Tujuh Puluh

21.2K 1.6K 497
                                        

$atori Zoom - BUSTER

Happy reading

***

Author POV

Jam sudah menunjukkan pukul 14.20, terlebih lagi hari ini bukanlah hari libur membuat Arena siang ini terlihat tidak ramai seperti biasanya,

Gisel sedang duduk di sofa yang ada di bawah stand tenda, dengan masih setia menggigit sedotan minumannya, gadis itu sedari tadi termenung dengan pikirannya sendiri.

Di sebelahnya ada Harumi yang sedang sibuk dengan pensil dan sebuah sketch book di tangannya, entah mengapa gadis itu tiba-tiba menggambar suatu sketsa, seperti ide rancangan Arena untuk ke depannya hanya karna melihat betapa gersangnya Arena siang ini. 

Baru setengah jam Harumi duduk di sana, namun rasanya ia sudah ingin mengguyur kepalanya di bawah shower dingin.

Bagaimana bisa mereka selama ini tahan dengan cuaca seperti ini?

Entahlah, karna memikirkan Jihan yang sering ke Arena rasanya Harumi ingin mengubah bentuk tempat itu agar bisa terasa sedikit sejuk.

Tidak lama kemudian, setelah menyelesaikan sketsanya Harumi langsung menyodorkan buku tersebut ke hadapan Gisel.

Gisel yang masih menggigit sedotannya itu hanya menautkan alisnya, namun tetap mengambil sketch book tersebut dan memperhatikan gambar itu dengan seksama.

Sedangkan Harumi hanya menopang dagunya sambil memandang luasnya Arena dari tempatnya sekarang, dari dulu Harumi memang jarang ke Arena karna tidak pernah tertarik pada mobil ataupun drifting, terlalu berisik menurutnya.

"Bikin tribun penonton, jangan lupa pasang atap di atasnya" gumam Harumi tiba-tiba

"Terus ini?" Gisel menunjuk garis sepanjang sudut Arena yang ditebalkan oleh Harumi, tepatnya di mana mereka duduk sekarang 

Harumi hanya melirik buku itu sebentar dan kembali mengalihkan perhatiannya pada lintasan yang ada di depannya

"Bikin tempat tertutup dan pastinya dipasangi AC, mereka bisa ngumpul siang-siang tanpa kepasanan. Mulai dari sudut dekat lift sampai ke sudut satunya lagi, yang pastinya sepanjang itu kaca transparan menghadap lintasan, jadi kalau ada balapan pun mereka masih bisa nonton dari sana" jelas Harumi tanpa mengubah posisi duduknya

Gisel masih diam mencoba membayangkan imajinasi Harumi

"Lintasan Arena ini luas, gak masalah mau bikin dengan lebar 4-5 meter. Sepanjang itu di sana bisa taruh vending machine, billiard, poker, mahjong, apapun yang kalian mau" ucap Harumi lagi membuat Gisel sekarang mengangguk karna mengerti maksud sepupunya itu

"Berarti semua mobil parkirnya di lantai 12 ya?" tanya Gisel memastikan

"Harusnya" Harumi menjawab singkat

Gisel kembali mengangguk sembari merobek sehelai kertas itu dari bukunya, Gisel akan menyimpan skertsa itu sebagai pertimbangan dari ide tersebut.

"Ditambah mini ramp (arena kecil untuk main skateboard) dekat tangga darurat juga bagus buat mainan Jeje" ujar Harumi lagi karna tiba-tiba mengingat gadis kecil itu

"Jeje udah gak main skateboard, Jihan matahin papan skate Jeje karna adek lo itu gak pernah belajar, padahal saat itu ujian nasional mulai seminggu lagi" jawab Gisel santai 

Sedangkan Harumi hanya menahan sudut bibirnya, ia bisa membayangkan bagaimana wajah ketakukan Jeje saat itu karna membuat murka kakaknya.

Tidak lama kemudian saat masih berbincang itu akhirnya yang mereka tunggu-tunggu pun datang, 

Heaven (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang