Does It Hurts?

2K 201 16
                                    

Seulgi berjalan memasuki ruang karaoke sambil bercanda bersama temannya, Park Sooyoung. Begitu mereka masuk ke dalam, mereka langsung disambut oleh teman-teman mereka yang lain.

"Datang juga!" Seru Joohyun begitu Seulgi duduk di sebelahnya. Seulgi hanya cengengesan sambil melepas mantel dan syalnya. Udara malam ini sangat dingin tidak seperti biasanya.

"Aku ketiduran. Untung Sooyoung menjemputku, kalau tidak aku tidak akan datang." Jawab Seulgi.

"Bodoh, jangan tidur terus kalau hari libur." Cibir Joohyun. Seulgi tidak menjawab, dia mengedarkan pandangannya ke ruangan karaoke yang sudah disewa oleh dia dan teman-temannya. Pandangannya jatuh ke lelaki yang duduk di ujung sofa, yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Dia mau datang?" Tanya Seulgi pada Joohyun.

"Siapa? Oh," Joohyun mengangguk pelan ketika mengetahui siapa yang dimaksud oleh Seulgi.

"Iya, Jimin datang." Jawab Joohyun lagi. Seulgi menghela nafasnya. Sebenarnya dia senang lelaki itu datang, dia bisa saja menghabiskan semua waktunya di sini untuk menatap lelaki itu yang bagaikan ciptaan Tuhan paling sempurna. Tapi sebagian dari dirinya merasakan sesak.

"Aku kira dia tidak akan datang karena ada aku di sini." Kata Seulgi.

"Jangan begitu. Kita semua teman, tidak boleh ada yang menghindari satu sama lain." Joohyun mengelus tangan Seulgi yang menganggur. Seulgi hanya dapat memaksa untuk tertawa ketika mendengar ucapan Joohyun.

"Aku yang salah, ya? Seharusnya aku tidak perlu jujur saat itu." Seulgi tersenyum miris.

"Sudahlah. Minum ini. Satu gelas soju tidak akan membuatmu mabuk." Joohyun menyerahkan segelas kecil berisikan soju kepada Seulgi. Tanpa berpikir panjang, Seulgi menerimanya dan segera meneguknya one shot.

"Gila." Joohyun menggelengkan kepalanya melihat Seulgi yang sadis saat menenggak soju itu. Terakhir kali Joohyun melihat Seulgi se-desprate ini dulu, saat orangtua Seulgi bercerai.

***

Seulgi menghempaskan badannya ke sofa ketika selesai menyanyikan lagu Jet Black Heart dari 5SOS, lagu yang dia nyanyikan dengans sepenuh hati. Membuat tenggorokannya terasa kering karena terlalu menghayati lagu ini. Maka dia menuangkan soju lagi ke gelasnya.

"Ayo main sesuatu." Saran Hoseok di samping kanan Seulgi. Gadis tidak menjawab, membiarkan yang lain menjawab ajakannya.

"Ayo, permainan apa?" Jimin menjawabnya. Seulgi nyaris tersedak dan diam-diam mencuri pandang ke arahnya. Bukannya berlebihan, hanya saja Jimin itu tipikal lelaki yang cuek dan tidak peduli dengan ajakan seperti ini. Seulgi saja heran kenapa Jimin mau diajak kemari.

"Truth or dare. Bagaimana?" Saran Hoseok. Seulgi terkekeh mendengarnya, masih jaman main permainan itu? Tapi dia melihat teman-temannya mengangguk dan Jimin juga sepertinya tidak keberatan dengan permainan bocah itu.

"Oke." Sahut yang lain. Seulgi mau tak mau harus mengikuti permainan ini sampai selesai. Tidak mungkim dia hanya diam dan memperhatikan teman-temannya yang bermain.

"Duh," Yoongi meringis begitu melihat botol soju mengarah kepadanya setelah diputar oleh Hoseok.

"Dare." Kata Yoongi. Yang lain bersorak senang mendengar Yoongi yang sangat yakin dengan keputusannya.

"I dare you to ask Seulgi for a date." Seungwan menyeringai setelah mengucapkannya. Seulgi menatap Seungwan dengan tatapan tajamnya, tidak mengerti jalan pikiran gadis itu.

"You are such a good ex-girlfriend." Yoongi terkekeh.

"Will you go on a date with me?" Tanya Yoongi pada Seulgi.

Seulgi menghela nafas, kemudian memaksakan diri tersenyum kepada Yoongi. "Well, I guess I can't say no."

Semuanya bersorak heboh lagi, kecuali satu orang. Park Jimin. Lelaki itu memang tidak pernah peduli dengan Seulgi sepertinya. Lihatlah, dia malah sibuk mengunyah keripik kentang sambil menatap teman-temannya dengan malas. Entah kenapa Seulgi merasa sedih mengetahuinya. Padahal Jimin selalu seperti itu kepadanya.

Permainan kembali berlanjut, sekitar 1 jam kemudian mereka selesai dan kembali bernyanyi asal-asalan untuk sekedar menghilangkan stress mereka.

"Seul, cukup." Park Jimin menangkis tangan Seulgi yang hendak menuang soju ke dalam gelasnya. Seulgi tertawa sinis namun menuruti perintah Jimin.

Disini tersisa Jimin yang sepenuhnya masih sadar walaupun dia beberapa kali meneguk soju. Dia memang tidak berniat untuk mabuk parah karena Jimin yakin teman-temannya akan berakhir mabuk seperti ini.

Jimin memperhatikan Seulgi yang kini memejamkan matanya. Jimin akui gadis itu sangat cantik. Kedua matanya yang sipit namun tegas itu menjadi daya tariknya. Tapi Jimin belum menyukainya walaupun gadis itu sudah jujur dengannya waktu itu. Jujur kalau Kang Seulgi suka dengan Park Jimin.

"Maaf." Jimin berbisik masih dengan menatap Seulgi. Dalam cahaya yang remang, yang sumber pencahayaannya hanya dari layar televisi, Jimin dapat melihat air mata jatuh ke pipi Seulgi.

"I was so stupid, you know?" Seulgi meracau sambil terpejam.

"How could I say that to him? The space between us is getting bigger each day." Lanjut gadis itu. Jimin meringis mendengarnya. Seulgi sedang menyalahkan dirinya sendiri.

"Aku yang menolaknya, kenapa dia yang merasa bersalah?" Jimin bertanya pada dirinya sendiri.

"Kau bicara apa?" Hoseok yang sudah mabuk dan setengah tertidur itu bertanya kepadanya. Jimin hanya menggelengkan kepalanya dan Hoseok kembali tertidur.

"Joohyun bilang kita semua teman dan tidak boleh menghindari satu sama lain. Tapi kenapa kau menghindariku? Apa kau menggapku bukan temanmu?" Kata Seulgi lagi. Isakan gadis itu semakin terdengar dan Jimin dapat melihat kalau badan Seulgi bergetar karena menangis.

"Aku memang bukan siapa-siapa untukmu. Tapi kau bagaikan segalanya untukku. Kenapa cinta itu sangat merumitkan?"

"Cinta memang merumitkan, Kang Seulgi. But love keep us alive." Jawab Jimin.

"We shouldn't meet from the first time, right? It was all wrong." Seulgi membuka kedua matanya. Masih dalam keadaan setengah sadar, dia menyeka air matanya dan mengambil satu botol soju yang tersisa setengah. Dia meneguknya seperti meneguk air mineral.

Jimin kini merasa bersalah. Penolakannya kepada Kang Seulgi membuat gadis ini sangat hancur dan menyedihkan seperti ini.

"Maaf, ini semua salahku. Tapi aku tidak ada perasaan apapun untukmu, Kang Seulgi-ssi."

---

Halo!🙃

Ini aku ambil dr ide2 kalian yang waktu itu. Ada yg nyaranin tod, karaoke-an trus juga ada yg bilang seulgi yg kyk ngejar2 jimin. Jadi aku gabungin semua disini. Emang di bagian karaoke sm tod kurang panjang.. jadi maaf ya HEHE

The Journal [p.j.m & k.s.g]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang