Eightteen

1.4K 42 2
                                        


Sudah diedit
Selamat membaca

***

Udah gede
Udah tahu,
Ulang tahun hanya untuk menghabiskan usia yang Allah tentukan.
-Natasya Kayla Andrean-

***

Jadilah pribadi yang baik dek
Harus pintar jaga diri
Biar aku berhasil jadi kakak yang selalu menasihati
-Kanya Natalia Andrean-

***

Semakin dewasa.
-Gentar Alandra-

***

Setelah acara foto-foto selesai, Nata, Gentar, Shaila dan Agatha kembali ke dalam kelas. Teman yang lain kembali mengikuti acara ulang tahun sekolah dan menunggu siapa tahu dapat dorprize. Mereka hanya menitip, roti untuk tidak dihabiskan.

Sedang Nata, dia tidak lagi peduli dengan acara sekolahnya itu. Kepedulian dia hanya berpusat ke Gentar dan rencananya yang bersyukur sekali, Gentar mau menerima.

Di dalam kelas, niat mereka untuk meniup lilin, memotong roti dan memakannya.

Nata beranjak untuk mengambil korek api dan pisau roti di dalam tasnya yang dia rasa sudah di bawa. Saat membuka tas, tas kresek yang tadi isinya korek dan pisau raib. Tidak ada. Mungkin tertinggal di rumah. Kalau jatuh? Nata rasa tidak.

Sudahlah, ini menjadi tanggungjawabnya lagi. Ini menjadi kesibukannya lagi untuk mencari pinjaman korek api. Kesibukan inilah yang membuat Nata senang melakukannya.

Alkhamdulillah, sekolahan Nata sedang melakukan pembangunan. Itu artinya, banyak tukang bangunan yang bekerja dan pastinya mempunyai korek api untuk merokok itu.

Daripada jauh ke dapur sekolah belakang, mendingan Nata pinjam korek api ke tukang bangunan di dekat kelasnya.

"Pak, maaf ganggu. Pinjem koreknya bentar boleh?" tanya Nata ke Bapak yang sedang beristirahat di koridor kelas.

"Oh, silakan neng" ucap Bapak itu sambil merogoh sakunya untuk menemukan korek api dan memberikannya ke Nata.

Nata menerimanya dan membawanya kembali ke kelas

"Sebentar ya Pak" ucap Nata dan meninggalkan Bapak itu.

Selang beberapa menit, Nata kembali keluar kelas setelah lilin berhasil dinyalakan. Nata mengembalikan korek itu ke si empunya.

"Pak, ini. Terimakasih ya Pak" Nata berterimakasih sopan sekali ke Bapa itu.

"Iya neng. Sama-sama"

Di dalam kelas, Nata baru ingat. Pisau roti belum dia cari. Nata harus ke dapur sekolah belakang, atau ke kantin pinjam ke Ibu kantin. Itu adanya juga pisau masak biasa.

Saat Nata hendak keluar kelas, Shaila bertanya "Mau kemana?"

"Cari pisau roti" jawab Nata dengan melihat pandang ke Shaila, Agatha dan Gentar yang selalu meneliti roti di depannya itu tanpa mengalihkan pandang.

"Gua ada nih" ucap Shaila.

Nata mengurungkan perginya.
"Serius?" tanya Nata.

Shaila mengacungkan pisau roti itu ke atas sehingga Nata benar melihatnya.

"Kok lu bawa?" tanya Nata.

"Gua tahu, lu teledor. Lu lupaan, makanya pas lu bilang Gentar ultah, gua masukin pisau roti ke tas biar kalo lu gak bawa, gua ada. Cuman, masalah korek gua juga lupa hehehe" ucap Shaila jujur.

Jatuh ( C O M P L E T E D ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang