Perlahan

2K 46 0
                                    


Sudah diedit
Selamat membaca

***

Kamu perlahan menghilang,
Aku perlahan dibuat melayang,
Oleh Dia yang datang.
-Natasya Kayla Andrean-

***


Nata membalas pesan Rizal, setelah semalam tidur dan mengabaikan pesan Rizal,  memaki-maki Rizal. Rizal yang serba salah. Rizal yang tidak peka, Rizal yang segalanya menyebalkan!!!

Di balik sana, di tempat tidurnya, sembari berbaring, Rizal ketawa penuh kemenangan. Rizal merasa dirinya dibutuhkan. Rizal jago menghadapi sifat kekanakan Nata, dia menghadapinya dengan tenang.

Mau aku telf e sayang? Yaaa?

Nata melebarkan bibir, memamerkan deretan giginya tanpa bahagia. Nata ingin mendengar suara Rizal, tapi Nata juga tahu sikon di dalam bus. Pasti semuanya akan heboh.

Jangan sayang.
Kalo udah di rumah aja.
Aku udah mau deket tempat futsalmu ini.


Tapi aku lagi di sekolah sayang


Oiya. Yaudah.


Nata sedikit kecewa memang. Dia ingin segera bertatap muka dengan Rizalnya, dia ingin menghabiskan waktu mereka kembali.

Beberapa jam lagi, Nata lewat tempat futsal Rizal. Nata memasuki kota Rizal, mungkin juga suatu saat di masa depan, akan menjadi kotanya. Nata fix mencintai Rizal sepenuh hati dan tidak berniat meninggalkan jika tidak ditinggalkan terlebih dahulu.

Di sekolahan sana, Rizal ingin sekali izin pulang lebih cepat dan menemui Nata di depan tempat futsalnya. Paling tidak bertatap muka lewat kaca.

Di bagian bangku belakang bus, 3 bangku di belakang Nata, duduklah pasangan romantis bin sosweet Gina dan Gentar. Nata sempat berpikir negatif kepada mereka. Perjalanan dari Bali ke kotanya kan cukup jauh, semalam berhari-hari duduk bersampingan? Ah sudahlah. Mereka tahu Allah, Allah tahu mereka. Semoga baik-baik saja.

Rizal keluar kelas, ke guru piket tapi Rizal tidak mendapat izin. Maklum lah, dia masih banyak tugas yang harus di selesaikan tentang teknologinya. Rizal hanya bisa meminta maaf dalam hati ke Nata, yang diharapkan Nata bisa mengerti keadaannya.

"Nungguin Rizal lu Nat? Dari tadi gue lihat tu mata melek terus" Gentar mencibir Nata.

Nata menengok ke belakang ke bangku Gina Gentar, Gina berbaring di atas paha Gentar, mungkin pusing atau ya memang pusing. 

"Iya, sapa tahu bisa liat" Nata mengikat rambut membentuk kuncir kuda. Greg!! Hati Gentar mengembang melihat Nata merapikan rambutnya seperti itu. Gentar mengagumi Nata seketika tanpa di ketahui Ginanya dan Nata. Nata kembali melihat jalanan di sampingnya.

Gentar gelisah. Gentar menatap Gina yang sedang menutup mata di pangkuannya. Gentar masih sangat menyayangi Gina, tapi memang akhir-akhir, mereka di rundung masalah yang diketahui oleh mereka saja. Gentar mengusap rambut Gina, Gina membuka mata.

"Eh maaf, jadi bangun. Masih pusing?" tanya Gentar lembut.

Gina bangun dan memosisikan diri menjadi duduk. Gina menggeleng, dan meminta minum dengan isyarat tangan. Gentar mengambil aqua dan meminumkannya ke Gina.

Jatuh ( C O M P L E T E D ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang