Chapter 50: Dragon si Bajak Laut

48 2 0
                                    

"Kakak!" teriak Suzuki dengan wajah senang.

"Kapten?!" Rey memperhatikan orang yang beradu punggung dengan Dragon.

"Kenapa kau kemari?" tanya Dragon dengan asap biru keluar dari lengannya.

Saitama tersenyum,"Sepertinya aku berubah pikiran."

"Heh?!"

"Kau seenaknya saja bilang seperti itu?! Aku hampir mati karena serangan dua monster jelek ini tahu!" seru Dragon kesal.

"Haha... Kalau kau tahu kelemahan mereka. Tidak lebih dari satu menit, kau sudah bisa mengalahkan mereka," ucap Saitama sambil tertawa.

Dragon terkejut, "Bagaimana caranya?"

"Red Bulloria adalah Bulloria petarung. Kekuatan mereka dua kali lipat dari Bulloria biasa. Tapi letak kekuatan mereka bukan dari seberapa kuat pukulan mereka, namun kerjasama yang mereka lakukan," balas Saitama sembari mengangkat pedang besarnya.

"Kerjasama?" Dragon menatap Red Bulloria yang bersiap menyerangnya.

"Iya. Bisa kau lihat, dua Red Bulloria yang mengepung kita? Perhatikan jika salah satu menyerang, maka yang satunya akan bertahan. Mereka akan bergantian setelah berhasil menyerang kita," ucap Saitama.

"Groaar!!!" Red Bulloria melesat ke arah Dragon.

Bersamaan dengan itu, Saitama menyabetkan pedang besarnya sampai berputar kearah Dragon. Dragon sendiri melompat cukup tinggi hingga mendarat tepat di atas pedang besar Saitama.

"Hiyaaa!!" Dragon melesatkan pukulan ke arah Red Bulloria yang menyerangnya.

"Blue Arm!!!" Pukulan keras Dragon tepat mengenai kepala Red Bulloria yang langsung menghujam ke tanah sampai tanahnya retak.

Di sisi lain, Red Bulloria satunya terlihat diam sambil memasang kuda-kuda bertahan.

Dragon dan Saitama berdiri tegak ke arah Red Bulloria yang dikalahkan Dragon, kemudian menoleh ke Red Bulloria satunya.

"?!" Wajah Red Bulloria yang sedang bertahan terlihat pucat. Keringatnya mengalir deras di wajahnya.

Dragon dan Saitama tersenyum jahat ke arah Red Bulloria.

Mendadak Red Bulloria tersebut bersujud di depan Dragon dan Saitama.

"Bull!! Bull!!!" teriak Red Bulloria ketakutan.

"Heh?!!"

"Bulloria bersujud?!!" Key tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Dragon menyipitkan matanya.

"Diluar dugaan, Bulloria ternyata bisa ketakutan juga," ucap Saitama menyarungkan pedang besarnya di punggungnya.

Saitama bergegas mendekati Red Bulloria yang sedang bersujud, kemudian menepuk bahu monster tersebut.

Red Bulloria mendongak, melihat Saitama.

"Kalian kami ampuni," ucap Saitama.

"Bull!!!" seru Red Bulloria yang langsung menepuk-nepuk dadanya dengan girang.

"Meskipun berkepala banteng, tapi kelakuannya masih tetap seperti gorila," ucap Lucy keheranan.

"Kita bisa meneruskan perjalanan ini sekarang," sahut Key meletakkan busur panahnya di pinggangnya.

Ketika Dragon dkk akan melanjutkan perjalanan, Dragon melihat Red Bulloria mencoba membantu temannya.

"Dragon, ayo!" seru Lucy melihat Dragon masih diam.

Dragon menoleh ke Lucy, "Kalian duluan, aku akan mengobati Bulloria dulu."

"Heh!!!! Kau bercanda kan!!?"

"Tidak..." balas Dragon yang berjalan mendekati Red Bulloria yang masih terkapar.

Melihat kedatangan Dragon, para Bulloria menjauh.

Dragon memperhatikan Red Bulloria yang sebelumnya dihajarnya.

Tidak lama kemudian, Dragon sudah mengobati Red Bulloria tersebut dan Bulloria lainnya.

"Pada akhirnya, kau yang membuatnya terluka, kau juga yang mengobatinya," ucap Lucy yang duduk di samping Dragon.

Dragon memasang muka kesal, "Diamlah Lucy. Aku tidak bisa membiarkan siapapun terluka begitu saja."

Lucy tertawa kecil.

"Kenapa kau tertawa?" tanya Dragon sambil mengerutkan dahinya.

"Kau semakin mirip seperti nenek," jawab Lucy.

"Enak saja!" balas Dragon tidak terima.

Saitama berjalan mendekati Dragon.

"Dua Bulloria di sana masih keluar darah di tubuhnya Dragon," ucap Saitama sambil menunjuk dua Bulloria yang terkapar.

Dragon beranjak dari tempatnya duduk, "Biar aku periksa lagi."

"Kau ternyata pandai dalam pengobatan ya Dragon?"

Dragon menoleh ke Saitama, "Ya, semua orang yang bertemu denganku selalu bilang seperti itu."

"Ternyata tidak semuanya sama," ucap Saitama.

"Heh?!" Dragon yang sedang memeriksa Bulloria terkejut dan menoleh ke Saitama.

"24 tahun yang lalu. Aku pernah bertemu denganmu Dragon," ucap Saitama.

Mendengar ucapan Saitama, Lucy dan lainnya terdiam. Mereka mendekat ke tempat Dragon dan Saitama berada.

"Kakak sudah pernah bertemu dengan Dragon?!" Suzuki terheran-heran.

"Bagaimana kau bisa bertemu dengan Dragon sebelumnya Kapten?" tanya Rey yang juga tidak kalah herannya.

"Ya, saat itu aku masih kecil..."

24 tahun yang lalu, di halaman istana Kerajaan Milestone.

Duaaam!!! Bangunan yang berada tepat di depan istana tiba-tiba hancur lebur setelah ditabrak oleh seseorang.

"Semua bersiaga!" teriak Tokyo, kapten prajurit kerajaan Milestone.

"Hei Tokyo, siapa sebenarnya musuh kita?" tanya Kyoto sambil bersiap dengan senjatanya.

"Dia adalah..."

"Kapten Tokyo, ada apa? Kenapa ribut sekali?" tanya seorang wanita cantik dengan balutan gaun putih salju.

"Tuan Ratu Mey, Bajak laut berusaha menyerang kita," jawab Tokyo sambil membungkukkan badannya ke arah Ratu Mey.

"Apa dia..."

"Gyahahaha!!!" tawa seorang bajak laut yang keluar dari puing-puing bangunan yang hancur.

Tokyo yang melihatnya terlihat histeris karena bajak laut tersebut menenteng seorang bocah dan tak lain itu adalah Saitama kecil.

"Anakku!!!" teriak Tokyo berusaha mendekat namun di tahan Kyoto dan prajurit kerajaan lainnya.

"Wah, kejam sekali dia," ucap Ratu Mey melihat Saitama berusaha melepaskan cengkraman bajak laut yang menangkapnya.

"Lama tidak bertemu Mey. Kau tambah cantik saja Yahaha," ucap bajak laut tersebut sembari mengangkat Saitama tinggi-tinggi. "Tikus kecil ini benar-benar menganggu."

"Berani kau dengan anakku!" teriak Tokyo geram.

Bajak laut tersebut menatap Tokyo dengan tatapan tajam.

"Jadi tikus kecil ini adalah anakmu ya prajurit?" ucap bajak laut tersebut sembari mengeluarkan sebilah pedang di tangan kirinya. "Padahal aku sudah melemparnya cukup keras sampai menghancurkan rumah itu. Lebih baik aku menghabisinya segera!"

"Tidak!!!" teriak Tokyo histeris.

"Black Tiger, kau tidak pernah berubah sedikit pun. Aku sangat menyesal mempercayaimu," ucap Ratu Mey.

Bajak laut bernama Black Tiger tersebut melihat Ratu Mey lalu tertawa puas.

"Haha... Aku adalah bajak laut sayang. Sudah seharusnya aku bertindak licik bukan?" ucap Black Tiger angkuh.

"Kau hanya mengotori rumahku saja Black Tiger!" ucap Ratu Mey dengan nada tinggi.

"Sayang, pelankan nada bicaramu. Kau seorang Ratu, ingat itu," ucap Raja Rosan sambil memegang erat tangan kanan istrinya tersebut.

"Yahaha... Rosan, kau benar-benar bodoh ya? Memilih wanita seperti dia..."

"Jaga bicaramu Tiger!" teriak Raja Rosan memotong ucapan Black Tiger.

Ratu Mey terkejut menatap suaminya.

"Yahaha... Kalian berdua memang pasangan yang payah," ejek Black Tiger.

Saitama terus berontak, membuat Black Tiger terganggu.

"Dasar tikus kecil, menganggu saja!" ucap Black Tiger saat Saitama mencoba mencakar lengan Black Tiger yang memegang kerah bajunya.

"Mati kau!" lanjut Black Tiger sembari mengayunkan pedangnya.

"Tidak!!!!" teriak Tokyo yang terlepas dari Kyoto dan prajurit kerajaan lainnya lalu berlari ke arah Black Tiger dan Saitama.

Tiba-tiba muncul asap hitam pekat yang melesat cepat ke arah Black Tiger dan Saitama.

Baaamm!!!

Timbul retakan di tanah melingkar di tempat Black Tiger berdiri. Dan pedang milik Black Tiger terlempar dan menancap tepat di depan Tokyo.

Seketika Tokyo langsung pingsan.

"Tokyo!!!"

Asap hitam yang menutupi Black Tiger dan Saitama mulai memudar, terlihat jelas bahwa ada seseorang yang datang. Bukan hanya datang, bahkan orang tersebut menginjak Black Tiger yang terlentang di tanah tidak bergerak.

"Siapa namamu anak kecil?"

"Sa-Saitama" jawab Saitama yang terduduk karena melihat pria misterius tersebut mengalahkan Black Tiger.

"Kau kuat sekali. Kau akan menjadi seorang prajurit yang hebat kelak," ucap pria misterus tersebut sambil tersenyum."Perkenalkan, namaku..."

"Dragon!!! Oh My... Kau akhirnya datang juga Honey!" teriak Ratu Mey histeris sembari berlari ke arah pria misterius tersebut.

Pria misterius tersebut menoleh ke Ratu Mey yang berlari ke arahnya, lalu melihat Saitama lagi.

"Yap, namaku Dragon. Aku adalah seorang Bajak Laut," ucap pria tersebut tersenyum lebar.

Ratu Mey langsung memeluk Dragon si Bajak laut.

Dan dengan wajah pucat, Dragon si Bajak laut berusaha melepas pelukan Ratu Mey.

"APA!!!!" Lucy dan Dragon histeris setelah Saitama mengakhiri ceritanya.

Key, Suzuki, Rey dan Green memiringkan kepalanya karena bingung.

"Siapa Bajak Laut itu?" ucap Lucy saling berpandangan dengan Dragon.

"Apa kakek tidak tahu kalau ada Bajak Laut bernama Dragon juga?" balas Dragon.

"Siapapun dia. Kalian berdua sama-sama punya kepedulian dan hati yang baik. Aku tidak menyangka bisa bertemu dengan kekuatan yang sama namun berbeda orang, "ucap Saitama.

Dragon dan Lucy menatap Saitama.

"Dragon apa artinya ini?" tanya Lucy menoleh ke Dragon.

"Aku tidak tahu. Seandainya kakek masih ada, aku pasti akan menanyakan ini semua kepadanya," jawab Dragon.

"Bajak Laut? Apa dia adalah bajak laut yang dimaksud kakek dulu? Ta-tapi... Kenapa kakek tidak memberitahuku dari awal? Dan apa hubungannya bajak lau itu dengan kerajaan ini? Sial. Aku benar-benar butuh kakek Zeff sekarang," gumam Dragon berpikir keras.

"Maaf jika aku membuatmu menjadi semakin bingung Dragon. Aku sama sekali tidak bermaksud demikian. Aku hanya... Ya, senang. Perasaan yang sama ketika pria berasap hitam itu menolongku," ucap Saitama.

"Tidak kapten. Itu adalah sebuah informasi yang sangat berharga. Terimakasih, aku akan segera mencari tahunya nanti. Untuk sekarang, kita pikirkan bagaimana mengalahkan Fox dan pasukannya dulu," balas Dragon.

Saitama tersenyum.

"Tidak diragukan lagi, kalian memang sama."

Dragon Si Pemburu Bajak Laut [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang