Sudah diedit
Selamat membaca***
Aku bahagia, kita bersama.
Aku pun terluka ketika melihat kau dengannya.
Dan aku harus menerima kesekian kalinya.
Ternyata kau pun sama.
-Natasya Kayla Andrean-***
Sejak beberapa hari lalu, pernyataan sistem pertembakan yang dinyatakan Tama itu, Nata kalang kabut. Nata tidak dapat membohongi diri sendiri bahwa dia cinta. Nata mengaku kalah perlahan dengan rencananya itu.Jika Nata benar-benar berniat menyakiti Tama, dia tidak membutuhkan waktu yang lama. Dan entah sejak kapan, Nata berani memulai chat duluan. Bahkan setelah jalan beberapa hari ini dan sama sekali belum menjawab rasa yang Tama berikan, Nata berharap Tama mempertanyakan lagi.
Harapan Nata tidak terbalas, karena sejak hari itu, sejak Tama menyatakan perasaannya, mereka tidak pernah bertemu lagi. Chat Nata saja diabaikan. Nata rindu pesan singkat yang membuat hati Nata mak tratab untuk kebahagiaan atau ke khawatiran yang Tama berikan.
Nata berangkat sendiri dan pulang bareng Shaila. Bukan Tama lagi. Lebih menyebalkan lagi, saat Shaila bertanya banyak hal mengenai Tama, karena Nata juga bingung kenapa Tama tiba-tiba menghilang.
Seperti pagi biasanya, Nata berjalan menuju halte. Nata mencari-cari sosok yang berhasil membuat dirinya kalah dengan rencananya. Nihil. Nata mengetik pesan dan terkirim. Kepada Tama.
Kakak gak kangen ke aku? Kok ngilang? Nata udah di halte loh. Sengaja lebih pagi biar ketemu kakak
Itulah sisi Nata yang sebenarnya jika dirinya sudah dirundung cinta. Menjadi lebih manis, lebih lembut, lebih berani memulai. Nata tidak pernah jaim masalah cinta. Jika Nata cinta, dia ungkapkan.Mungkin Allah mengabulkan permohonannya, tidak ada hujan tidak ada angin, yang ada balasan dari Tama.
Haha, ga ngilang kok. Cuman lagi sibuk aja. Ini bentar lagi nyampe halte. Tunggu yaa
Nata lega. Paling tidak, Tama masih mengingatnya, walaupun mungkin sudah lupa dengan perasaannya.
Dari kejauhan, Tama melambaikan tangan dan menunjukkan deretan giginya ke Nata. Sedang Nata hanya tersenyum.
"Pagi cantik, kamu kangen yaa sama aku?" ledek Tama saat baru sampai di samping Nata sembari tangannya mengelus ubun-ubun Nata yang ditutup krudung. Nata yang ditanya seperti itu langsung memerahkan pipi, tanda malu.
"Ah, gak kok kak. Biasa aja" Nata langsung memalingkan muka dari Tama.
"Maaf deh, akhir-akhir ini gak ada kabar" Tama meminta maaf, padahal Nata juga sebenarnya tidak mempunyai hak untuk memaksa Tama memberi kabar setiap waktu. Kan Nata bukan siapa-siapa Tama.
"Tapi seharusnya kan ngabarin, gini kan jadinya Nata takut kakak sama yang lain" Nata berkata ketus dan keceplosan. "Eh"
"Apa? Ulangi? Gak denger" Tama menanyakan ulang Nata ngomong apa.
"Enggak. Berangkat yuk kak" Nata langsung naik bus untuk melupakan Tama dari perkataannya tadi.
"Tadi apaan Nataaa?" rengek Tama mengekor Nata naik bus.
"Bukan apa-apa"
-JATUH-
Yang namanya roda kehidupan berputar memanglah benar. Seperti saat ini saja, Tama bersikap biasa sedang Nata bersikap mulai cinta. Mungkin Tama kecewa dengan Nata yang tidak kunjung membalas rasanya tapi dibalik itu, Nata menunggu pertanyaan Tama lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh ( C O M P L E T E D )
Novela JuvenilApakah kamu pernah berfikir, kenapa Tuhan hadirkan kamu dalam hidupku? Kenapa kamu, memilih aku untuk kamu cintai? Kenapa kamu, bersamanya terlebih dahulu dan seringkali membuat aku iri hati? Apakah kamu yakin, aku bukan pelarianmu sesaat? Apakah ka...