Karena ujian nasional sudah selesai, maka Seulgi dan Jimin sekarang sedang sibuk dengan bimbel intensif untuk persiapan SBMPTN mereka. Mereka satu tempat les, lagi.
Terhitung sudah 3 hari semenjak kejadian canggung di dalam mobil itu. Tapi mereka dengan pintar dapat mengatasinya dan kini kembali ke suasana normal mereka.
"Halo?" Seulgi mengangkat telefon dari Jimin sambil memakai lipbalm berwarnanya itu. Tote bag berisi modul dan bindernya sudah tersampirkan di bahunya. Tinggal sebentar lagi sebelum dia turun ke bawah.
"Aku udah di depan." Kata Jimin di telefon.
"Hmm, sebentar lagi."
"Oke."
Seulgi memutuskan sambungan telefon dan segera bergegas. Setelah berpamitan dengan pembantunya, dia melesat keluar dan menghampiri mobil Jimin yang terparkir di depan rumahnya.
"Yuk." Ajak Seulgi saat dia sudah duduk manis di kursi penumpang.
"Ayok, Jim?" Tanya Seulgi lagi ketika Jimn tidak juga berangkat tapi hanya melihatnya dengan galak.
"Pake seatbeltnya. Perlu aku yang pakein?" Tanya Jimin galak.
Seulgi mendengus kesal kemudian memakai seatbeltnya dengan cepat. "Udah, nih! Ayo berangkat."
***
Setelah pusing dengan matematika dasar selamat 75 menit, akhirnya mereka istirahat sejenak sebelum memulai sesi dua kelas mereka. Seulgi dan Jennie sudah keluar dari kelas untuk mencari jajanan.
"Heh." Taehyung yang duduk di samping Jimin menyenggol lengan cowok itu kasar.
"Apaan?" Tanya Jimin tanpa menoleh sedikitpun. Gamenya lebih penting daripada Taehyung sekarang ini.
"Matiin dulu dah game lu." Kata Taehyung lagi-lagi galak.
"Galak amat dah lu. Berantem sama mba pacar?" Jimin mencibir kesal dan dengan terpaksa menyimpan ponselnya.
"Ga usah mikirin gua. Gua mau bahas lu dulu sekarang."
"Hah? Apaan, sih?" Jimin mulai curiga. Entah apa yang mau dikatakan Taehyung, tapi Jimin merasa tidak nyaman.
"Woy, lu berdua mau nitip jajanan, ga? Gua mau keluar, nih." Taeyong bertanya di ambang pintu.
"Eh, mau. Siomay aja goceng." Taehyung yang sedang galak itu tiba-tiba melunak saat ditawarkan untuk menitipkan jajanan.
"Lu, Jim? Mau apaan?" Tanya Taeyong saat dia menghampiri untuk mengambil uang Taehyung.
"Ngga, tadi udah nitip Seulgi." Tolak Jimin.
"Oh, iya. Lupa gua."
"Makasih, Yong. Baik banget dah lu." Taehyung memamerkan senyuman kotak tampannya itu kemudian Taeyong segera melesat keluar bersama dengan Minhyun yang sudah menunggu di pintu.
"Lu udah berapa lama deket sama Seulgi?" Tanya Taehyung to the point. Tuh, kan. Jimin sudah tahu pasti pembahasan mereka membuatnya sedikit tidak nyaman.
"Kenapa emang?"
"Et, malah balik nanya. Jawab." Taehyung mendengus.
"Setahun." Jawab Jimin.
"Anjing."
"Kasar banget lu, ya. Kenapa emang?" Jimin bertanya tidak suka. Dia memang sudah maklum kalau Taehyung berkata kasar. Tapi sejak tadi, Taehyung ngegas mulu sama dia.
"Lu tuh ngebayangin perasaan Seulgi, ga? Jadi cowok brengsek amat, heran." Taehyung mendecak sebal dan menggelengkan kepalanya.
"Ngegas banget, anjing. Atas dasar apaan lu kayak gini?" Emosi Jimin jadi tersulut juga. Tapi dengan sabar dia menahan emosinya agar tidak memukul si Taehyung ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journal [p.j.m & k.s.g]
Fanfic[SLOW UPDATE] Kumpulan cerita Jimin x Seulgi.