Fifth Harmony - The Life
Happy reading
***
Keana POV
Karna selama diperjalanan aku terlalu fokus mendengarkan cerita Gisel hingga tidak terasa sekarang kami sudah menaiki lift apartemen, satu hal yang aku tangkap dari sekian banyak yang diceritakan Gisel adalah Jihan tidak akan pernah bisa melawan Sahar, alasannya tidak lain karna Saharlah yang membantu workshop Jihan menjadi besar seperti sekarang ini
Itu juga yang menjadi alasan mengapa Jihan semalam tidak bisa mencegah Sahar untuk menghentikan balapan, Jihan hanya bisa membantu sebisanya dengan menukar mobil Mazda dengan Toyota hitam milik Jeje, dan jujur saja aku tidak mengerti apa maksudnya, yang jelas Gisel mengatakan bahwa jika semalam Sahar memakai mobil Mazda itu untuk balapan, maka yang pertama kali terjun bebas dari atas sana adalah Sahar, dan itu otomatis Dipha juga akan ikut terjun bersamanya
Aku benar benar tidak mengerti, kenapa dengan hanya menukarkan kedua mobil itu bisa menyelamatkan nyawa Sahar dan Dipha? Apakah Sahar tidak bisa mengendarai tipe Mazda? Atau ada sesuatu yang salah dengan mobil orange itu?
Entahlah, aku akan mengalami stres tingkat dewa jika terus terusan memikirkannya, yang jelas pikiran negatifku terhadap Gisel Jihan Jeje dan warga arena yang lain tidak berlanjut setelah mendengar cerita Gisel tadi
Aku kira mereka semua hanya ingin melihat dan menonton pertandingan yang seru tanpa memperdulikan itu semua bisa membahayakan nyawa seseorang. Tapi ternyata semua itu salah, karna sebenarnya Jihan dan Jeje lah yang menjadi penolong mereka berdua, setelah ini aku akan berterima kasih setelah ini pada kakak beradik itu
"Lo mandi aja, biar gue yang bikin sarapan" suruh Gisel saat dia baru saja membuka pintu apartemen, aku mengangguk patuh dan berjalan santai menuju kamar Sahar, dan saat baru saja memasuki kamar aku bisa melihat Sahar yang masih tertidur dengan pulasnya
Aku langsung menggelengkan kepala, sempat terlintas diotakku kenapa si kebo ini dulu bisa bisanya mengambil seluruh hatiku? Sedangkan jika ada waktu senggang kerjaannya hanya tidur dan tidur, ew"Gue kapan dibelainya sih"
Dengan langkah sebal aku berjalan menuju kamar mandi meninggalkannya yang masih tertidur itu dengan posisi memunggungiku
Setelah membersihkan badanku yang dibanjiri keringat, dengan balutan kimono dan rambut yang masih setengah basah aku keluar dari kamar mandi
Namun belum sempat berjalan menuju meja rias, aku bisa mendengar suara Sahar mengigau, aku langsung membalikkan badan menghadap ranjang dan benar saja dia sedang mendorong dorong kakinya namun dengan mata yang masih terpejam
Tanpa pikir panjang aku langsung berjalan cepat menuju kasur, dengan duduk dipinggiran kasur aku membangunkan Sahar panik karna melihat raut wajahnya yang saat ini seperti ketakutan
"Sayang" "Hei bangun" "Ini aku"
Setelah menepuk nepuk pipinya beberapa kali akhirnya dia terbangun, Sahar langsung duduk dari posisi tidurnya dengan nafas yang terengah-engah, sesaat kemudian dia melihatku
"Oh my.." beberapa detik aku merasakan udara tiba tiba saja lenyap dari peredaran, sesaat aku lupa cara mengambil nafas karna melihat Sahar dengan tatanan rambut yang sedikit berantakan itu, dia terlihat sangat menggoda olehku, sangatt. Dalam keadaan seperti ini entah mengapa aku masih bisa berpikiran yang tidak tidak padanya
Tiba tiba saja air mata itu jatuh begitu saja dipipinya membuatku langsung membuyarkan pikiran kotorku tadi, tanpa berkata apa apa lagi aku langsung membawanya kepelukanku
