Cahaya sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela. Sang empunya pun terusik dari tidurnya. Prilly menampilkan senyumnya saat melihat Nicole yang berada disampingnya. Memang semalam, ia tidur bersama Nicole dan yang pastinya bersama Ali. Sedangkan Daffa tidur bersama Leo.
Prilly terus memperhatikan Nicole yang masih terlelap. Waktu masih menunjukkan pukul 06.00 pagi. Pikirannya menerawang jauh. Bagaimana kelak kehidupannya jika sang baby yang kini masih berada di dalam perut nya lahir ke dunia. Masa-masa indah mengurus bayi akan terulang lagi. Memory nya kembali mengingat saat pertama kali ia menjadi seorang ibu. Dititipkan oleh Allah Swt seorang jagoan kecil. Capek memang, namun itulah indahnya menjadi seorang ibu. Pengorbanan yang dilakukannya tidak bisa di balas dengan apapun. Meskipun bisa, tetap saja di rasa belum cukup.
Prilly masih asik memperhatikan Nicole. Sampai Ali bangun pun, ia tidak tau. Senyuman indah menghiasi bibir indahnya pagi ini.
" Sayang... " sapaan lembut Ali membuyarkan lamunan Prilly. Prilly langsung menatap ke arah Ali.
" Pagi sayang... " balasnya sambil berjalan menghampiri Ali dan duduk di tepi ranjang.
Ali segera mengubah posisinya menjadi duduk. Ia mendaratkan kecupan singkat di kening Prilly. " Pagii... Kamu kok pagi-pagi gini usah bengong sih? "
Prilly menggeleng. Ia hanya menampilkan senyumannya.
" Gapapa... Lagi mikir aja.. "
" Mikirin apa?? Ada yang lagi kamu mau?? Mau minta apa aja, pasti aku turutin kok.. " lagi lagi Prilly menggeleng.
" Aku lagi gak mau apa-apa. "
" Serius? "
" Dua rius, sayang! " Ali terkekeh.
" Yaudah, kamu lagi mikirin apa sih emang??? " Ali mengusap pipi Prilly.
" Aku lagi mikir aja. Gimana kehidupan aku nantinya, saat baby kita lahir kedunia. Aku bakalan jadi ibu untuk yang kedua kalinya. Ngurus Daffa dan ngurus baby kecil kita. Rasa nya pasti bahagia deh. Sama seperti waktu pertama kali aku jadi seorang Mami buat Daffa." ucapan Prilly membuat Ali ikut mengingat memory perjalanannya bersama Prilly. Tuhan sungguh baik memberi ia gadis cantik yang kini menjadi miliknya. Rasa bahagia di hatinya tidak dapat ia ungkapan. Beribu kata pun tak dapat mewakili perasaannya. Ia hanya mampu mengucap beribu kaya syukur. Tuhan memang tak pernah memberikan yang ia inginkan, namun Tuhan memberikan yang lebih baik daripada yang ia inginkan. Entah bagaimana ia mengucapkan terima kasih. Memiliki keluarga yang mencintai dirinya.
" Gak usah difikirin. Aku yakin, hidup kamu selalu bahagia. Karena kamu, dikelilingin sama orang-orang yang tulus sayang sama kamu. " Ali merengkuh tubuh mungil Prilly. Membawa Prilly ke dalam dekapannya. Sungguh ia merasa bersyukur dengan kehidupannya kini. Meskipun selalu ada hal-hal kecil yang membuat keduanya bersitegang, namun mereka menyelesaikan nya dengan kepala dingin.
" Kamu hari ini ke kantor? " tanya Prilly sambil melepaskan pelukannya. Ali hanya mengangguk sembari tersenyum.
" Iya. " Prilly langsung bangkit dari duduknya. Saat berdiri, ia melihat Nicole yang sudah terbangun. Mata nya masih menatap langit-langit kamar bingung. Mungkin, ia masih mengumpulkan kesadarannya.
" Sana mandi dulu, aku bikinin kamu sarapan. Nicole juga udah bangun tuh... " Ali yang sedari tadi memunggungi Nicole, kini berbalik menghadapnya.
Ali membawa Nicole ke dalam pangkuannya. Prilly yang masih berdiri ditempatnya, tersenyum. Benar-benar tak dapat diungkapkan jika nanti baby nya sudah terlahir ke dunia.
" Masih pagi, kok udah bangun sihh?? Laper yaa??? " tanya Ali kepada Nicole.
" Ma.... Ma... " celoteh Nicole. Memang diumur nya yang mau menginjak 10 bulan, ia sudah bisa mengucapkan kata ' mama ' ataupun ' papa '.