Chapter 53: Pedang Legendaris

45 2 0
                                    

Setelah Key masuk ke dalam istana, Dragon berusaha menyerang Red Rabbit.

Lucy yang menahan serangan Bastin, mencoba menyerang balik.

Saitama dengan menahan lukanya mengayunkan pedang besarnya ke arah Ben.

Green dalam bentuk hampir mirip manusia membuat Riki tidak dapat pergi mendekati Ocaris yang tergeletak setelah menghantam dinding Istana Kerajaan.

"Kau mengganggu saja monster jelek!" teriak Riki sambil mengayunkan kuku jarinya yang memanjang ke arah Green.

"Gree!"

Tak mau kalah, Green melancarkan pukulannya juga ke arah Riki.

Slassh !

Tangan Green teriris kuku Riki yang tajam.

"Akan ku cincang kau monster!" teriak Riki mulai menyerang Green lagi.

Diluar dugaan Riki, tangan Green yang teriris kukunya kembali utuh lagi.

"Sialan, kau bisa memulihkan tubuhmu lagi," gerutu Riki setelah menyadari apa yang terjadi pada tangan Green.

"Gree!!" Kali ini, Green melayangkan pukulan tepat saat Riki mulai mengayunkan tangannya.

Jleeeb!! Kuku panjang nan tajam Riki menusuk kepalan tangan Green.

Namun ternyata itu tidak menjadi masalah untuk Green. Dia malah mendorong tangannya hingga tubuh Riki menghujam ke tanah.

Blaaarr!!! Tanah tempat Riki mendarat hancur.

"Gree!!!" teriak Green yang kembali menyerang Riki.

Jduaak!!! Sekali lagi Riki menghantam tanah setelah kepalanya terkena serangan Green.

"Gree!!!" Green berteriak sembari mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi.

Riki terlihat tidak bergerak setelah terkena serangan kedua Green.

"Gree," Green berjalan mendekati tubuh Riki yang tidak bergerak.

Dengan kakinya, Green membalikkan tubuh Riki.

Saat tubuh Riki akan terlentang, kuku-kukunya memanjang kembali.

"CUT RAISERR!!!" Riki menyilangkan tangannya dan menciptakan aura dari kukunya yang langsung mengenai tubuh Green.

Kali ini Green terpental dengan tubuhnya yang terkoyak aura dari kuku-kuku Riki.

Green terjatuh, dan berusaha berdiri.

Riki tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, dia langsung menyerang Green kembali dan membuat tubuh Green teriris lagi.

"Gree!!!" Green berusaha bergerak tapi serangan membabibuta dari Riki membuat tubuhnya penuh luka sayatan.

"Kau terlalu menyepelekanku monster jelek," ucap Riki sembari menjilat ujung kukunya.

"Serangan ini akan mengakhirimu sekarang."

Riki mengangkat tangan kanannya tinggi dengan kuku-kukunya yang panjang dan tajam.

"Mati kau!!!"

Jleeeb!!!!

"Greee!!!!" teriak Green setelah kuku-kuku milik Riki menancap di tubuhnya.

"Green!!!" Dragon menoleh ke arah Green.

"Jangan lengah bocah," ucap Red Rabbit sembari menyikut tubuh Dragon.

"Arggh!!!" Dragon terjatuh dengan darah keluar dari mulutnya.

Meski terkena serangan Red Rabbit, Dragon masih melihat ke arah Riki yang menghujamkan kuku-kuku tajamnya ke tubuh Green.

"Green!!!" teriak Dragon penuh amarah.

Dragon berusaha berdiri dan berlari ke arah Green, tapi Red Rabbit langsung menghajar Dragon dan membuatnya jatuh tersungkur.

"Tidak! Green!" teriak Dragon yang berusaha berdiri lagi meski Red Rabbit terus menyerangnya.

Di sisi Lucy, dia tidak bisa memalingkan perhatiannya dari Bastin yang terus menyerangnya tanpa jeda.

"Green, bertahanlah," gumam Lucy sambil menahan serangan Bastin.

Di tempat Green.

"Gree..." ucap Green lirih dalam keadaan tidak berdaya.

Riki mencabut kuku-kukunya.

"Sial! Seandainya aku bisa membuat pria ini jatuh, aku bisa menolong Green," gumam Lucy yang masih terus menahan serangan demi serangan dari Bastin.

Lucy sendiri memang berdiri tidak jauh dari Green.

"Pufff!"

Tubuh Green berubah menjadi bentuk kecil kembali.

"Bagianku sudah selesai, apa kau perlu bantuanku Bastin?" ucap Riki menoleh ke Bastin.

"Selamat Riki, lebih baik kau lihat keadaan Ocaris. Aku tidak akan memberikan bagianku padamu," jawab Bastin dengan senyum jahatnya.

Trangg!!!! Dengan kedua pedangnya Lucy menahan serangan Bastin.

"Ayolah nona manis, seranglah aku sekali saja," ucap Bastin meremehkan Lucy yang daritadi menahan serangannya.

Lucy tidak menjawab ucapan Bastin, dia masih memikirkan cara untuk bisa menyerang pria itu.

"Satu-satunya cara menghentikan serangannya hanyalah menghancurkan pedang besarnya, tapi bagaimana caranya..." pikir Lucy.

"Ya baiklah kalau kau tidak mau berbagi, biar aku lihat keadaan Ocaris. Setelah itu aku akan menunggumu selama lima menit. Jika lebih dari itu kau tidak bisa mengalahkannya, aku akan merebutnya darimu Bastin," ucap Riki sembari berjalan menuju ke arah Ocaris.

Saat beberapa langkah berjalan, Riki berhenti dan mendapati salah satu kakinya ditahan oleh tangan Green yang memanjang.

Riki menoleh ke Green.

"Jadi kau belum menyerang juga monster?"

Slaash!! Riki memotong tangan Green yang menahan kakinya. Kemudian mendekati tubuh Green.

"Green..." lirih Green dengan menahan sakit karena luka ditubuhnya.

Riki berdiri tepat di depan Green dan kembali menangkat tangannya tinggi-tinggi. Kuku-kukunya memanjang kembali dan berkilau terkena sinar matahari.

"Bagaimana caranya!!!" jerit batin Lucy yang akhirnya membuat dia lengah.

Bruaaak!!! Tubuh Lucy terlempar karena hempasan serangan dari pedang besar Bastin, salah satu katananya terlepas dari genggamannya.

"Akhirnya kau tumbang juga nona kecil," ucap Bastin dengan nada lega. Dia berjalan mendekat ke Lucy yang berusaha berdiri kembali.

Trangg!!! Bastin tiba-tiba melesat dengan pedang besarnya, untungnya Lucy bisa menahan serangan itu lagi.

"Ah kau kembali lagi nona manis. Lebih baik kau cepat menemukan cara mengalahkanku, atau kau akan kehilangan kesempatanmu lagi nanti, " ucap Bastin dengan senyum jahatnya.

Lucy yang menahan pedang besar Bastin dengan satu katananya, tiba-tiba teringat saat dia dan Zeff sedang berlatih.

Dalam ingatannya, Lucy yang masih kecil selesai berlatih dengan katananya yang terbuat dari kayu.

"Kakek, bagaimana kakek bisa membelah batu besar dengan katana kakek?" tanya Lucy memperhatikan batu besar yang terbelah dua di depannya.

Zeff tersenyum sambil membenarkan posisi sarung katananya.

"Pertanyaan yang bagus Lucy. Aku pikir kau tidak akan heran dengan hal itu," jawab Zeff dengan senyum diwajahnya.

Lucy memasang wajah ngambek, "Kakek selalu saja mengejekku!"

"Hahaha... tidak Lucy. Kakek tidak mengejekmu," balas Zeff yang tertawa sebelumnya. "Sebenarnya bukan kekuatanku yang mampu membelah batu itu menjadi dua. Tapi katana ini yang melakukannya."

Lucy memperhatikan katana yang dikeluarkan Zeff dari sarungnya.

"Katana ini adalah satu dari pedang legendaris. Terbuat dari logam yang sangat langka. Dan hanya ada satu penempa yang mampu membuat senjata dari logam tersebut," ucap Zeff memperhatikan katananya yang berwarna putih susu tersebut.

"Apa katana itu bisa memotong segalanya kakek?" tanya Lucy lagi.

"Ya, katana ini akan memberikanmu kebebasan. Kau akan melewati batas yang selama ini membelenggu kemampuan senjata apapun," jawab Zeff.

Lucy menggaruk-garuk kepalanya, " Maksud kakek?"

"Haha... Mungkin sekarang kau tidak mengerti Lucy. Tapi nanti, kau akan paham dengan maksudku," balas Zeff sembari menyarungkan katananya kembali.

"Heeee! Kakek! Beritahu aku maksudnya sekarang!" seru Lucy marah.

"Hahaha!" Zeff malah tertawa keras.

Kembali ke masa sekarang, Lucy yang tinggal memegang satu katananya, yaitu katana milik Zeff. Saat Bastin menarik pedang besarnya dan bersiap menyerang Lucy lagi.

Lucy malah memperhatikan katana milik kakeknya tersebut sambil mengangkatnya di depan tubuhnya.

"Rocking Slash!!!" teriak Bastin sembari mengayunkan pedang besarnya yang mengeluarkan aura berwarna merah.

"Aku tahu sekarang!" ucap Lucy tiba-tiba.

Lucy memutar-mutar katana milik Zeff sambil memutar tubuhnya ke arah Bastin yang datang menyerangnya.

"Slashinng Sword!!!!" Lucy dengan erat memegang katana milik Zeff dan langsung melesat ke arah Bastin.

Blaarrr!!!!

Terjadi tabrakan antara Lucy dan Bastin. Lucy mendarat di belakang Bastin.

"Haha! Kau punya refleks yang bagus nona. Sayang sekali seranganmu masih terlalu lemah," ucap Bastin sambil membalikkan tubuhnya.

Saat dia mengayunkan pedang besarnya, dia terkejut.

"APAA???!!!"

Pedang besarnya terpotong.

Bastin dengan wajah panik menoleh ke arah Lucy yang menyarungkan katananya.

"Ueekk!!" Bastin memuntahkan darah, lalu bagian depan bajunya terpotong. Keluar darah dari dadanya."Bagaimana bisa pedangku terpotong? Pedangku terbuat dari logam Baja terbaik!"

Bastin memperhatikan tangannya yang berlumuran darah setelah memegang dadanya, dia menoleh ke Lucy lagi.

Lucy tersenyum, "Ada banyak hal yang mustahil. Tapi selalu ada cara untuk mengatasinya."

"Kau!" geram Bastin yang langsung terjatuh dan tidak sadarkan diri setelahnya.

Setelah Bastin jatuh, tanpa pikir panjang Lucy berlari ke arah Riki dan Green.

Riki yang masih mengangkat tangannya tidak menyadari bahwa Bastin sudah kalah dan Lucy berlari ke arahnya.

Baru beberapa langkah berlari, Lucy tiba-tiba berhenti dan terkejut dengan wajah pucat.

"Mereka!!!!"  

Dragon Si Pemburu Bajak Laut [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang