Enam Puluh Dua

14.8K 1.6K 343
                                    

Why Don't We - Fallin' (Adrenaline)

Happy reading

***

Author POV

2 jam sebelum kejadian di Arena

Dengan balutan gaun Kimono Jewel-Toned milik perancang ternama Elie Saab yang sudah melekat ditubuhnya, dipadukan dengan kalung dan anting kristal swarovski yang membuat kesan glamour langsung melekat pada dirinya, 

Gisel kemudian turun dari mobil saat Raka baru saja memarkirkan Ferarri-nya didepan pintu masuk sebelah timur Mansion, tidak pada pintu utama karna acara yang bertemakan outdoor, lebih tepatnya berada di halaman belakang Mansion,

Malam ini adalah acara ulangtahun tuan Luca Felix, salah satu konglomerat yang ada di negerinya, Gisel dan Raka sebelumnya sudah berjanjian akan datang bersama, karena Vikar yang tidak dapat menemani Gisel karna masih dengan cidera engkelnya,

Raka lalu keluar dengan tangan sedang memegang ponsel yang sudah bertengger disebelah telinganya

"Ya Papa, Raka sudah disini" jawabnya sambil memberikan kunci mobil kepada petugas valet

Raka yang sudah mengenakan setelan tuxedo milik Tom Ford berwarna hitam itu lalu berjalan masuk berdampingan dengan Gisel

"Lo udah pikirin mau jawab apa?" gumam Raka tiba-tiba saat mereka melewati beberapa keamanan sebelum memasuki halaman belakang Mansion

"Diamlah" jawab Gisel seperti memperingati Raka

Sahar seharusnya menjadi salah satu perwakilan dari Saralle dalam acara ini, itu juga yang membuatnya menjadi salah satu orang yang akan paling banyak dicari didalam sana, bahkan tidak mungkin jika tuan Felix pun akan menanyakan seorang Sahar Luna nantinya, 

Dan sampai detik ini Gisel tidak memiliki rencana dengan itu semua.

Gisel dan Raka yang baru saja sampai di halaman belakang itu langsung mengedarkan pandangan mereka, ini baru halaman belakangnya namun sudah membuat Raka merasa ciut, 

Ini adalah kedua kalinya Raka menginjakkan kakinya disana, tapi tetap saja Raka tidak bisa mengelakkan kemewahan yang tergambar saat ini didepan matanya, apalagi pemandangan halaman belakang Mansion keluarga Felix langsung menghadap ke laut lepas, ditambah swimming pool yang berada ditengah-tengah halaman, membuat air kolam yang berwarna biru terang itu langsung memantulkan cahaya berkilauan saat terkenal sinar lampu berwarna keemasan, bahkan gaun Gisel terlihat semakin mempesona dari sudut matanya

Raka lalu mengikuti langkah kaki Gisel yang kembali berjalan entah kemana, namun dirinya tetap memperhatikan sekitar, suara musik yang terdengar berasal dari seorang musisi terkenal di negerinya sedang membawakan lagu jazz, diiringi musik klasik yang membuat suasana seperti dibawa ke tahun 70an, 

Suara piano, biola, saxophone yang beradu dengan denting-dentingan gelas, bahkan suara tawa saling bersahutan pun terdengar merdu olehnya saat ini.

Beberapa waiters dengan rompi merah berkeliling sambil membawa tray yang berisi beberapa gelas wine diatasnya, Gisel dan Raka mengambil minuman itu secara bersamaan dan memilih berdiri ditempat mereka saat ini yang berada tidak jauh dari kolam renang,

Dengan memegang segelas wine dan sebelah tangannya lagi berada disaku celananya, Raka yang sudah tersenyum kecil entah menagapa itu lalu mengangguk secara perlahan sambil mengedarkan pandangannya kembali,

Sejauh mata memandang, Raka bisa mengetahui jika semua orang-orang terhormat yang memiliki jabatan penting hadir disana, seperti politisi, pemegang saham utama, beberapa orang yang entah itu termasuk keluarga kerajaan atau sultan-sultan dari timur tengah yang memakai Bisht dan Agal (jubah dan penutup kepala khas Arab), bahkan konglomerat seperti keluarga Saralle, Oriki, Felix dan yang lainnya juga turut hadir disana,

Heaven (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang