Chapter 21: Bank Angkatan Laut

70 4 0
                                    

  Ditempat Silva berlari meninggalkan hutan Berlian Hijau.

"Kau bisa membuat penyamaran kita terbongkar, Silva." ucap seseorang dengan jubah hitam yang tiba-tiba berlari di sampingnya.

"Aku hanya ingin menyapa keberuntungan kecil Angkatan Laut saja, Zack. Fufufu." balas Silva sambil tersenyum senang.

"Bagai mana dengan dua orang di kota Saga tadi?" tanya Silva.

"Mereka berhasil kabur." balas satu orang lainnya yang berlari di samping Silva dan Zack.

Ditempat pencuri yang mengambil uang dan gulungan milik Zeff.

"Sial, gulungan ini tidak bisaku baca." ucap si pencuri membuka gulungan milik Zeff.

"Aku yakin itu adalah peta harta karun, bos." balas teman si pencuri dengan jubah hitamnya.." Sepertinya wanita itu bisa membaca gulungan ini, bos."

Si pencuri tersenyum, " kita culik wanita itu."

Teman si pencuri mengangguk - anggukkan kepalanya, kemudian pergi menuju ke sebuah kapal yang berada di dermaga timur pulau Torihiki.

Kembali ke tempat Dragon dan Lucy berada, Markas Angkatan Laut Divisi 109, kota Saga.

"Markasnya besar juga ya?." heran Dragon sesampainya di tempat Morgan bekerja.

"Ya, kota Saga adalah kota yang besar juga, Dragon." balas Lucy mendekat ke tempat penjaga pintu masuk Markas Angkatan Laut.

"Apa kapten Morgan ada di dalam?" tanya Lucy ke salah satu penjaga pintu.

"Siapa kalian?" balasnya.

"Aku Lucy..."

Prajurit Angkatan Laut terdiam.

"Lucy Danger."

"WAAAAH!!!!" prajurit penjaga pintu Markas berteriak histeris, kemudian berlutut di depan Lucy.

"Se-selamat datang di Markas Divisi 109, cucu Jenderal!" seru salah satu prajurit yang sedang berlutut.

"Kalian hentikan, cepat berdiri!" balas Lucy merasa aneh dengan perlakuan mereka.

Seseorang keluar dari dalam Markas.

"Selamat datang di kota Saga, Lucy." sapa orang itu dengan jubah Laksamana.

"Paman Raion!" teriak Lucy yang langsung memeluknya.

"Hahaha... Kau tidak pernah berubah Lucy." ucap Raion, Laksamana Angkatan Laut Divisi 109.." kau juga ikut dengan Lucy, Dragon?."

Dragon tertawa, " Iya, paman."

"Apa kau masih suka dengan ketimun?" tanya Raion.

"Iya paman! Apa paman punya?" ucap Dragon mendekat ke Raion.

"Hahaha kau juga tidak berubah, Dragon."

"Ikutlah denganku ke dalam." lanjut Raion berjalan ke dalam Markas di ikuti Lucy dan Dragon.

Di dalam Markas Angkatan Laut Divisi 109 terdapat banyak ruangan penjara, dan terlihat beberapa orang berada di dalamnya, terdiam dan murung.

"Apa mereka semua bajak laut, paman?" tanya Dragon memperhatikan orang - orang di dalam penjara.

"Bukan Dragon, mereka para pencuri di kota Saga." jawab Raion." daripada bajak laut, tempat ini lebih banyak di huni para pencuri."

Raion berhenti, Lucy dan Dragon ikut berhenti.

"Ada apa paman?" tanya Lucy dan Dragon bersamaan.

"Sepertinya aku lupa kantorku di sebelah mana." ucap Raion sambil menggaruk kepalanya.

"Apa!" Lucy dan Dragon kaget.

"Ah, kau di sana Morgan." ucap Raion meneruskan langkahnya.

"Apa yang ada dikepalamu, kapt?" tanya Lucy melihat sebuah petunjuk arah di kepala Morgan.

Dengan tergesa - gesa, Morgan melepas petunjuk arah yang berada di kepalanya.

"Bukan apa - apa." jawab Morgan berbohong.

"Nah, di sini kantorku, masuklah kalian." ucap Raion memasuki kantornya.

  "Ketimun!!!" teriak Dragon yang langsung masuk ke dalam kantor Raion dan mengacak - acak buah - buahan yang berada di meja Raion.

"Apa ketimun ini dari pulau buah - buahan, paman?" tanya Dragon sambil menikmati ketimun yang dia makan.

"Tentu saja." balas Raion tersenyum.

"Pantas... Enak sekali." Dragon tersenyum senang.

Wajah Lucy menjadi datar melihat tingkah Dragon.

"Nah, kalian berdua datang kemari, ada maksud apa?" tanya Raion memperhatikan Dragon dan Lucy yang duduk di depannya.

Lucy berdiri, " itu... Kami sedang mencari sebuah kapal, paman dan... Mencari seorang pencuri."

"Pencuri?." Raion sedikit terkejut.

"Iya, paman. Dia mencuri uangku juga gulungan milik kakek...."

"Gulungan harta karun!!?." potong Raion dengan mata bersinar.

"Bu-bukan paman." jawab Lucy gugup.

Mata Raion kembali biasa, " jadi gulungan apa itu?."

"Aku tidak tahu pastinya, yang jelas kakek ingin aku memberikannya kepada seseorang di sisi barat dunia."

Raion dan Morgan saling berpandangan.

Dragon terlihat masih asik memakan ketimun yang berada di meja Raion.

"Haha... Baiklah kalau begitu. Sebenarnya aku tidak yakin, tapi jika kau mencari sebuah kapal. Kau bisa mencari seorang pembuat kapal di dermaga utara. Ya, itu pun kalau kalian bisa sampai di sana." ucap Raion melihat Lucy yang kembali duduk.

"Apa kapal di dermaga selatan tidak ada yang cocok dengan kalian?" tanya Morgan.

Lucy menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Paman, di mana aku bisa mengambil tabunganku?" tanya Lucy kepada Raion.

"Morgan yang tahu." jawab Raion dengan wajah penuh keringat sambil tersenyum nyengir.

"Aku antar kau ke bank Angkatan Laut, untuk mengambil uangmu." ucap Morgan melirik Raion dan mempersilahkan Lucy berjalan duluan.

"Hentikan makanmu, Dragon!" teriak Lucy melihat Dragon masih asik memakan ketimunnya.

Morgan membawa Dragon dan Lucy melewati beberapa koridor di dalam markas Angkatan Laut dan sampai di sebuah tempat yang ramai dengan para prajurit Angkatan Laut.

"Silahkan, Lucy." ucap Morgan menunjukkan Lucy pintu masuk bank Angkatan Laut.

"Terima kasih ya Kapt." balas Lucy bergegas masuk ke dalam bank.

"Antri nih?" tanya Dragon yang berdiri di belakang Lucy.

"Ya, kau tahu sendiri. Ini adalah fasilitas umum Angkatan Laut." jawab Lucy.

Dragon terlihat memikirkan sesuatu.

"Hei kalian! Apa kalian tidak mau memberi jalan kepada cucu Zeff!" teriak Dragon.

"Kau ini apa - apaan sih, Dragon." ucap Lucy kesal dan berusaha menutup mulut Dragon.

Bruk! Bruk! Bruk!

Lucy dan Dragon melihat beberapa orang yang mengantri di depan mereka sudah tidak ada, dan beberapa prajurit Angkatan Laut lainnya berlutut ke arah Lucy.

"Antrian selanjutnya... Cucu Jendral Zeff, si-silahkan maju." ucap petugas bank pertama gemetaran yang duduk di antara dua petugas bank lainnya.

Lucy tersenyum sambil membungkam mulut Dragon, " bukankah tadi banyak yang antri?."

Beberapa prajurit Angkatan Laut saling berpandangan.

"Memang ada yang antri?."

"Tidak ada."

"Tidak ada yang antri kok." ucap salah satu prajurit yang sefang berlutut.

"Kau dengar kan? Tidak ada yang antri." ucap petugas bank pertama mencoba tersenyum melihat semua prajurit Angkatan Laut di dalam bank menggelengkan kepalanya bersama.  

Dragon Si Pemburu Bajak Laut [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang