Kok?

1.5K 44 0
                                    


Sudah diedit
Selamat membaca

***

Kalian harus hati-hati jika curhat ke seseorang.
Takutnya kayak aku, berawal dari curhat, terus nyaman.
Eh akhirnya pengen berjuang.
-Gentar Alandra-

***


Tidak mungkin.
Dia masih menyayangimu.
Aku hanya tidak mau
Menyakiti wanita yang dulu kamu perjuangkan.
Bahkan sekarang dia berusaha membuatmu sayang.
Aku takut, disebut perusak hubungan orang.
-Natasya Kayla Andrean-

***


Biar aku menunggumu
Sampai kamu kembali lagi
Ke pelukanku
-Reyvaldi Azka Adrian-

***

Permintaan Gina yang membuat Nata harus berhasil mengabulkannya, banyak menyita waktu dan pulsa demi lebih dekat dan lebih membuat Gentar mau curhat dan bercerita semuanya.

Jahat atau tidak, Nata berniat membuat Gentar lebih dekat(mungkin juga sampai jatuh cinta), biar nanti Nata lebih mudah memberi nasehat ke Gentar.

"Jalan yok? Bentar lagi lo kan pulang" suara memelas terdengar dari bibir Azka yang selalu menarik-narik tangan Nata seperti anak kecil meminta permen dan harus diberi.

"Mager atuh kang. Ndiri aja deh sana" jawab Nata malas. Nata sedang pusing juga, menjadi penyatu dua orang yang tenggelam dalam seteru. Nata bingung mencari cara harus bagaimana. Nata tidak pernah main-main jika diminta pertolongan.

Tangan Nata mengambil selembar kertas dan pulpen, tangannya menari di atas lembar putih mengisi ke kotoran. Nata menulis rumus untuk keluar dari masalah(gak ding bercanda).

Azka memanyunkan bibir bawahnya dan berdiam, dia hanya mengikuti gerakan tangan Nata di atas kertas dengan pandangan matanya. Azka menopang dagunya di kedua telapak tangan, yang membuatnya terlihat gemas.

Nata membuka handphonenya. Dari 2 jam lalu duduk bersebelahan dengan Azka, tetapi pikiran Nata fokus ke masalah temannya. Mata Nata lebih sering melihat handphone dibanding Azka. Azka bertingkah konyol saja, merasa sia-sia.

"Gue pulang deh" Azka merogoh saku celana jeans selututnya mencari kunci motor, setelah berhasil, Azka melirik Nata tapi Nata tetap sibuk dengan handphonenya. Lalu, Azka berdiri dan keluar rumah.

"Gitu aja ngambek. Dasar Azka ngambekan!!" sindir Nata saat Azka sudah di ambang pintu.

Azka menghentikan langkahnya dan menghadap ke Nata. Tatapan Nata saja sekarang kembali ke handphone, bukan bersungguh-sungguh ke Azka.

"Rean nyebelin sih!! Mikirin temen terus, kayak temen lo mikirin lo!!" ucap Azka tegas.

Ucapan itu, berhasil membuat Nata melihat kepadanya. Nata mendekati Azka,

"Bukan urusan lo!" ucap Nata sambil mendongakkan kepalanya karena Azka lebih tinggi dan Nata hanya sepundaknya. Nata berlalu ke kamar.

Jatuh ( C O M P L E T E D ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang