" Stay di Indonesia, atau balik kesana? " Tanya Ali.
Mereka baru saja sampai di Jakarta. Tepatnya mereka sudah berada di kediaman Ali.
" Gue balik ke Belanda. Tapi, setelah tiga bulan kedepan, gue bakalan stay di Indonesia. Mama pengen banget deket sama cucu-nya. " jawab Verrel.
Ali terkekeh, " Iyalah stay aja di Indonesia. Kasian tuh mama lu, LDR sama cucunya. " Verrel dan Natasha ikut terkekeh.
" Daripada LDR sama pacar, mending LDR sama cucu Li. " celetuk Baja yang dihadiahi jitakan di kepalanya.
" Beda urusan kampret! " Ali melirik Baja lagi. " Lu sendiri mau stay disini apa balik kesana? " tanyanya lagi.
" Stay disini dong. Ngurusin perusahaan cabang Papa mertua disini. "
Ali membelalakan matanya. " Seriussss???? " pekiknya. Baja pun terkikik geli.
" Emang tampang gue kelihatan banget sering bohongnya? "
Ali mengangguk.
" Sialan lu! "
" Assalamualaikuummmmm... Yuhuuuu.... Kaiaaa dateng~~~ " Tiba-tiba suara pekikan Kaia sudah menggema. Dengan santai nya ia berjalan mendekati Ali dan yang lain. Dibelakangnya hanya ada Amora saja.
" Issh berisik sumpah! " ketus Ali. Ia menatap tajam Kaia. " Saffa lagi tidur, jangan teriak-teriak napa. " ujarnya lagi.
Kaia melirik Saffa yang tertidur di stollernya. " Upssss, gue gak liat. Sorry yee Prill. " Prilly hanya mengangguk.
" Berdua aja Ka? " tanya Prilly.
Kaia mengangguk, " Iyaa. Si Gio lagi keluar kota, ada urusan disana. Kalo si Kellen, lagi di rumah Al, maen sama Leo. "
" Ohh kakak dari sana? "
" Mampir bentaran, sebelum kesini tadi. Terus si Kellen minta disana aja. "
" Lo bawa mobil sendiri? " Tanya Ali pula.
" Kagak. Gue naek taxi. Tar pulang anterin gue?! " Kaia mendudukan tubuhnya tepat disamping Ali.
" Males banget! " Kaia langsung menepuk lengan adik bungsu-nya itu.
" Kaia, lo gak kangen gue? " kata Baja tiba-tiba. Kaia pun langsung menoleh ke sumber suara. Dannnnnn.... yakk, Kaia langsung memeluk Baja erat. Sangat erat bahkan. Baja yang tidak siap menerima pelukan erat Kaia, langsung terbatuk-batuk.
" Ehhh gila bule Arab!! Lepasss woyy.. lepasss.. na-napas... gue... astajimm.. " Sontak Kaia langsung melepaskannya. Baja terlihat sedang mengatur napas nya kembali. Semua sudah tertawa melihat tingkah kedua sepupu ini.
Kaia hanya cengengesan. " Hehe maap yee Ja. Kan gue kangen sama lu. Kelamaan di Australia si lu! Sok bule banget, " cibirnya.
" Yaelah. Kangen sih kangen, tapi gak usah segitunya juga meluknya. Kalo gue mati mendadak gimana? " kata Baja kesal.
" Tinggal yasinin aja. Gampang kan? " Kaia kembali mendudukan tubuhnya disamping Ali.
Baja mendengus. " Sialan lu, "
" Gue Kaia, bukan Si Alan. "
" Bukan si Alan. Tapi SIALAN. Gak pake dipisah ngucapinnya. "
" Serah lu mas, " Kaia menatap orang-orang disekitarnya. " Yang abis liburan, muka nyaa pada seger-seger yaa. " ledeknya.
" Iyaa dong Ka, harus seger. " balas Verrel.
" Oleh-oleh buat gue mana? " Kaia mengadahkan tangannya ke Ali.