Chapter 43

31.2K 1.8K 48
                                    

Special untuk kalian-kalian yang udah menunggu, sebelum aku benar-benar menghilang.

Happy reading!

___________________________________


" Lo ngapain sih bawa gituan? Besar banget lagi! "

" Yeeee terserah gue dong! Masalah buat lo? "

" Iya masalah buat gue! Lo liat dong, koper lo tuh paling gede. Kita cuma mau ke puncak heeellowwww, bukan ke Antartika! Pleaseee, waras dikit! "

" Suka-suka gue lah. Situ gak suka, diem aja deh. "

" STOPPPPPP!!! "

Teriakan itu mampu memberhentikan perdebatan Baja dan Verrel. Ali menggeram kesal.

" Lo berdua berisik banget sumpah! Dari tadi ditungguin juga, bukannya cepetan malah debat! " ujarnya.

" Abisnya ni Li, Verrel nyebelin banget. Masa dia ngelarang gue buat bawa koper! " Baja menatap tajam Verrel.

" Ehh secara logika nih ya, lo itu gak perlu bawa koper se-gede itu! Inget man kita cuma mau ke PUNCAK. "

" Lagian gue heran sama lo Ja, yang Verrel omongin itu bener loh. Kita cuma mau ke puncak. Jadi please, gak usah bawa koper yang gede banget gini." Ali membela ucapan Verrel.

" Terserah lo berdua deh, intinya gue bakal tetep bawa ni koper! " kata Baja kekeuh pada pendiriannya.

" Itu koper emang isinya apan aja sih? " tanya Prilly.

" Baju gue, baju Nadine, baju anak-anak, perlengkapan anak-anak, daannn... "

" Dan apan? " tanya Ali penasaran.

" Dannnn ceemilaaaaannn!!! " Baja langsung membuka kopernya. Semua menganga. Mereka menepuk kening-nya serentak. Koper Baja memang berukuran besar. Isinya hanya pakaian biasa saja, namun jumlah pakaian lebih sedikit jika dibandingkan dengan cemilan yang dibawa Baja. Ada snack ciki, susu kotak, cokelat, roti dan beberapa bungkus permen.

" Astagfirulloh... "

" Salah hamba apa Ya Allah, sampe punya sepupu macem si Baja? "

" Sahabat gue gini amat ya(? "

" Lo bawa cemilan segitu banyaknya? " Verrel menatap Baja dengan wajah terkejutnya.

" Iya, kenapa? "

" Ngapain sih kamu bawa banyak gitu? Lagian kapan cobak nyiapin itu semua? Lengkap banget lagi. " Nadine ikut mengomeli Baja.

Baja hanya memperlihatkan cengirannya. " Hehe, semalem aku minta tolong sama supir Papa buat beliin ini semua. "

" Gak sekalian aja lo buka minimarket? " Baja mengangguk setuju mendengar ucapan Ali.

" Boleh juga ide lo. Nanti kitaaa kolaborasi yaa buat buka mini market di Jakarta. " katanya dengan antusias.

" Males banget kolaborasi sama lu! "

" Sekali-kali lu kolaborasi sama sepupu. "

" Sepupu kayak gimana dulu yang pantes diajak kolaborasi! "

" Nyelekit yaa Li, omongan lu. "

" Bodo amat. "

" Lah bodo amat? Orang si Amat aja gak bodo. "

" Amat emang gak bodo, yang bodoh itu si Baja! "

" Bodo sama bodoh, beda loh Li. "

" Udah tau, gak perlu dikasih tau. "

Little Family  [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang