Lauv - The Other (Lagunya Dipha buat doi)
Chapter ini cukup rumit, bacanya jangan buru buru
Happy reading
***
Author POV
Jihan yang masih berdiri disamping Keana kembali mengalihkan perhatiannya keatas tangga dimana sudah ada Dipha yang berdiri disana dengan ekspresi dinginnya, Jihan yang cepat menangkap apa yang terjadi saat ini langsung menggelengkan kepalanya melihat Dipha "Anak setan"
Jihan yang tau dengan keadaan dan posisinya saat ini hanya bisa memonyongkan bibirnya menatap Keana
"Abis ini lo harus kudu beliin mesin 2JZ-GTE Twin Turbo sama Nitrous Oxide System buat gue Sa" gumam Jihan yang seperti enggan engganan jongkok didepan Keana yang masih tertunduk lemas itu
"Bangun" ucap Jihan datar sambil menyuap keripik kentangnya lagi sedangkan didepannya Keana masih tetap menunduk dengan isakan tangis yang sesekali terdengar
"Bangun" Jihan kembali mengulang ucapannya namun Keana tetap tidak mengubrisnya
"Lo masih mau ngesot disini apa ikut gue ngejar Sahar" ucap Jihan gemas membuat Keana langsung menegakkan kepalanya dimana saat itu juga Jihan bisa melihat air mata sudah membanjiri kedua pipi itu
"Hahh.." Jihan kembali menghela nafas karna melihat kondisi Keana saat ini
"Sa-Sahar" Keana kembali terisak memanggil nama itu
"Iya lo mau Sahar kan?" tanya Jihan santai sembari mengunyah keripik kentangnya, dengan bibir yang sudah melengkung kebawah Keana langsung mengangguk pelan
"Makanya jangan cengeng, cepetan bangun, ikut gue sekarang" ucap Jihan membuang bungkus kripik kentangnya asal lalu memegang pergelangan tangan Keana bermaksud membantu gadis itu berdiri
Keana hanya bisa mengikuti kemauan Jihan, ia langsung menghapus air matanya dengan sebelah tangannya dan mengikuti Jihan yang sudah menarik pergelangan tangannya
Jihan membukakan pintu untuk Keana dan Keana langsung duduk disana, saat Jihan baru saja duduk dikursi pengemudi dengan bibir yang sedikit manyun Keana langsung menghela nafas lewat hidungnya
"Jihan"
"Paan" jawab Jihan cepat sambil menyalakan mobilnya
"Gue gak bisa masang seatbelt-nya" ucap Keana sedikit cemberut membuat Jihan dengan cepat memutar kepalanya melihat Keana sambil mengerjabkan matanya beberapa kali
"Ck heran ya gue sama Sahar, kenapa bisa bisanya mau sama lo" ucap Jihan menggelengkan kepala sambil memasangkan seat belt Keana sedangkan Keana kembali melengkungkan bibirnya kebawah mendengar ucapan Jihan barusan "Tai"
Saat diperjalanan, Keana yang sekarang sudah diam hanya bisa termenung melihat keluar kaca jendela mobil dan sesekali masih segukan akibat sedari menangis tanpa henti, mengabaikan Jihan yang masih sibuk menyetir dengan kecepatan 80km/jam itu
Keana yang masih belum bisa bercerita apa apa lebih memilih diam dan sesekali meneguk air mineral yang diberikan oleh Jihan, disampingnya Jihan hanya bisa menahan bibirnya agar tidak bertanya apapun pada Keana karna Jihan berpikir Gisel bisa menyelesaikan semuanya
**
Disisi lain Sahar yang baru sampai didepan pintu apartemennya langsung membuka dan menutup pintu itu lagi dengan kasar membuat Gisel yang baru saja ingin mendudukan pantatnya disofa itu seketika terlonjak kaget