Selamat membaca
***
Keana mengerjabkan matanya pelan, ia tersenyum tipis saat matanya langsung menangkap wajah Sahar yang masih terpejam didepannya, tanpa berkedip Keana menelusuri setiap jengkal wajah Sahar,
Ia seperti mengingat kejadian saat pertama kali melihat Sahar tertidur diruangan atas kantin dan ajaibnya wajah itu sekarang berada didepan matanya dan hanya berjarak beberapa inci saja, bahkan hembusan lembut nafas Sahar sangat terasa olehnya saat ini
Keana mendekatkan wajahnya dan mencium dahi Sahar dengan hati hati karna ia tidak ingin membangunkan Sahar yang menurutnya masih tertidur pulas itu.
Keana lalu beranjak dari tempat tidur, ia langsung menuju kamar mandi dan tidak ada niatnya sedikitpun untuk membuka tirai kamar, ia membiarkan kamar itu tetap gelap
Setelah selesai mandi, Keana langsung mengetikkan pesan untuk Shanin agar menjemputnya diapartemen Sahar. Keana membuka lemari baju Sahar dan mengeluarkan dua buah seragam untuknya dan untuk Sahar tentu saja. Sahar memiliki beberapa baju seragam dan ukurannya tidak beda jauh dengan Keana
Setelah selesai dengan seragam dan hal hal kecil lainnya, Keana menuju dapur untuk membuat sandwich dan saat berada disana Keana hanya bisa menggelengkan kepalanya "Ini kenapa isi lemarinya saos tomat sama kecap doang"
Saat menikmati sarapannya sendirian tiba tiba ponsel Keana bergetar
Shanindya Rajata : Gue udah dibawah
Keana Yukira : Ok wait
Keana membereskan semua sarapannya dan bergegas menuju kamar Sahar, ia melihat Sahar masih tertidur dengan posisi yang sama, Keana hanya bisa menggelengkan kepala namun tetap berjalan memutari kasur
Keana melihat jam tangannya "07.12", ia membuka tirai kamar membuat mentari seketika masuk dan menyilaukan mata Sahar, merasa tergangggu Sahar lalu mengubah posisi tidurnya dan menutup matanya dengan bantal, Keana yang melihat itu hanya mendengus pelan
"Sa"
"Hm"
"Aku berangkat ya"
"Hm"
"Ish nyebelin, yaudah aku berangkat Shanin udah nunggu dibawah soalnya" ucap Keana lalu mencium pucuk kepala Sahar sekilas
"Love you baby" bisiknya pelan lalu berjalan meninggalkan Sahar yang sudah tersenyum tipis dibalik bantalnya
***
Disisi lain Gisel sudah memakai seragam dan mengambil ponselnya, namun belum sempat ia meninggalkan kamar itu suara Karin menghentikan langkahnya
"Mau kemana" tanya Karin dengan suara serak khas bangun tidur
"Apartemen Sahar"
"Nanti malem gue udah mau balik, lo gak mau ngasih gue pelukan atau apa gitu" ucap Karin sedikit cemberut
Gisel hanya menghembuskan nafas kasarnya dan berjalan begitu saja tanpa menoleh kebelakang meninggalkan Karin yang masih setia melihatnya dari belakang
"Gue sayang sama lo Gis" gumam Karin saat Gisel sudah meninggalkan kamarnya
**
"Sa udah bangun belum, buruan ntar jam pertamanya selesai" ucap Gisel sedikit berteriak lalu menduduki pantatnya diruangan tengah dan kembali dengan aktivitas rutinnya, membaca novel