Tiga Puluh Dua

36K 2.6K 175
                                        

Clean Bandit - Symphony feat. Zara Larsson

Happy reading

***

Author POV

"Tapi ternyata pemikiran gue selama ini salah, hingga akhirnya gue sadar selama ini dia cuma modus pura pura ngebandingin gue sama lo" Sahar menarik nafas dalam dalam sembari menggertakkan rahangnya mendengar setiap kalimat yang diucapkan Dipha

"Mau sampe kapanpun, walaupun besok gue udah bisa lebih dari lo, dia tetep gak akan mengakui keberhasilan gue, karna apa? Ya karna yang diotaknya itu cuma ada lo Sa, lo gak tau gimana dia memuja muja lo kay-"

"Berhenti bercanda" geram Sahar dengan cepat memotong kalimat Dipha

"And I'm not kidding!" balas Dipha ikut ikutan geram menatap tajam mata Sahar

"She's gay, okay? She is GAY!" nafas Sahar langsung tercekat dan seketika mematung mendengar ucapan penuh penekanan Dipha padanya, Sahar benar benar sangat shock, apa yang ia takutkan sedari tadi akhirnya terucap saja dari mulut Dipha

Melihat reaksi Sahar membuat Dipha langsung menghembuskan nafas kasarnya, Dipha menyadari bahwa berita yang ia sampaikan benar benar diluar nalar seseorang, tapi itulah faktanya dan bagaimanapun Sahar harus mengetahui semuanya

Sesaat ruangan itu menjadi hening karna Dipha masih menunggu reaksi shock Sahar kembali untuk rileks, dan Sahar yang masih terdiam diposisinya itu hanya bisa termenung, perempuan yang sudah dianggapnya sebagai orangtua sendiri ternyata memiliki motif lain diatas sikap baiknya selama ini, Sahar benar benar tidak menyangka tante Deva bisa melakukan ini semua padanya

"Andai gue tau ini dari dulu, mungkin gue gak akan pernah cari gara gara sama lo Sa" ucapan Dipha membuat Sahar membuyarkan lamunannya dan mengalihkan pandangannya pada gadis itu

"Maaf selama ini gue udah salah paham, lo emang orang baik, gue aja yang busuk" aku Dipha tersenyum masam menatap minumannya, walaupun Sahar tidak mengerti apa maksudnya namun Sahar bisa melihat bahwa Dipha benar benar menunjukkan penyesalannya saat ini

"Bagus kalau nyadar" balas Sahar membuat Dipha langsung terkekeh kecil

"Ya emang guenya aja yang terlalu dikuasai oleh kebencian" ucap Dipha memanyunkan sedikit bibirnya

"Dan kebencian itu juga yang bikin gue buta dalam segala hal, termasuk ngebully lo tanpa alasan kayak dulu" sesal Dipha menunjukkan wajah tidak enak hatinya pada Sahar sedangkan Sahar kembali mengingat ngingat beberapa kejadian yang Dipha lakukan padanya dulu

Seorang Dipha Devandra Anezka yang sedari dulu selalu menatap sinis dirinya, menyindirnya dengan kata kata kasar, disaat semua orang menginginkan kehadirannya tetapi Dipha malah menyuruhnya agar menjauh dari kehidupannya, hanya Dipha yang membuat Sahar bisa merasakan bagaimana rasanya dibenci oleh seseorang

Andai Dipha tau karna sifat cueknya jugalah dulu Sahar sempat menyukai dan tertarik dengan karakter gadis itu, hanya menyukai, Sahar tidak bisa membayangkan bagaimana jika perasaan sukanya dulu tumbuh pada seorang Dipha Anezka

"Ekhm" Dipha sengaja mendehem membuat Sahar kembali sadar dari lamunannya

"Lo mau kan maafin gue?"

"Dimaafkan" jawab Sahar santai dengan wajah tanpa ekspresinya

"Atas semua yang udah gue lakuin ke lo?" tanya Dipha memastikan dan Sahar menjawab dengan anggukan

"Lo maafin gue gitu aja??" Dipha masih tidak percaya

"Terus aku harus gimana lagi? Udah terlanjur kejadian juga" ucap Sahar santai sambil menjangkau minumannya sedangkan Dipha masih melihat Sahar dengan tatapan yang tidak bisa diartikan

Heaven (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang