Happy reading
***
Keana POV
"Lo yakin sekarang ada rapat?" tanya Rere untuk kesekian kalinya, ck anak ini
"Iya Renata anaknya bapak Jamaldi, Sahar sendiri yang bilang ke gue" jawabku gemas sambil membuka bungkus permen kesayanganku, saat ini aku Shanin Jeje dan Rere baru saja menyelesaikan jam kedua dan sekarang sedang berjalan menuju kantin
"Eh tapi nanti kita latihan dulu kan sama Gisel?" tanya Shanin memastikan dan aku kembali mengangguk pelan, dan kemudian perhatianku sedikit beralih pada Jeje yang sedang berjalan disampingku
"Je lo kenapa diem aja dari tadi" tanyaku bingung melihat perubahan sifatnya yang sedari tadi hanya diam tanpa bicara
"Gue laper" jawabnya singkat, saat melihat raut wajah Jeje aku tau dia sedang berbohong, namun aku sedikit berfikir mungkin saja Jeje memang sedang lapar, orang yang sedang lapar selalu mempunyai mood yang sangat buruk atau dia sedang mendapatkan tamu bulanannya? Entahlah aku kembali berjalan dengan santai tidak terlalu memperdulikannya
Aku dan Jeje langsung memilih duduk didekat pintu, sedangkan Shanin dan Rere sudah terlebih dahulu pergi memesan makanan kami, tanpa pikir panjang aku langsung mengambil ponsel untuk menelfon Sahar, setelah dua kali menelfon akhirnya dia mengangkat telfonku
Keana Yukira : Sayang kamu dimana?
Sahar Luna : Diatas, baru bangun
Keana Yukira : Aku makan dibawah ya, nanti nyusul keatas
Sahar Luna : Hm
Keana Yukira : Um aku boleh bawa temen gak kesana?
Sahar Luna : Bawa aja sayang "Ihh cenat cenut hati gue dipanggil sayang"
Keana Yukira : Yaudah abis makan aku kesana ya, kamu juga jangan lupa makan
Sahar Luna : Iya bawel
Aku hanya bisa tersenyum tipis lalu memutuskan sambungan telfon, perhatianku kembali pada Jeje yang sekarang sedang duduk dengan diam sambil memainkan ponselnya didepanku
"Je"
"Hm?" Jeje melirikku sekilas
"Lo kenapa? Lagi ada masalah?" tanyaku to the point dan Jeje langsung menjawab dengan gelengan kepala
"Jangan bohong sama gue" ucapku gemas masih memperhatikannya yang kembali berpura pura sibuk dengan ponsel itu
"Lo kalau ada masalah cerita sama kita, jangan dipendem sendiri" bujukku namun Jeje tetap menundukkan kepalanya membuatku kembali menghela nafas pelan
"Lo ada masalah kan?" tanyaku lagi dengan lembut sambil memegang pergelangan tangannya, entah berapa lama menunggu akhirnya aku bisa melihat Jeje yang masih menunduk itu langsung menganggukkan kepalanya
"Gak mau cerita sama gue?" Jeje menjawab dengan gelengan kepala
"Gue belum siap cerita" gumamnya pelan membuatku yang mendengar itu sedikit terdiam, aku tidak pernah melihat Jeje serapuh ini, kemana Jeje yang berisik dan selalu menunjukkan cengirannya itu, tanpa pikir panjang aku langsung berdiri dan duduk disebelahnya
"Liat gue" perintahku dan Jeje langsung menegakkan kepalanya
"Gue temen lo bukan?"
"Sahabat" jawabnya cepat yang entah kenapa membuatku langsung mengulum senyum dan dia juga ikut ikutan mengulum senyum melihatku, masih sedih tetep aja idiotnya gak ilang