Chapter 31

34.5K 1.7K 24
                                    

" Sayang, aku lupa bilang sama kamu!"

Prilly menyerit bingung. " Bilang apa? Ada hal penting? "

" Aku tuh dapat undangan dari teman bisnis aku. Diundang ke pernikahannya. Dia sahabat aku juga sih. "

" Kapan? "

" Malam ini. " mata Prilly membulat.

" Hah? Malam ini? Ih kenapa gak ngomong dari pagi si sayang? Liat dong sekarang udah jam berapa?! Udah hampir sore. Kamu mau datang jam berapa? "

Ali menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. Kenapa ia bisa lupa dengan pernikahan teman bisnisnya itu. Padahal yang akan menikah itu adalah teman baik Ali di bidang bisnis dan sahabat baik diluar bisnis sekalipun.

" Datang jam tujuhan aja kali ya? Masih sempat kok. Kamu mau datang temanin aku kan? " Ali melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

" Yaudah terserah kamu aja. Iyalah aku ikut. Terus anak-anak gimana? "

" Titip Mama aja. Soalnya kita kan datang malam. Mumpung masih dirumah Mama juga kan?! " kedua nya memang masih berada dirumah Bunda Ully. Sekarang, keduanya tengah bersantai didalam kamar Prilly yang bagaikan negeri doraemon itu.

" Hem, boleh deh. Gak lama kan tapi? " tanya Prilly. Ali hanya menggeleng sebagai jawabannya.

" Abang... " panggil Ali. Daffa yang merasa dipanggil pun langsung menoleh. Ia langsung meletakkan mainannya. Lalu berjalan menghampiri Ali dan Prilly yang terduduk di atas ranjang.

Dengan sigap Ali mengangkat Daffa ke dalam pangkuannya. Saffa pun ada diantara mereka. Namun, baby girl Ali dan Prilly itu sedang tertidur pulas.

" Abang dirumah Opa sama Oma dulu yaa? Papi sama Mami pergi sebentar. Mau ya? " lanjut Ali.

" Au temana? "

" Pergi ke acara teman Papi bang. Mau ya disini sama Opa dan Oma? Sama adek Saffa juga. "

Daffa terlihat mengangguk. " Iya deh. Atu calat api. " ucapan Daffa membuat Ali menyerit. Ia tak mengerti apa yang di ucapkan oleh jagoan kecilnya itu.

" Calat? Api? Kamu ngomong apa sih bang? Papi gak ngerti deh. " Ali memasang wajah bingungnya. Semantara Prilly terkikik melihat raut wajah Ali.

" Dia ngomong, ada satu syarat tapi. " sahut Prilly yang membuat Ali mengangguk paham. Ternyata itu yang diucapkan oleh jagoannya.

" Syarat apa sih bang? " Prilly mengangguk setuju.

" Tau nih, syarat apa sih sayang? " sambungnya sambil mengusap rambut lebat Daffa. Daffa yang berada dalam pangkuan Ali hanya menatap secara bergantian ke arah sang Papi dan Mami nya.

" Au es klim. " pinta Daffa. Nada bicaranya sangat menggemaskan.

Ali dan Prilly tertawa karena tingkah Daffa. Ternyata, jagoan nya itu hanya menginginkan Es Krim. Makanan favoritenya.

" Es krim doang? Gak minta yang lain gitu? " tanya Ali memastikan.

" Cuma es klim, Papi! " balas Daffa.

" Abang beli aja sama Om Raja ya?! Nanti Papi kasih uang nya ke Om Raja. Oke? "

" Ote, Pi. "

" Berangkat sekarang nih? " tanya Prilly.

" Iya. Pulang ke rumah dulu kan? Masa iya kita pake baju kayak gini? Apa kata orang nanti?! " Prilly terkekeh mendengar penuturan Ali.

" Iya lah. Yaudah yuk, aku bilang Mama dulu. Abang Daffa temenin adek dulu ya disini. Nanti Mami panggilin Oma. " Daffa hanya mengangguk mendengar penuturan Mami-nya.

Little Family  [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang