Sider-nya banyak bett gilss! Tau kok kalo ceritanya ngebosenin-_
____________________________________
" Duhhh sayang..... kamu gak usah anterin Daffa dulu ya hari ini?! Badan kamu panas lohh. Biar Mama Ully aja yaa, yang anter Daffa? " Prilly hanya mengangguk samar. Pagi tadi, suhu tubuhnya naik. Kepalanya pun terasa pusing. Hidung runcing nya terlihat memerah, akibat flu menyerangnya. Mungkin efek kelelahan, karena rutinitasnya bertambah. Mengantar Daffa ke sekolahnya.
" Aku juga udah suruh Mama Resi kesini buat jaga kamu dan Saffa. "
" Gak usah sayang.. nanti Mama nya kasihan. Apalagi ngurusin Saffa, repott nanti " jawab Prilly dengan suara paraunya. Ali menjadi tidak tega.
" Mama bilang gapapa kok. Jadi tenang aja yaa?! " Ali mengusap-ngusap kening Prilly dengan lembut. " Maaf ya, aku gak bisa nemanin kamu ke dokter hari ini. Kerjaan aku banyak banget dikantor. " sesalnya.
" Gapapa. Gihhh sana kamu berangkat. Nanti telat loh! " Prilly menjawab masih dengan suara paraunya khas orang yang sedang sakit.
" Aku berangkatnya nanti. Nunggu mama-mama kita dateng. Aku bakalan tenang, kalo kamu udah ada yang jagain sayang. " Prilly tersenyum mendengar perkataan Ali. Perhatian sekali.
" Iyaa terserah kamu deh. Daffa udah bangun? "
Ali mengangguk." Udah kok. Lagi nonton tv dikamarnya, mungkin. "
" Kamu udah sarapan? Maaf ya, aku gak bisa bikinin kamu sarapan. " Ali menggeleng tidak setuju. Bagaimana bisa, Prilly ingin membuatkannya sarapan. Sementara dia sedang tidak enak badan. Lagi pula, ada Bi Irah dan Mbak Nunu yang akan membuatkannya sarapan.
" Kamu itu lagi sakit. Gak usah fikirin aku dulu. Fikirin kesehatan kamu aja. Banyakin istirahat biar cepet sehat lagi, sayang... " Ali mencubit hidung Prilly gemas.
" Iyaaa.. iyaaa.. " baru saja Prilly berhenti berucap, suara pekikan di ambang pintu membuatnya menoleh. Begitu pun dengan Ali.
" Mamiiiii!!!! "
" Dibilangin jangan suka teriak-teriak abang.... nanti adeknya kaget, teruss nangis lohh! " Daffa hanya mengangguk saja mendengar perkataan Papinya.
" Udah mandi, bang? " tanya Prilly saat Daffa ikut berbaring disebelahnya. Ali hanya memperhatikan keduanya di tepi ranjang.
" Utahh. Cama Papi, tadi. "
Prilly tersenyum. " Nanti berangkat sekolahnya sama Oma Ully dulu ya, bang?! "
" Auu cama Mami... "
" Gak bisa abang. Mami lagi sakit. Sama Oma dulu yaaa?! " Ali ikut menyahut.
Mendengar ucapan sang Papi, sontak Daffa langsung bangun dari tidurnya. Tangan mungilnya terulur memegang dahi Prilly. Mengecek apakah yang dikatakan sang Papi itu benar. " Mamiii cakittt??? " tanyanya.
Ali dan Prilly saling melemparkan senyumannya. Mereka beruntung, jagoan kecilnya benar-benar tumbuh menjadi anak yang baik.
" Adaannya aanasss ihh... " Daffa kembali menarik tangannya. Ia merasakan panas di kening sang Mami.
" Maka-nya hari ini berangkat sekolah sama Oma aja yaa? "
" Iyaa Papi... "
Suara ketukan pintu membuat ketiganya serentak menoleh. Di ambang pintu, kedua Mama nya sudah terlihat. Mereka langsung menghampiri Ali, Prilly dan Daffa.
Ali langsung menyalami kedua Mamanya, begitu pun dengan Prilly dan juga Daffa.
" Sakit apaaa sayang?? "