Chapter 45: Di Dalam Mulut Monster

48 4 0
                                    

" Green ! " Green langsung berubah menjadi monster kaktus.

Dan seekor kelinci tiba-tiba melompat keluar dari balik semak-semak.

"Huh! Aku pikir ada monster atau penjahat yang datang," ucap Rey lega setelah melihat kelinci itu menghilang lagi ke dalam hutan. "Kau membuat kami kaget saja Dragon."

Dragon menyipitkan matanya sambil menggaruk-garuk pipinya.

Green kembali ke bentuk normalnya.

Namun Lucy, Key dan Suzuki masih terlihat kaget.

"Hei, kalian bertiga kenapa?" tanya Dragon heran.

"A-apa yang terjadi dengan Green?!!"

Dragon menoleh ke Green.

"Oh iya, kalian belum tahu ya. Itu adalah bentuk asli Green," ucap Dragon sambil mengelus-elus kepala Green.

"Tapi itu mengejutkan sekali," balas Lucy mengusap keringat di kepalanya.

"Ya, karena dia adalah kru kita. Kau harus membiasakan diri, melihat Green berubah nantinya Lucy," ucap Dragon.

Dragon dkk memutuskan melanjutkan perjalanan mereka. Dan ditengah perjalanan, Suzuki terlihat memikirkan sesuatu.

"Kau kenapa Suzuki?" tanya Lucy yang berjalan di samping Suzuki, "Di sepanjang perjalanan kita. Aku melihat wajahmu serius terus?"

"Memikirkan tentang Key mungkin," celoteh Dragon.

"Tidak. Aku melihat Suzuki lebih serius dari sebelumnya," balas Lucy.

"Kau benar Lucy," sahut Suzuki angkat bicara.

"?!"

"Ada hal aneh tentang kelinci yang muncul tadi."

"Bisa kau jelaskan maksudmu Suzuki?" tanya Key penasaran.

Suzuki menoleh ke Key dan rona merah keluar dipipinya, "Tentu saja, Pangeran Key."

"Kelinci yang kita lihat tadi, adalah kelinci gurun. Kelinci yang memiliki habitat di padang pasir."

"Jadi?" tanya Lucy dengan wajah bingung.

"Sejak awal aku juga sudah merasa aneh dengan hutan ini," sahut Dragon yang sedang mengambil tanah yang di injaknya.

"Bisa kau jelaskan juga maksudmu Dragon?" tanya Lucy lebih bingung.

"Tanah ini, bukan tanah asli."

"Heh?!!"

"Bagaimana hutan selebat ini bisa tumbuh subur di tengah-tengah padang pasir. Dan lagi, aku tidak melihat satu pun oasis di sekitar sini," ucap Dragon menoleh ke Lucy yang hendak menyanggah ucapan Dragon.

"Kedua, selama perjalanan kita masuk ke hutan ini. Aku sama sekali tidak melihat tanda-tanda kehidupan, meski kita semua sempat menemui seekor kelinci. Itu pun seharusnya, dia tinggal di gurun, bukan di dalam hutan seperti ini."

"Dragon, apa mungkin hutan ini dihuni semacam hantu?" tanya Rey yang kembali di panggul Green.

"Tidak mungkin Rey," jawab Dragon kembali memungut tanah di depannya.

"Tanah ini Sangat lembut, lebih lembut dari tanah biasa. Tapi saat kau membasahinya" Dragon meludahi tanah yang dipegangnya, "Tanah ini menjadi lengket."

Lucy dan yang lainnya mencoba apa yang dilakukan Dragon.

"Lalu? Apa maksudmu Dragon?" tanya Lucy.

"Aku juga tidak tahu," jawab Dragon menggaruk-garuk pipinya.

"Heleh"

"Kalau begitu, kita harus bergegas. Apalagi kita hampir sampai di dekat bukit. Jadi kita bisa meninggalkan "

Dragon Si Pemburu Bajak Laut [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang