G-Eazy & Kehlani - Good Life
Happy reading
***
Author POV
"If you touch my girl once again, i promise...you're really gonna die right now" ucap Sahar datar tanpa mengalihkan pandangannya kebelakang, dan detik itu juga Sahar merasakan Keana mengeratkan genggamannya membuat tangan dingin itu semakin jelas terasa olehnya, tanpa pikir panjang Sahar langsung membawa Keana menuju tangga darurat karna mengingat mobil Jihan masih terparkir dibawah sana
Mengabaikan suara bisik bisik dari warga Arena karna mendengarkan perkataannya barusan, tidak terkecuali Edo dan Joshua karna saat ini secara tidak langsung Sahar sudah mengumumkan siapa dirinya yang sebenarnya
"Hm sudah ku duga" "Emang bukan rezeki ya kita Do" gumam mereka berdua sambil berjalan lagi ke tempat Jeje dan Shanin yang masih tertunduk diaspal
Dipha yang masih berdiri disamping mobilnya hanya bisa diam diposisinya sambil melihat kedua punggung itu menjauh dari pandangannya, Dipha menyadari kesalahannya pada Sahar
Setelah Sahar dan Keana sudah menghilang dari peredarannya, perhatian Dipha langsung beralih pada Gisel yang masih berdiri diluar lintasan Arena yang mana gadis itu juga sedang melihat kearahnya, sesaat mereka menatap satu sama lain
Ada genangan air yang sudah bertumpuk dikelopak mata itu, Dipha yang menangkap tanda tanda gadis itu akan menangis hanya bisa menahan diri sambil menggertakkan rahangnya karna saat ini tidak bisa berbuat apa apa, Dipha hanya bisa kembali menatap tubuh itu, tubuh yang saat ini bukanlah miliknya lagi
Gisel yang tidak bisa berlama lama melihat wajah itu langsung mengalihkan pandangannya dan berjalan kearah Jihan yang masih berdiri tidak jauh darinya
"Jaga dia" gumam Gisel pada Jihan dan berjalan begitu saja menuju tangga darurat yang ada dibelakangnya dan saat baru saja memunggungi Dipha, tanpa adanya isakan air mata itu langsung jatuh begitu saja dipipinya, Gisel selalu dikalahkan oleh keegoisannya
Jangan tanyakan lagi karna saat ini Gisel juga sangat bersyukur karna melihat Dipha yang berhasil melewati tikungan itu tanpa adanya cidera, namun perasaan itu tidak bisa ditunjukkan oleh Gisel selain air mata yang sedang mengalir dipipinya saat ini
"Kan? Bingung gue sama mereka berdua, dasar idiot" gerutu Jihan lalu berjalan kearah Dipha yang mana sudah terlebih dahulu melangkahkan kakinya ke dinding pembatas Arena, Dipha kembali duduk disana sambil memandangi pemandangan kota yang ada dihadapannya, mengabaikan suasana Arena yang sudah kembali berisik seperti biasanya
Disisi lain Sahar yang baru saja berada didepan mobil Mazda itu langsung membukakan pintu penumpang untuk Keana, Keana yang masih terisak itu hanya bisa menurut lalu mendudukan pantatnya dijok racing namun masih berhadapan pada Sahar yang masih berada didepannya
Tangis Keana lagi lagi pecah membuat bibirnya kembali bergetar menatap nanar Sahar yang masih melihatnya dengan tatapan yang tidak bisa ia artikan
"Apa?" "Mau jelasin apa hah?" "Kamu itu bodoh!" "Bodoh!"
Dengan tubuh yang kembali bergetar Keana langsung menutup wajah dengan kedua tangannya, Keana benar benar sangat takut, walaupun Sahar sekarang sudah berdiri dihadapannya namun perasaan cemas itu masih menjalar pada dirinya. Siapa yang tidak depresi saat baru saja melihat orang yang dicintai hampir merenggut nyawa didepan matanya sendiri?
"Kalau mau mati itu bawa aku Sa" "Bawa aku..."
Mendengar suara lirih itu seperti memarahinya membuat Sahar tanpa berkata apa apa langsung melangkahkan kakinya berdiri tepat didepan Keana, menghapus jarak diantara mereka, secara perlahan Sahar menundukkan badannya lalu duduk bersimpuh didepan Keana
