Sekejap

4K 113 7
                                        


Sudah diedit
Selamat membaca

***

Aku mohon, jangan mengganggu ketika aku berusaha berjalan mundur darimu.
-Natasya Kayla Andrean-

***

Nata dan Shaila berjalan menuju  gerbang untuk pulang ke rumah masing-masing.

Mereka  menunggu bus di halte yang sesuai tujuan alamat rumah mereka. Seringkali komentar tentang pengguna jalan keluar dari mulut mereka terutama masalah cowok STM.

"La, Kalo gua jadian sama anak STM menurut lu gimana?" Nata melontarkan pertanyaan ke Shaila.

"Ha? Liat deh Nat, kakak kelas kita yaAllaaaaah, uuhh" Shaila sibuk memperhatikan kakak kelas yang telah menjadi pujaan hatinya sejak kelas 10.

"Hiiiihh Shailaku sayaaang, kok malah merhatiin kak Adi sih! Gua lagi minta saraaan juga! Lagian lu juga udah punya anak penerbangan. Setia dong. Moveon dari kak Adi!" Nata ngambek.

"Hahaa, sori sori. Abis tadi kak Adi mengalihkan pandangan plus fikiran sih, jadi ya gua nyuekin lu. Lu kan tau Nat, gua udah lama ngefans sama kak Adi. Gua tetep setia sama calon pilot kok. Maaf yeee" bujuk Shaila sambil memeluk Nata yang masih menekuk muka.

"Tadi lu ngomong apa? Ulangiiiinn" pinta Shaila karena Nata masih ngambek gara-gara sikapnya.

"Gak. Gak Mau. Gua udah gak mood"

"Halah, segitu ae ngambek Nat, gua udah minta maaf" sesal Shaila memandang muka Nata, yang dipandang malahan senyum-senyum menahan tawa melihat polah Shaila meminta maaf.

"Tadi gua nanya, Kalo gua jadian sama anak STM menurut lu gimana?" Nata mengulang pertanyaan dengan Nata sedikit kesal.

"Ups! Jangan bilang lu lagi deket sama anak STM. Lu baru kemarin putus Nat."

"Ya gua juga tau kali! Gua kan cuman mengandai-andai jadian sama anak STM."

"Kalo menurut gua si gakpapa, terserah lu yang penting bahagia. Tapi inget, kalo dikecewain udah tau rasanya kan?" Nasehat Shaila memang benar, tapi juga menyakitkan. Nata tersenyum.

"Pulang yuuk, udah ada bus tuh" ajak Shaila.

"Iya" Nata dan Shaila berjalan menghampiri bus tetapi saat itu juga, pemilik motor dan motornya memotong jalan mereka berdua dan ketika dikenal, ternyata seseorang itu mantan Nata, Akas.

Nata melongo sampai-sampai Shaila menggerakkan tangannya di depan wajah Nata, tetapi dirinya masih sama diam saja.

"Nat, Nat, Nataaaaa! Kesambet setan aula apa gimana woy! Ada Akas juga" Shaila menyadarkan Nata, sedang Akas hanya tersenyum melihat Nata seperti patung.

"Oh I-iya. Eh, H-hai kas. Apa kabar?" Itu yang keluar dari mulut grogi Nata. Apa kabar? Pertanyaan konyol yang pernah ada, baru setengah hari ga ketemu, kaya udah puluhan tahun sampai harus nanya kabar.

Shaila geleng-geleng kepala, melihat itu semua. "Lu kayak ber abad gak ketemu Akas, Nat sampe-sampe nanya kabar. Biasa aja keles. Gak usah grogi"

"Hehe" Nata tersenyum manis seunyu mungkin.

"Hai La, gua boleh ngajak Nata pulang bareng? Gua kangen sama sahabat lu" modus Akas lewat Shaila. Padahal ia sadar, dirinya sudah menyakiti Nata sebegitu teganya.

"Jangan! Nata pulang bareng gua. Lu ngapain kangen Nata? Lu udah nyakitin dia, lu mau nambah nyakitin lagi? Cowo macam apa si? Nyia-nyiain Nata yang udah pasti sempurna!" tolak Shaila yang lebih mendekati melarang itu mengubah raut wajah Nata menjadi cemberut.

"Ayolah La, kali ini aja" rengek Akas.

"Boleh ya Laa?" Nata ikut memohon-mohon. Karena Shaila sayang Nata, dirinya tidak tega melihat Nata sedih, akhirnya menganggukkan kepala sebagai tanda Iya.

Dalam hati Shaila, dirinya juga tau kalo rasa yang diberikan Nata untuk Akas belum sepenuhnya hilang. Dia sadar, Nata masih butuh waktu bersama Akas. Nata masih sayang Akas begitupun sebaliknya.

"Makasih ya Shailaku sayang, lu hati-hati yaaa. Gua duluan gapapa kaan?" pamit Nata diikuti gerakan naik ke motor Akas.

"Kita duluan ya La, makasih udah ngijinin gua" pamit Akas juga.

"Iya iya. Awas lu macem-macem, nyakitin hati Nata lagi." ancam Shaila yang berhasil membuat Akas nge-gas motor dan cabut dari situ.

-JATUH-


Di tengah perjalanan..

Kedua sejoli itu nampak canggung.

Nata memulai pembicaraan.

"Akas kenapa tiba-tiba jemput Nata? Gak ngabarin lagi."

"Akas kangen sama Nata." jawab Akas singkat.

"Baru juga setengah hari gak ketemu Kas. Biasanya juga kan gini"

"Biasanya kan kalo pagi bareng kamu, tapi pagi tadi enggak. Sepi Nat, gak ada yang minta ngebut karena takut telat" ledek Akas sambil terkekeh yang berhasil membuat Nata merasa tersindir.

Nata menutup matanya, menikmati angin sore yang menerpa wajahnya.
Cukup lama, Nata mulai bicara lagi.

"Jadi, kita beneran putus kas? Kok sikapmu gini? Aku udah mau belajar tanpa kamu, tiba-tiba kamu dateng lagi." Nata bertanya jujur berdasar apa yang dirasakan kalo hubungan mereka diliputi keanehan.

"Hmmm, iya. Kita beneran putus Ta, maafin Akas. Tapi tadi Akas beneran kangen Nata. Jadi, Akas kasih surprise nge-jemput Nata. Nata gak suka ya?" sangat lembut. Lembut sekali, Akas berkata kepada Nata. Seolah dirinya tidak ingin kehilangan Nata.

"Yaudah gakpapa Kas. Nata masih sayang Akas."

"Iya Ta, Akas juga."

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di rumah Nata. Nata turun.

"Masuk dulu Kas." tawar Nata dengan maksud bisa mengobrol barang beberapa menit.

"Iya makasih Ta, tapi Akas udah capek. Mau cepetan nyampe rumah, istirahat. Maaf ya, kapan-kapan aja." tolakan halus yang sesungguhnya melukai hati Nata lagi.

"Yaudah gakpapa, hati-hati Kas. Selamat istirahat."

"Iya, kamu juga selamat istirahat Ta"

Akas mulai meninggalkan jalan depan rumah Nata.
Nata melaimbaikan tangan.

Nata melepas sepatu, membuka pintu dan masuk rumah. Nata melempar tas ke atas kasur dan merebahkan diri di samping tas nya itu.

Terimakasih, Tuhan. Semoga semuanya kembali baik-baik saja. Nata membatin.

10menit selanjutnya..

Nata membuka handphonenya, dia kaget tidak percaya. Air matanya jebol untuk keluar. Dirinya membaca pesan

Maafin aku Ta, anggep aja tadi gak pernah ada. Anggep aja tadi kita gak ketemu. Aku udah nyadar, kalo aku harus benar-benar jauh dari kamu
-Akas.

Dor! Akas berkali-kali menembak hati Nata dan membuatnya terluka berlumuran darah. Nata mentertawakan pesan singkat, kejadian tadi dan kata-kata tadi di sepanjang jalan. Ternyata semuanya bohong? Bullshit?

Nata sadar,

Seorang laki-laki tidak akan merasa cukup untuk membuat hati perempuan sakit sebelum berkali-kali.

Nata menangis lagi, dan merasa dirinya tak sepantasnya mencintai seorang lelaki lagi.

-JATUH-

Part ketiga!
Terimakasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typo.

Vomment :)

Jatuh ( C O M P L E T E D ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang