Curhat

1.4K 36 0
                                    


Sudah diedit
Selamat membaca

***

Biarkan aku membuka yang selama ini kupendam.

Biar tidak menjadi dendam.
-Gentar Alandra-

***


Aku bingung dengan perasaanku sendiri.
Mendengar ceritamu dan dia lagi,
Rasanya aku ingin bunuh diri
Maaf, aku yang pintar bermain peran
Aku hanya tidak mau dibilang pecundang
-Natasya Kayla Andrean-

***


Pekerjaan Nata selama liburan ya cuma tidur, bangun, makan, mandi, nonton tv dan selalu bermain sosmed. Jika Azka tidak mengajaknya keluar.

Alkhamdulillah, Nata mulai bisa menerima Azka menjadi temannya. Eh bahkan Nata mulai cinta. Dia nyaman dengan Azka. Tapi ya gitu, mereka tidak bisa lebih dari teman. Gini ceritanya.

Siang hari itu, Azka ke rumah membawa gitar. Dia seperti pengamen, menyanyi di depan pintu yang masih tertutup. Karena Nata takut sang pengamen macam-macam, makanya Nata tidak berani keluar untuk memberinya sedikit uang.

Azka mulai capek karena Nata masih tidak juga keluar. Akhirnya Azka jujur.

"Gue Reyvaldi Azka Adrian. Lo gak keluar juga?!" teriak Azka.

Mendengar pernyataan itu, Nata kaget dan terburu-buru membuka pintu. Memang, berdiri Azka dengan celana jeans hitam pendek, kaos putis polos, dengan tangan membawa gitar.

"Sorry, gue kira lo pengamen. Kan takut kalo gue diculik. Ntar lo kehilangan gue lagi" ucap Nata sembari melebarkan pintu dan mempersilakan Azka untuk masuk.

Seperti biasa, mereka duduk berdua di sofa. Tapi posisi duduk mereka sekarang lebih dekat. Tidak seperti awal bertemu. Nata dan Azka juga sering menghabiskan waktu bareng. Bahkan Azka rela nganter Nata pagi buta ke Bogor demi menemani Nata datang ke acara idolanya.

"Mana ada pengamen ganteng, bersuara emas kayak gue" kata Azka sembari mengangkat kaki kanannya ke atas kaki kiri, yang membuat dirinya terlihat gagah sekali. Membuat Nata yang jelas semakin jatuh hati.

"Nyanyi yookk. Gue maen gitar. Pengen denger suara lo" ajak Azka. Nata sedikit ragu-ragu untuk mengabulkan permintaan Azka itu. Dia malu jika nanti suaranya tidak bagus, di depan Azka pula. Nata jelas grogi dong, mengatur napas dan detak jantungnya.

"Ah kebanyakan mikir lo" Azka mulai memetik gitarnya. Lambat laun, terdengar suaranya lirih tapi merdu dan patah-patah yang menggoda siapa saja ingin berduet dengannya.

Tetaplah bersamaku,
Jadi teman hidupku....

Nata menyambungnya.

Berdua kita hadapi dunia,
Kau milikku ku milikmu

Suara mereka terdengar sama, romantis, membuat sang penulis berhasil nostalgia -_-

Kita satukan tujuuu.
Bersama arungi derasnya waktu.

Lagu telah selesai mereka nyanyikan. Azka meletakkan gitarnya bersender tembok di samping sofa. Lalu Azka menghadap ke Nata. Nata melihat itu, kembali grogi, dia malu. Sumpah beneran maluuu, ah kalian tidak tahu rasanya :D

Jatuh ( C O M P L E T E D ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang