Chapter 55: Sahabat Terbaik

39 2 0
                                    

Tranggg!!!

Fox menahan serangan Dragon. Dan mendorongnya sehingga Dragon mendarat di depan Fox.

Fox menembakkan api dari tangannya ke arah Dragon.

Brrruuurr!!!

Dragon memutar-mutar tongkatnya untuk menghalau serangan api dari Fox.

Mata Dragon berubah menjadi biru disertai tubuhnya yang mengeluarkan asap biru, melesat ke arah Fox lagi.

Fox tersenyum dan menyiapkan serangan balik.

Lucy ternyata tidak tinggal diam, dia juga melesat ke arah Fox.

Trang! Trang!

Dengan gesit, Fox mematahkan kedua serangan Dragon dan Lucy.

"Kalian berdua saja tidak cukup kuat melawanku," ucap Fox dengan tubuh penuh api.

"Fireee Sword!!!" Fox melancarkan serangan secara membabibuta dengan api yang keluar kesegala arah dari pedangnya.

"Argh!!" Lucy terkena serangan api dari Fox.

Dragon terlempar karena berusaha menahan serangan pedang Fox.

"Hahaha," Fox tertawa puas.

Di tempat lain, dimana Saitama dan Ben bertarung.

"Serangan sama sekali tidak berubah Saitama," ucap Ben dengan nafas terengah-engah.

"Diam kau Ben!" Saitama melesat dengan pedang besarnya.

"Aku jadi teringat masa lalu kita," ucap Ben sembari menahan serangan Saitama.

Beberapa tahun yang lalu, tepat saat pertama kali Ben datang ke pulau Kyodai.

Dermaga selatan begitu ramai, seseorang yang baru saja turun dari kapal tiba-tiba tasnya dirampas.

Slassh!!!

"Argh!!!"

Seorang perampas tiba-tiba terjatuh dengan luka sabetan pedang di punggungnya, salah satu temannya berusaha lari tapi baru selangkah berlari, dia roboh juga karena terkena sebuah aura pedang.

"Kejahatan adalah perbuatan yang dilarang di tanah Milestone," ucap Saitama muda sambil mengambil sebuah tas yang dirampas penjahat tersebut.

"Ini tasmu tuan, maaf untuk ketidaknyamanannya," ucap Saitama lagi.

"Ya, terima kasih prajurit. Satu-satunya hartaku ada di dalam tas ini," balas pria yang dirampas tasnya tersebut.

"Kalau boleh tahu, tuan mau menuju kemana?" tanya Saitama.

"Aku dengar, Milestone membutuhkan tambahan prajurit. Aku ingin mendaftarkan diri," jawab pria itu.

"Oh, kebetulan sekali. Kami akan menuju ke kamp prajurit. Kau bisa ikut denganku tuan," ucap Saitama." Maaf, namamu tuan?"

"Namaku Ben, tuan prajurit sendiri?" jawab pria tersebut sambil mengulurkan tangannya.

Saitama menjabat tangan Ben, "Namaku Saitama."

"Kau prajurit yang masih muda, aku percaya kau akan menjadi seorang kapten yang hebat," ucap Ben melepas jabatan tangan Saitama.

"Terima kasih Ben. Ikutlah denganku" ajak Saitama yang mulai berjalan.

Beberapa bulan setelah pertemuan mereka, di kamp prajurit.

"Luar biasa! Kau berhasil menyelesaikan semua tes dengan nilai sempurna Ben!" seru Saitama senang.

"Haha... Yah, aku sudah berlatih cukup lama untuk bisa menyelesaikan semua tes Saitama," jawab Ben sembari menyarungkan katananya.

Saitama menatap Ben dengan tajam, "Kau dulu seorang prajurit juga Ben?"

Ben menrangkul Saitama dan mengajaknya keluar dari kamp.

"Ada sebuah rahasia yang ingin aku ceritakan padamu Saitama. Tapi ini hanya untukmu saja, aku percaya padamu," ucap Ben begitu mereka berdua sudah berada di sebuah bukit yang dibawahnya laut.

Saitama dan Ben duduk di ujung tebing.

"Sebuah rahasia? Kau tidak biasanya menyimpan sebuah rahasia Ben?" tanya Saitama.

"Sebenarnya, aku adalah seorang mantan Angkatan Laut..."

"APA!!! Angkatan Laut?!!" Saitama histeris.

"Psst! Aku bilang ini rahasia Saitama. Aku memberitahumu karena aku percaya padamu," ucap Ben sambil menaruh jarinya di depan mulut.

"Ta-tapi... Kenapa kau mau masuk menjadi prajurit kerajaan ini?" tanya Saitama dengan wajah panik.

"Aku dikhianati Angkatan Laut," jawab Ben singkat.

Saitama terdiam mendengar jawaban Ben.

"Aku sudah mengabdi disana puluhan tahun, tapi kenyataannya aku dibuang begitu saja," ucap Ben meneruskan ceritanya.

"Seburuk itukah Angkatan Laut?"

"Ya, sangat buruk Saitama," jawab Ben sambil berdiri,"Jika aku bisa memutar waktu, aku memilih untuk tidak masuk ke Angkatan Laut. Semua yang telah aku lakukan hanyalah sebuah sia-sia belaka. Aku sempat berpikir untuk mengakhiri hidupku. Namun ketika aku mendengar kerajaan Milestone menolak Angkatan Laut, aku seperti mendapat sebuah harapan."

"Lalu bagaimana kau bisa tahu bahwa Milestone membutuhkan prajurit baru?" tanya Saitama.

"Setelah mengetahui kabar itu, aku mulai mengumpulkan banyak informasi tentang kerajaan Milestone, tentang pulau Kyodai. Dan informasi tentang perekrutan prajurit ini," jawab Ben.

Ben menepuk pundak Saitama, " Terima kasih Saitama. Karena kaulah, sekarang aku bisa memulai hidupku yang baru ini."

Saitama tersenyum membalas tatapan Ben.

"Apa kau akan menceritakan ini kepada Raja, Saitama?" tanya Ben.

Saitama tertawa kecil, "Semua hal yang berbau Angkatan Laut tidak diterima di kerajaan ini. Tapi siapapun yang ingin menjadi bagian dari kerajaan ini pasti diterima Ben. Aku akan menyimpan rahasia ini, aku berjanji."

"Kau memang sahabat terbaikku Saitama," Ben kemudian memeluk Saitama.

Seteleh beberapa saat.

"Waktu sudah mulai sore, kita kembali ke kamp Saitama," ajak Ben.

"Ya, Baiklah. Minggu depan kita akan mulai tes untuk menjadi pengawal pribadi para pangeran kerajaan, apa kau siap Ben?"

Ben menoleh ke Saitama," Selama itu denganmu, aku selalu siap Saitama."

Saitama tersenyum.

Setelah Ben dan Saitama menjadi pengawal pribadi pangeran kerajaan, suatu ketika raja Rosan meminta bantuan Ben dan Saitama untuk mencarikan seorang Jendral untuknya. Raja Rosan menyadari bahwa dia sudah tidak mampu menjabat sebagai raja lebih lama lagi. Sayangnya anak-anaknya masih kecil dan belum siap untuk memangku jabatan tertinggi di kerajaan Milestone tersebut.

"Menjadi seorang jendral itu bukan perkara mudah Ben, aku lebih baik menjadi pengawal pribadi pangeran Rey daripada menjadi jendral," ucap Saitama.

Ben tertawa mendengar jawaban Saitama karena dia menyarankan Saitama untuk menjadi jendral di kerajaan Milestone tersebut.

"Kenapa tidak kau saja Ben?" tanya Saitama.

"Jika aku terkenal, masa laluku akan terbongkar. Aku yakin itu akan menjadi masalah untukku ataupun kamu Saitama," jawab Ben.

Saitama menganggukkan kepalanya.

"Lalu apa rencanamu Ben?"

"Biar aku pikirkan sebentar Saitama," jawab Ben.

Ben memutuskan untuk mencari salah satu sahabat lamanya, dan dia meninggalkan kerajaan selama satu bulan lamanya.

Saat Ben kembali ke Milestone.

"Selamat datang kembali teman!" ucap Saitama menyambut sahabatnya Ben.

"Saitama!" ucap Ben yang langsung memeluk erat Saitama."Bagaimana kabarmu?"

"Tentu saja aku baik Ben. Bagaimana dengan kabarmu sendiri? Dan siapa dia?"

Ben melepas pelukan Saitama, kemudian menoleh ke arah orang yang turun bersamanya dari kapal.

"Dia adalah calon jendral kerajaan ini Saitama," ucap Ben.

Saitama melihat dengan tatapan curiga.

"Tenanglah teman, dia adalah temanku juga. Dia sangat kuat, percayalah," ucap Ben sambil merangkul Saitama.

Mereka berdua membawa teman Ben untuk menemui Raja Rosan. Dalam waktu singkat, Raja Rosan akhirnya mengumumkan Fox sebagai jendral Milestone.

"Aku tidak percaya, Raja akhirnya mengangkat dia menjadi Jendral secepat ini Ben," ucap Saitama yang menyaksikan Raja dan Fox berdiri di depan Istana.

Diantara kerumunan penduduk Milestone, Ben tersenyum, "Sudah ku bilang, dia memang cocok menjadi seorang jendral."

"Apa dia juga dari Angkatan Laut?"

Ben mengelengkan kepalanya, "Dia dulu adalah seorang bajak laut."

Saitama terkejut.

"Tapi sejak 10 iblis lautan mati, dia memutuskan untuk berhenti menjadi seorang bajak laut," tambah Ben.

Saitama menganggukan kepalanya,"Tapi sekarang adalah era kejayaan bajak laut. Kenapa dia memutuskan untuk berhenti Ben?"

Ben mendekati Saitama dan merangkulnya,"Ayolah teman. Kau terlalu banyak bertanya, cukup percaya padanya. Dia akan membawa Milestone menjadi kerajaan besar dan disegani. Para Angkatan Laut akan merasa
menyesal nanti."

"Ya, kau benar Ben," balas Saitama yang kembali memperhatikan depan istana.

Beberapa bulan berlalu, Ben dan Fox sering terlihat berdua membicarakan sesuatu secara rahasia.

Hingga suatu ketika, Saitama tanpa sengaja mendengar pembicaraan mereka berdua.

Saitama yang bermaksud pulang, kembali lagi ke istana untuk mengambil senjatanya yang tertinggal di ruangan Ben.

Saat dia sampai di depan pintu ruang Ben, tanpa sadar dia mendengar pembicaraan Ben dan Fox.

"Apa kau yakin Fox?" tanya Ben.

"Tentu saja, salah satu yang perlu dikhawatirkan adalah sang ratu. Jika kita bisa mengatasi dia, maka kerajaan ini akan menjadi milik kita," ucap Fox.

Saitama terlihat terkejut, dia mulai mengintip dari pintu ruang Ben yang tidak tertutup rapat.

"Bagaimana dengan Saitama?" tanya Ben.

"Haha... Bukankah kalian adalah teman, kau bisa mengatasinya kan?" tanya balik Fox.

Ben menggaruk-garuk kepalanya, "Masalahnya dia itu bodoh. Aku tidak yakin dia akan memihak kita."

Saitama melotot, dia sangat terkejut. Saitama tidak menyangka bahwa selama ini Ben Cuma memanfaatkannya. Dengan tangan gemetar, Saitama mempererat kepalan tangannya.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" ucap Fox sambil mengedipkan salah satu matanya kepada Ben.

Ben sedikit terkejut, kemudian tersenyum, "Aku punya rencana Fox."  

Dragon Si Pemburu Bajak Laut [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang