" Mamiiiii!!! " pekikan itu membuat Prilly dan Ali menoleh seketika. Mereka sedang sarapan pagi hanya berdua saja. Saffa masih terlelap di box baby nya, setelah pagi tadi menangis karena haus.
" Sayangg? Kok udah nyampe rumah aja. Dianter siapaa?? " Prilly langsung menghentikan sarapan paginya. Ia langsung membawa Daffa ke dalam pangkuannya.
" Pulang sama siapa kamu bang? Naik becak sendiri?? " tanya Ali. Prilly melirik Ali dengan tatapan tajamnya.
" Gak lucu. Emang nya si Daffa punya uang buat naik becak? " ucap Prilly kesal.
" Di rekening nya Daffa kan banyak tuh uangnya. Kemarin aku transfer 100juta. " balas Ali sedikit terkekeh.
" O aza ya kan.. " cibir Prilly. Ali hanya memperlihatkan cengiran khasnya.
" Pulang sama siapa bang? Uncle Gio apa Onty Alya?? " tanya Prilly lagi.
" Camaaa... " ucapan Daffa terhenti karena yang lebih menyahut terlebih dahulu.
" Sama Unclee nyaa yang paling ganteng lah!! " sahut nya dengan bangga.
" Eehhh ternyata abang yang nganter Daffa. Sorry ya bang ngerepotin. Niatnya nanti baru mau dijemput, sekalian Ali berangkat ke kantor. " ucap Prilly.
" Santai aja, Prill. " balas Gio.
" Elahh boss makan mulu kerjaannya! " Gio menepuk pelan bahu Ali.
Ali hanya menatap nya datar. " Masalah buat lo, bang? " ucapnya sambil kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
" Yaa enggak sih. Yaudah, gue cuss langsung ke kantor deh ya. Udah mulai siang juga ini. " Gio melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kiri nya.
" Gak ikut sarapan bang? " tanya Prilly.
" Gak usah deh. Bentaran lagi gue ada meeting. "
Prilly hanya manggut-manggut.
" Masih pagi elah, bang. Baru jam setengah 8 kelesss.. " sahut Ali.
" Setengah 8 itu udah siang wey. Lagipula gue kan CEO yang on time. " Gio terkekeh. Prilly pun ikut terkekeh.
" Menurut lo gue gak on time? " tanya Ali. Bola mata nya memutar sambil mengerucutkan bibirnya.
" Gue gak ngomong yaa, Hahaha. Udahlah gue cabut dulu! Jangan lupa ke kantor, bro. " Gio kembali menepuk bahu Ali. Namun kali ini tepukannya sedikit lebih keras. Mampu membuat Ali sedikit meringis.
" Tau sakit gak, bang? Bener-bener yaa lo! Nyebelin abisss. Persis sama kayak Kaia. Sumpah demi apapun lo berdua nyebelin! " Ali berbicara dengan mendramatisir.
Gio dan Prilly yang mendengarnya lantas langsung tertawa.
" Lebay! " ucap keduanya bersamaan. Sontak semakin membuat Ali sebal.
" Udah sana berangkat deh bang! Telat tau rasa lo! " ucap Ali.
" Ngusir gue nih?? " Gio melipat kedua tangannya di dada.
" Bukannya ngusirr abangg gue yang TERHORMAT. Kan tadi lo sendiri yang bilang mau cepet ke kantor. Ada meeting kan lo? " lagi, Gio tertawa melihat tingkah adik ipar nya itu.
" Iyeee iyee gue cabut! Prill, gue cabut yaa. "
Prilly mengangguk. " Iya, bang. Thankyou udah anterin Daffa ya. "
" Sama-sama. Oya, si Saffa mana? Gue gak liat dari tadi. " tanya Gio.
" Masih tidur bang dikamar. Tadi pagi abis minum susu langsung tidur lagi. "