Kita

2.4K 267 15
                                    

mulmed credit to weheartit.

---

Seulgi bangun pagi-pagi hari ini untuk menyelesaikan kegiatannya. Yaitu merapikan barang-barang di apartment barunya. Mulai dari peralatan di dapur, kamar mandi, dan ruang tamu yang menjadi satu dengan ruang televisi.

Dia bergegas mandi begitu selesai sarapan dan mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. Rambutnya yang sudah kering total, dia ikat tinggi agar tidak kewalahan saat nanti.

"Okay, let's start." Ucap Seulgi memberi semangat kepada diri sendiri. Dia mulai membereskan kamarnya yang menjadi tempat untuk meletakkan kardus-kardus barangnya.

Dia memulai dengan menarik kardus besar bertuliskan 'bedroom'. Dengan perlahan dia mengeluarkan semua isinya lalu menatanya dengan rapi di dalam kamarnya. Meja belajar dan meja riasnya yang semula kosong perlahan mulai terisi dengan barang-barangnya.

Lampu tidur sudah dia letakkan di meja kecil disamping tempat tidurnya, begitu juga dengan stop kontak untuk berbagai macam listrik. Seulgi dengan cekatan menempelkan polaroid yang menampilkan dia dan teman-temannya di dekat meja belajarnya, dan bingkai foto dia dengan sang pacar, Park Jimin, dia letakkan di meja yang sama dengan lampu tidurnya.

Setelah urusan dengan kamar selesai, Seulgi beralih ke kamar mandi dengan membawa tas berbahan plastik berisi peralatan mandinya ke dalam kamar mandi. Seulgi menyusunnya dengan rapi. Mulai dari skin care dan teman-temannya.

"Capek," Seulgi mengeluh dan mengusap peluh di pelipisnya, padahal kerjaannya hanya menyusun barang-barangnya. Dan itu baru dua tempat, belum semuanya.

Seulgi bergegas keluar dari kamar mandi begitu mendengar ponselnya berbunyi. Dia berlari ke ruang tamu, namun tidak menemukan ponselnya disana. Berlari lagi ke dalam kamar dan barulah dia menemukan ponselnya diatas kasur.

"Ya?" Sapa Seulgi setelah menerima panggilan telefon. Dia duduk di kasurnya, mengatur nafasnya yang cukup terhengal karena berlari dari kamar mandi ke ruang tamu, lalu berlari lagi ke kamarnya.

"Can I come to your place?" Tanya seorang di sebrang sana. Seulgi mengernyit heran, namun sedetik kemudian senyuman terlukis diwajahnya.

"Tapi ini masih pagi, Jim. Kau istirahat saja di tempatmu lalu datang kemari sore ketika aku sudah selesai membereskan tempat ini." Tolak Seulgi halus. Jimin baru saja pulang dari London tadi malam untuk keperluan bisnis, dan lelaki itu sudah ingin datang kemari. Pasti Jimin lelah dan ingin beristirahat.

"It's been a week and I miss you so much." Jawab Jimin. Suara lelaki itu terdengar manja di sebrang sana dan membuat Seulgi terkekeh.

"Kau tidak lelah? Datang kesini dengan taksi saja, ya?"

"Kalau buat ketemu denganmu, aku tidak lelah. Dan aku masih bisa menyetir dengan keadaan segar."

"Okay, whatever. I've sent my new address, right?" Tanya Seulgi. Jimin menggumam sebagai jawaban. Merasa tidak ada yang perlu di bicarakan lagi, Seulgi mengakhiri panggilannya.

"Aku tunggu. Da-ah."

***

"Tidak. Bukan disitu!" Seulgi lagi-lagi memekik begitu melihat Jimin salah menempatkan barang miliknya. Sudah terhitung tiga kali Jimin melakukannya dengan salah, tetapi lelaki itu ngotot untuk membantu Seulgi.

"Lalu dimana?" Tanya Jimin kesal. Dia mencengkram vas bunga tipuan di genggamannya. Seulgi mendekat dan meraihnya, lalu meletakkannya di rak yang tergantung di dinding.

The Journal [p.j.m & k.s.g]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang