Mengalah

1.8K 45 0
                                    


Sudah diedit
Selamat membaca

***

Biarkan aku yang mengalah.
Membiarkanmu bahagia bersamanya.
Kamu menyebut aku kalah.
Sedang kamu tak pernah merasa bersalah.
Dan hadirnya membuat aku terluka.
-Gentar Alandra-

***


Flashback masalah Gina Gentar.

Pagi hari, sebelum bel masuk berbunyi, anak yang masuk pun baru beberapa biji, di pojokan kelas ramai dengan curahan hati.
Gina bercerita dengan antusias, Gina menceritakan semua yang dia simpan sendiri. Gina menceritakan seolah dia tidak bersalah.

"Gimana ya Laa? Gue binguung" Gina meminta saran ke Shaila yang nyatanya hanya mereka berdua yang saat ini di dalam kelas.

"Ya gimana? Cerita dari awal dong" pinta Shaila.

Gina memikirkan bagaimana dan mulai darimana dia menceritakan masalahnya.

"Tapi lo janji, jangan bilang ke siapapun yaa, termasuk Gentar." pinta Gina sebelum dia memulai ceritanya.

"Jadi ginii...." Gina menggantungkan kata-katanya, pandangannya menyebar ke segala penjuru kelas, ke pojokan kelas, ke pintu, ke halaman depan kelas, memastikan tidak ada yang mendengar curhatannya dengan Shaila.

"Dia pernah minta gue jadi pacarnya, dia temen smp gue. Tapi dulu dia culun, gue gak suka. Jadi ya, gue gak terima dia lah" sambung Gina setelah meyakinkan jika hanya ada dia dan Shaila saat itu.

"Jangan pake inisial 'dia' deh. Gue sulit mencerna, takut nanti keluarnya susah haha" jawab Shaila malah membuat lawakan. Dikira dianya Gina itu ee kali wkwk.

Gina menghela napas pelan, "Oke. Namanya Azar. Sekarang Azar banyak berubah La, tambah tinggi, tambah ganteng, tambah perhatian ke gue La. Tapi Azar tahu, gue udah sama Gentar."

"Sekarang lo sama Gentar gimana?" Shaila menanyakan ke Gina.

"Ya kaya yang lo liat, Gentar masih baik ke gue La, tapi ya gitu. Chat jarang, Gentar sibuk organisasi." Gina membuka hp dan membalas chat dari Azar.

Memang sebagian besar wanita, sulit menerima kesibukan prianya. Di pikiran seorang wanita protect, dunia prianya hanyalah miliknya. Padahal, seorang pria juga memiliki dunia sendiri, dengan organisasi, teman-temannya, hobinya, bahkan game ataupun anime kesukaannya. Untuk pria semacam itu, dia butuh pengertian wanitanya.

"Nih La, Azar perhatian banget kaan? Gue sakit, dia beliin obat terus nganter ke rumah gue La. Tapi Gentar, cuman bilang 'GeWeeS' doang." sifat perempuan mulai memenuhi benak Gina,yaitu membanding-bandingkan.

Shaila membaca history chat Azar di handphone Gina. Dalam hati Shaila, ada rasa kasihan ke Gentar. Bagaimana bisa, seorang wanita mudah menduakan Gentar? Bahkan semua itu tanpa diketahui Gentar. Ya, sisi Shaila sekarang, sebenarnya menyalahkan Gina. Gina mudah sekali berbalas chat dengan sapaan 'sayang' saat Shaila tahu, Gentar sibuk dalam organisasinya. Bisa jadi juga, masuk ke organisasi itu, Gentar dengan berat hati dan selalu ada Gina di dalam pikirannya.

Shaila teringat saat itu, Nata hendak rapat pemilihan pengurus OSIS baru karena Nata anggota MPK, Nata diajak Gentar untuk ke aula bareng yang diketahui Gentar masuk organisasi osis baru. Sebelum Gentar bersiap diri, dia sibuk meyakinkan Gina jika dirinya bisa tetap menomorsatukan Gina daripada organisasinya.

Jatuh ( C O M P L E T E D ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang