah tidak ada aktivitas lagi mengenai cewek Rizal yang dulu sempat membuat Nata terbakar api cemburu. Cemburupun Nata tidak berhak.

Nata menjalankan hari-harinya dengan normal. Seperti teman-teman yang lain. Pikirannya hanya sekolah, main, makan, tidur tidak lagi tentang pacar. Nata bahagia, karena Tuhan memberikan kesempatan untuk menikmati masa muda yang begitu banyak kisah. Nata ingin, di ke depannya, tidak lagi merasa kisah seperti dahulu. Jika menemukan yang cocok, semoga berlangsung hingga halal.

Nata membuka tasnya. Sudah menjadi tradisi, 2minggu sebelum UAS, semua guru mata pelajaran pasti mengambil nilai dari ulangan harian. Jadi, bisa dipastikan, ulangan seperti 1 bulan sendiri.

Nata menyempatkan belajar, sebelum bel masuk dibunyikan. Semalam, Nata belajar dengan serius dan yakin pasti bisa mengerjakan dengan mudah. Suasana kelas juga tidak seperti biasanya, semua diam duduk di bangku masing-masing, membaca buku pelajaran, di samping kanan atau kiri bahkan di tangan mereka, tidak luput dari benda kecil yaitu handphone.

5 menit pertama, pandangan mata memang fokus ke buku, tapi setelah itu, karena pesan atau yang lebih menyebalkan, karena pikiran setan, untuk membuka handphone, semua murid berangsur-angsur balik fokus ke handphone masing-masing.

Seperti Nata. Sekarang, dia sedang asyik membuka facebooknya. Membaca notif yang sudah banyak, membaca pesan dari cowok-cowok yang tidak dikenalnya.

Pandangan Nata tercuri oleh satu pesan dari Ifan. Nata berpikir keras untuk mengingat segala hal tentang nama dia, tapi ingatannya tidak berhasil. Nata rasa memang belum pernah berjumpa dengan Ifan.

Nata?

Pesan itu singkat. Maksudnya Bertanya, memanggil, atau memastikan bahwa itu Nata atau bukan, Nata tidak tahu.

Sebelum Nata membalas, dia lari ke profil Ifan terlebih dahulu. Membaca semua tentang Ifan, terkuak jika Ifan satu SMP dengannya. Tapi Nata merasa tidak pernah kenal, berpapasan ke kantin, perpus, upacara atau acara lain yang diadakan sekolahan, Nata tidak pernah melihatnya.

Lalu, Nata melihat beberapa foto yang terpampang di sana. Nata juga tidak pernah melihat tampang seperti itu di SMPnya. Ah, mungkin dia kakak kelas. Nata rasa.

Nata membalas pesan Ifan

Iyaa, ada apa?

Karena bel masuk sudah berbunyi, Nata menutup fbnya, menaruh handphone dan buku ke dalam tas, dan mempersiapkan alat tulis untuk ulangan kali itu.

Nata mengerjakan ulangan sendiri, tanpa bekerjasama dengan teman yang lain atau mencontek jawaban. Nata selalu berusaha mengerjakan soal-soal sendiri, berdasarkan pengetahuan yang telah diterimanya.

Nata tidak mempermasalahkan nilai, yang terpenting Nata paham dengan apa yang diajarkan. Soal nilai? Jika dia bisa, nilai nembawa rupa.

Jatuh ( C O M P L E T E D ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang