Lanjutan Break Up
---
Seulgi tersenyum miris begitu melihat ulang seluruh chatnya dengan Park Jimin. Ingin rasanya dia kembali ke saat-saat dulu lagi. Saat dimana semuanya terasa menyenangkan dan tidak terasa menyesakkan seperti sekarang ini.
Dia ingin merasakan kesenangan berlebih dihatinya begitu tahu kalau mereka akan hadir di acara yang sama. Dia ingin diam-diam mencuri pandang kepada Jimin yang terkadang duduk di meja sampingnya, dan mendapati lelaki itu juga sedang menatapnya.
Dia rindu semua kenangan indah yang pernah terjalin diantara keduanya. Seulgi ingin Jimin tahu kalau dia tidak bisa berpaling kepada lelaki lain. Seulgi ingin Jimin tahu kalau Seulgi masih mengharapkan lelaki itu kembali ke kehidupannya. Seulgi ingin semuanya kembali ke awal. Dimana mereka memulai lembaran awal mereka.
Tapi semuanya hanya keinginan bodohnya saja. Seulgi jelas tahu kalau semuanya tidak akan bisa terulang lagi. Sudah lebih tiga bulan dan Seulgi gagal move on dari seorang Park Jimin. Bahkan, semua fansnya menyadari perubahan drastisnya yang sangat nampak. And so does Park Jimin.
Seulgi meringkuk di sofa panjang ruang tengah. Suara televisi dan dentingan jarum jam samar-samar terdengar membuatnya semakin larut dalam kesedihannya yang terasa tidak ada akhirannya. Dia merasakan matanya memanas dan lagi-lagi air mata jatuh ketika dia mengedipkan kedua matanya.
Dia diam, membiarkan dirinya menangis semakin menjadi begitu kembali teringat dengan kenangan-kenangan indah mereka. Seulgi ingin merasakan pelukan hangat Jimin ketika lelaki itu menenangkannya ketika dia menangis. Mengelus rambutnya dengan lembut sambil membisikkan kata-kata penyemangat.
"Seulgi, ayo pindah ke kamarmu. Sekarang sudah larut dan kita ada jadwal siang nanti." Joohyun berucap dengan lembut sambil menepuk pundak Seulgi. Joohyun meringis tertahan begitu melihat keadaan Seulgi yang semakin kacau setiap harinya.
"Dasar jelek. Kompres matamu dengan es batu, jangan sampai fans semakin khawatir dengan keadaanmu." Joohyun tertawa meledek dan menarik tangan Seulgi yang masih meringkuk di sofa.
"Unnie," panggil Seulgi. Joohyun menoleh kepada Seulgi, melihat adiknya sedang menatapnya dengan sendu dengan kedua mata yang masih bergelinang air mata.
"Seulgi, cheer up! Kau tidak akan menangisinya setiap saat, kan? Dia bahkan terlihat bahagia tanpa kau disisinya! Kau juga harus membuktikan bahwa dia bukan apa-apa lagi di hidupmu." Joohyun memegang kedua bahu Seulgi yang terkulai lemas. Joohyun tidak tahan melihat Seulgi yang semakin menyedihkan setiap harinya. Seakan Seulgi mereka hilang karena ulah Park Jimin.
"Now, get up! Kau harus tidur sekarang." Joohyun menarik kedua tangan Seulgi dan membuat Seulgi berdiri dengan lemas. Dia meraih ponselnya dan berjalan dengan lemas ke kamarnya dengan bantuan Joohyun.
"Good night, Seulgi." Ucap Joohyun sambil mematikan lampu. Seulgi menggumam sebagai jawaban.
Dia bersiap untuk memejamkan matanya, namun Seulgi mengurungkan niatnya begitu melihat ponselnya menyala dan menampilkan notifikasi chat dari seseorang.
Dan demi apapun, tangisannya yang sudah mereda kembali menjadi-jadi begitu melihat chat yang masuk di ponselnya.
Park Jimin, dengan kurang ajarnya mengirimnya pesan malam hari.
Jimin: Selamat hari jadi yang ke satu tahun, Seulgi noona.
---
Kampret banget si bantet hhhhh

KAMU SEDANG MEMBACA
The Journal [p.j.m & k.s.g]
Fanfiction[SLOW UPDATE] Kumpulan cerita Jimin x Seulgi.