Chapter 70: Versiteksdotcom

31 1 0
                                    

Lucy masih terdiam. Dia memegang erat name tag ibunya.

Dragon bingung sendiri dengan sikap Lucy tersebut.

"Aku lapar..."

Terdengar suara Lumina di kamar Dragon.

Dragon dengan sigap berlari menuju Lumina, kemudian menggandengnya.

"Lucy, aku dan Lumina ke atas. Dia kelaparan," ucap Dragon.

Lucy masih diam membisu.

Dragon menghela nafas.

Beberapa saat kemudian, Lucy terlihat keluar dari dalam kabin kapal.

"Lucy..."

"Aku tidak apa-apa Dragon, maafkan aku. Aku terlalu larut dalam sedihku," potong Lucy mencoba tersenyum. "Apa Lumina makan dengan lahap sekarang?"

Dragon menganggukkan kepalanya, kemudian menoleh ke Lumina.

"Kau akan cepat gendut jika makanmu seperti itu, Lumina," ejek Dragon.

"Makanan ini enak sekali, aku pengen nambah lagi!" balas Lumina sambil memakan makanannya.

"Green sudah melakukan pekerjaannya dengan sangat baik."

Lucy masih terlihat murung, Dragon mendekatinya.

"Aku juga tidak menyangka jika ada name tag ibumu di sini, apalagi di dalam ruang kapten itu," ucap Dragon.

Lucy mencoba tegar, dia memasukkan name tag ibunya ke dalam sela gulungan yang ia ikatkan di pinggangnya.

"Kita hanya perlu menemukan siapa pemilik kapal ini sebenarnya. Karena dia yang tahu pasti kenapa ada name tag ibuku di kamarnya."

Dragon menghela nafas.

"Dragon," panggil Lucy.

"Ya?"

"Entah kenapa aku merasa takut sekarang. Semakin kita ke barat, semakin banyak hal yang membuatku ketakutan..."

"Apa kau mulai ragu, Lucy?" tanya Dragon.

Lucy menyandarkan tubuhnya di bahu Dragon.

"Aku... Aku tidak tahu Dragon..."

Dragon memeluk kepala Lucy, dia memperhatikan langit-langit ruang makan di kapalnya tersebut.

"Kita memang tidak tahu apa kita bisa sampai ke sisi barat dunia atau tidak. Kita juga tidak tahu apa memang benar ada seseorang yang menunggu gulungan yang kita bawa itu... Kita memang buta untuk semua itu,"ucap Dragon.

"Tapi, aku percaya dengan kakek, Lucy. Aku percaya dengannya. Seperti kata nenek, dalam setiap keputusannya, kakek selalu memperhitungkannya terlebih dahulu."

Lucy mulai menangis lagi.

"Kau menangis? Rosinante selalu bilang kepadaku untuk tidak menangis. Dia bilang bahwa satu tetes air mataku akan membuat kedua orang tuaku bersalah. Aku selalu berusaha menahannya meski aku ingin menangis," sahut Lumina.

Dragon dan Lucy hanya terdiam melihat Lumina.

Lumina menyodorkan sepiring makanannya.

"Makanlah, agar kau lupa dengan sedihmu."

"Terimakasih..." ucap Lucy sambil menerima makanan pemberian Lumina.

"Namaku Lumina, salam kenal," ucap Lumina memperkenalkan dirinya.

"Aku Lucy, salam kenal."

Lucy menyenggol bahu Dragon.

"Ah iya, aku Dragon, salam kenal Lumpia."

Dragon Si Pemburu Bajak Laut [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang