Happy reading
***
Author POV
"Lo pake ini, tadi kehujanan kan? Nah gue pake blazer lagi aja" ucap Keana sambil menjangkau blazernya yang ada dibelakang mobil
"Duh jauh banget lagi, Dip tolongin ambil..in" Keana yang tadi melihat ke belakang seketika terdiam saat pandangannya beralih pada Dipha sekarang yang hanya diam sambil menatapnya
"Kenapa?" tanya Keana bingung tanpa mengubah posisinya saat ini
Dipha tidak menjawab, ia masih melihat mata dark brown Keana semakin dalam membuat gadis itu mau tidak mau membalas tatapan mata itu, tanpa pikir panjang Dipha langsung mendekatkan wajahnya, melihat tidak ada penolakan dari Keana membuat Dipha melanjutkan aksinya "Tampar gue bodoh"
Jarak antara wajahnya dengan Keana hanya tinggal beberapa inci saja, bahkan dalam jarak ini dengan sekali gerakan Dipha sudah sangat bisa menyatukan kedua bibir mereka, namun gadis itu tidak mau terburu buru "Jadi cuma ini kemampuan cewek lo"
Disisi lain sambil menahan nafas dengan jantung yang berdetak cepat Keana memaksakan untuk menutup matanya, gadis itu tidak tau harus melakukan apa saat ini, dan tiba tiba saja Keana dengan sangat jelas merasakan nafas lembut Dipha berhembus mengenai area sekitar bibirnya membuat kesadaran gadis itu seketika kembali seutuhnya "Ini bukan aroma mint" "Sahar!" saat mengingat gadis itu detik itu juga Keana langsung membuka matanya dan seketika menjauhkan wajahnya dari wajah Dipha
Dipha yang tidak menutup matanya itu dengan jelas melihat pergerakan dari Keana, ia langsung memundurkan wajahnya sambil mengubah posisi duduknya kembali menghadap lurus ke depan "Good girl"
Sesaat keadaan didalam mobil itu kembali hening, hanya suara butiran butiran hujan yang menjadi pemecah kesunyian mereka saat ini, Dipha memijit mijit dahi dengan sebelah tangannya sedangkan Keana hanya bisa meremas blazer yang sekarang berada dipangkuannya
"Dip"
"Hm?"
"Gue keluar dulu ya" ucap Keana sedikit gugup sambil melirik Dipha dan sekilas Keana dapat melihat Dipha hanya menjawab dengan anggukan
Keana langsung memasang blazernya dan menyandang tas ranselnya, namun belum sempat gadis itu memegang gagang pintu dengan cepat tangan Dipha kembali memegang pergelangan tangan Keana
"Ken" ucap Dipha refleks melepaskan kembali genggaman tangan itu
"Ya?" Keana yang sedikit terkejut langsung mengalihkan perhatian pada Dipha yang ada disampingnya
"Maaf tadi gue gak maksud buat.." ucap Dipha lalu terhenti
"Gapapa Dip, nyantai aja" jawab Keana serileks mungkin
"Gue duluan ya" ucap Keana lembut sambil menunjukkan senyum manisnya membuat Dipha mau tidak mau membalas senyuman itu dan kembali mengangguk
Keana berdiri didepan lobby apartemen, sekilas ia melambaikan tangan pada mobil Dipha yang sudah berjalan hingga hilang dari peredarannya
"Gue punya Sahar" "Gue punya Sahar" "Gue punya Sahar" "Gue cuma punya Sahar" "Oke inget baik baik, lo udah punya Sahar" "Titik" "Oke stop, anggap semua ini gak pernah terjadi"
Dari memasuki pintu kaca lobby hingga berdiri seorang diri didalam lift, Keana terus menerus menggerutu didalam hatinya, ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika dia tidak bisa mengelak dari tatapan Dipha tadi, mata itu benar benar menghipnotisnya
