Chapter 10

57K 2.3K 7
                                    

Setelah dari Padang kemarin, Ali dan Prilly kini sudah menjalankan aktivitasnya masing-masing. Hari ini jadwal Prilly hanya menjadi Ibu Rumah Tangga. Sementara Ali, seperti biasa pergi ke kantor dan menyelesaikan segala pekerjaannya.

Cahaya matahari mulai menampakkan diri dari persembunyiannya. Pertanda bahwa hari sudah pagi. Ali masih bergulung dalam selimut bersama Daffa. Semalam Daffa ingin tidur bersama Papi Mami nya. Sementara Prilly sudah berkutat di dapur membuat sarapan untuk Ali. Walaupun ia memiliki pembantu, tetapi Prilly selalu membuatkan sarapan untuk Ali. Entahlah, Prilly hanya ingin melayani Ali dengan baik.

Cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela membuat sang empunya terbangun dari tidur nya. Ali menjerapkan mata nya berulang kali. Ia mencoba mengumpulkan kesadarannya. Setelah kesadarannya sudah terkumpul, ia mengedarkan pandangannya. Mencari keberadaan istrinya, namun nihil tak ada Prilly di kamar. Yang ia temui adalah jagoan kecil nya yang masih tertidur dengan wajah damai.

Sebelum mencari keberadaan Prilly, Ali memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Ia berjalan gontai ke arah lemari untuk mengambil handuk dan bergegas menuju kamar mandi. Tak lama, Ali selesai mandi. Ia langsung mengenakan pakaian kantor nya. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi. Setelah pakaian nya sudah rapih, ia berjalan menuju cermin yang berada di meja rias Prilly. Menata rambutnya yang sedikit membuat jambul. Manis! Ia terlihat sangat manis jika rambut nya dibentuk sedikit berjambul. Sangat mirip, seperti Daffa.

" Papi.... " panggil Daffa. Ternyata ia sudah bangun dan sedang memperhatikan sang Papi. Ali menoleh ke arah Daffa yang masih terduduk di ranjang. Kemudian ia berjalan menghampiri jagoan kecil nya itu. Membawa Daffa kedalam gendongannya.

" Kenapa, sayang? " Ali mengusap rambut Daffa dengan sayang. Daffa mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar. Ia terlihat mencari sesuatu.

" Mami, temana Pi? "

" Papi gak tau. Tapi kayanya sih dibawah. Papi mau kebawah nih, mau ikut? " Daffa hanya menganggukkan kepala nya imut. Ali langsung membawa Daffa kedalam gendongannya dan segera berlalu ke bawah.

Saat menuruni anak tangga, Ali mengedarkan pandangannya. Mata nya menangkap siluet tubuh seseorang yang sedang di ruang makan. Menyiapkan sarapan. Ali tersenyum kecil melihat sosok Prilly. Makin hari Prilly terlihat semakin cantik dan menggemaskan. Pipi chubby yang sedikit berwarna pink akibat blush on semakin membuat ia terlihat menggemaskan. Apalagi jika ia menggunakan dress santai nya selutut. Siapapun akan mengira jika ia masih gadis. Ali merasa beruntung memiliki Prilly seutuh nya, tak hanya cantik fisik tetapi cantik dalam segala hal. Termasuk sikap manis nya terhadap Prilly selama ini.

" Pagi, sayang " Prilly menoleh kan kepala nya saat mendengar sapaan seseorang. Seketika senyuman manis menghiasi bibir nya.

" Pagi, sayang. Udah bangun ya? Udah ganteng juga. Padahal niat nya abis masak aku baru mah bangunin kamu " Prilly berjalan mendekat ke arah Ali yang berdiri di ujung ruang makan.

" Anak Mami juga udah bangun. Ganteng deh kalo baru bangun tidur kaya gini... " lanjutnya lagi sambil menciumi pipi jagoan kecilnya yang berada dalam gendongan sang Papi.

" Yang di cium masa anak nya doang, Papi nya enggak ni? " gumam Ali. Prilly tersenyum geli mendengar perkataan Ali. Sesaat kemudian ia sedikit bernjijit untuk mendaratkan kecupan di pipi Ali. Ali tersenyum, namun sepertinya ia ingin menggoda Prilly.

" Masa yang itu doang si? Yang ini dong sayang... " Ali menunjuk bibirnya. Prilly menatap aneh ke arahnya.

" Modus kamu mah! " balas Prilly sambil mencubit perut Ali.

" Ayolah sayang.. Itung-itung morning kiss "

" Gak mau ah! Gak liat ada jagoan kamu tuh? " Ali menatap Daffa yang juga sedang menatap bingung kearahnya.

Little Family  [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang