Kebencian

1.4K 43 0
                                    


Sudah diedit
Selamat membaca

***

Memang seharusnya kamu mendapatkan itu.
Jadi, harus kuat
-Gina Aisyah-

***


Aku menjauhimu,
Semua demi kamu.
Maafkan aku
-Gentar Alandra-

***


Kalau saja hubungan kita bertahan, Kas.
Gak mungkin ada cerita lain yang begini.
-Natasya Kayla Andrean-

***

Dapat dipastikan, Nata mendapatkan kebencian. Semua yang membuat dia terlibat dalam masalah Gina dan Gentar, berhasil membuat hatinya nanar. Nata hidup dalam masa SMA/SMK penuh bullyan.

Untuk berangkat sekolah saja, Nata berpikir keras. Nata takut mendengar cemoohan dan sindiran dari teman-teman. Saat menimba ilmu, Nata harus menguatkan hati biar tidak hancur. Sepulangnya, Nata mengurung diri di kamar, menangisi semua yang terjadi karena perkataan semua teman. Selalu begitu setiap hari.

Awalnya memang Nata bersama Gentar, Shaila dan Agatha terus. Teman yang lain, merasa jaga jarak dengan Nata.

Gina juga terus mendekati Gentar tanpa lelah, padahal Gentar selalu menolaknya.

Seperti ini awalnya..

Pagi itu, saat rasa kebencian semakin membucah di dada Gina, setelah semalam menangis tidak bisa merelakan Gentar semenjak hari ketahuan, Gina selalu memberikan perhatian lebih tanpa melupakan Azar.

Pagi Abang Gentaar..

Pesan singkat itu, Gina kirim ke handphone Gentar. Hari-hari biasa saat masih bersama, memang dia selalu memanggil Gentar dengan sebutan Abang.

Pukul 06:10

Handphone Gina masih sepi dari balasan Gentar. Semenjak Gentar menyukai Nata, Gina sms bertanya pelajaran-pun tidak memperoleh respon. Gina mengetik pesan lagi..

Berangkat pagi.
Gue mau ngomong sama lo.
Penting!

Masih sama, tetap tidak mendapatkan balasan. Di rumah lain, di dalam kamar, handphone di tangan, berjalan ke rak sepatu, Gentar hanya membalikkan pesan dari Gina tanpa membaca, lalu..

Pagi my Nata :)
Hati-hati di jalan.

Gentar mengirim pesan singkat itu ke Nata, sudah pasti jika Gina tahu, dia akan mengutuk Nata menjadi batu (mungkin) :v.

Hari itu, kelas mereka jam pelajaran pertama olahraga. Seharusnya memang santai juga gakpapa. Tapi, sudah menjadi kebiasaan Gentar untuk berangkat pagi.

Iya Gentar
Kamu juga hati-hati


Balas Nata ke Gentar, lalu Gentar siap berangkat.

Untung buat Gina, saat dia sedang nyaman duduk di bangku bus belakang sopir, Gentar naik dari jalan arah rumahnya. Gentar melihat sebentar ke sekitar bus. Saat matanya menatap Gina, ada rasa ingin turun dan tidak jadi menaiki bus itu. Tapi bus keburu jalan, ya sial.

Jatuh ( C O M P L E T E D ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang