Chapter 42

32.7K 1.9K 52
                                    

Hai gaes! Mungkin ini chapter terakhir yang aku publish di bulan April. Aku bakalan publish lagi nanti Mei, setelah aku selesai UNBK 2017. Izin hiatus yaa aku! Selamatt membaca!

Jangan lupa tinggalkan jejak.

____________________________________

" Liburaaaannn? " pekik Baja heboh. Saat itu juga, lemparan bantal sofa langsung mendarat di wajahnya. Siapalagi kalau bukan si Ali.

Ali memandang sepupunya itu dengan wajah datar. " Bisa biasa aja kan? Lebay amat jadi manusia! " cibirnya.

" Kan gue kaget, Li. "

" Norak kamuh! Kayak gak pernah liburan aja. "

" Bukan gitu keleus. Gue mah tiap hari liburan di Aussie. " Baja membalas ucapan Verrel dengan nada sombongnya. Verrel pun memutar bola matanya jengah.

" Kalo mertua lo gak nyuruh pindah, lo juga gak bakalan tau Aussie dimana."

" Sotoy lo! Gue tau lah Aussie dimana? "

" Dimana cobak? "

" Disamping kiri, ujung Selatan nya Jonggolkan? " Baja memperlihatkan cengiran khasnya.

Ali tertawa dibuat-buat. " Ha Ha Ha... Lucu sekali anda! Sangking lucu nya, saya jadi gak ketawa! "

" Jahat banget. "

Prilly membuka suara untuk menghentikan perdebatan Ali, Baja dan juga Verrel. " Mau liburan kemana emang? " tanyanya sembari melirik Ali.

" Terserah sih. Aku mah ngikut aja. "

" Bali? Gili Trawangan, Lombok? Yogyakarta? Danau Toba, Sumatera Utara? Bandung? Atau enggak Raja Ampat, Papua? Beeuhhh keren tuh! " cerocos Baja. Semua hanya memutar bola matanya.

" Ngomongnya pelan-pelan! Ihh sumpah yaa, ngeselin banget ni makhluk satu! Untung lo sepupu gue! "

" Hehehe. Peace Li! "

" Serius dikit bisa kan? " Nadine menatap tajam Baja.

" Iyaa... iyaaa, maap. "

" Yang deket-deket ajalah liburannya. Kasian juga kan anak-anak kalau terlalu jauh. Nanti pada capek diperjalanan. " Natasha ikut memberi usul.

" Iyaa bener juga tuh! Jangan yang jauh-jauh yaa. Ribet, soalnya si Saffa masih kecil, perlengkapannya pasti banyak juga. " Prilly menyetujui ucapan Natasha.

" Puncak aja yuk? Ke villa-nya Papa. Suasana disana juga enak kan. " usul Ali akhirnya. Semua terlihat berfikir sejenak.

" Boleh juga sih, yang pentingkan kebersamaannya." ucapan Verrel sukses membuat Baja tertawa keras.

PLUK!

Lagi,,,, lagi,,, lemparan bantal sofa mendarat diwajah Baja.

" Ngapain lo ketawa? " tanya Verrel sinis.

Baja masih saja tertawa. " Hahaha... Lucu aja lagian ucapan lo. So bijak, dasar! " Verrel memutar bola matanya malas.

" Ih najisin. Gue kira ada apan! " ujarnya.

" Jadi gimana nih? Setuju gak sama usulan gue? "

Prilly mengangguk. " Aku sih setuju. Bener juga kan kata Verrel, yang pentingkan kebersamaan kita. Udah lama kita gak liburan bareng. "

" Gue juga setuju Li. "

" Cussslah Li. Gue lebih setuju malah! Puncak, suasana enak banget. Udaranya juga seger. "

Little Family  [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang