Chapter 19: Mencari Kapal

64 4 0
                                    

  Kembali di tempat Lucky Boo dan Dew berdiri.

"Ya, dialah kapten yang selama ini aku kagumi." ucap Lucky Boo tidak sadar berbicara.

"Ayah ngomong apa sih?" tanya Dew penasaran.

Lucky Boo tiba - tiba kaget sendiri, " apa kau mendengar aku berbicara sesuatu, Dew?."

"Ya, ayah. Dia adalah kapten yang sel...."

"Cukup - cukup, sebaiknya kita mulai membantu penduduk kota yang masih butuh pertolongan." potong Lucky Boo berjalan menuju ke tempat kerumunan penduduk desa yang sedang diobati.

"Ayaaah! Katakan maksudmu apa tadi?" teriak Dew mengikuti ayahnya dari belakang.

Di atas kapal Angkatan Laut milik kapten Morgan.

"Nih." ucap Lucy sambil menyodorkan tongkat Dragon beserta sebuah sarungnya.

"Kau membuatkan sarung untuk tongkatku, Lucy?" tanya Dragon dengan senang.

"Ya, itu agak kau lebih leluasa membawa barang - barangku nanti." balas Lucy.

Dragon mengerutkan dahinya, kemudian mendekati tempat di mana dia meletakkan barang - barang yang dia bawa dari kota Wahana Sirkus.

"Apa sih yang kau bawa itu, Dragon?" tanya Lucy penasaran.

"Haruskah aku menjelaskannya?" jawab Dragon tanpa memperhatikan Lucy.

Lucy mendekati Dragon, kemudian menendangnya ke samping.

JDUUUK!!! Dragon menabrak sebuah peti besar yang berada di sampingnya duduk.

"Sakit woi!" seru Dragon sambil memegangi kepalanya yang benjol.." kau tidak perlu menendangku!".

Lucy mendekati sebuah peti kecil milik Dragon, pelan - pelan Lucy membukanya. Di dalam peti kecil itu, Lucy melihat daun - daun berwarna hijau bergerak - gerak sendiri.

"Tanaman apa ini, Dragon?" tanya Lucy menoleh ke Dragon.

Dragon yang duduk sambil mengusap - usap kepalanya mengacuhkan pertanyaan Lucy.

"KYAAAAA!!!!" Lucy berteriak.

Tanaman yang berada di dalam peti kecil mengeluarkan semacam lidah yang langsung menempel di pipi Lucy.

Dengan aura berapi - api, Lucy melayangkan pukulannya ke dalam peti kecil milik Dragon.

"Beraninya kau menciumku, makhluk jadi - jadian!!!" teriak Lucy penuh amarah.

"Oiii!!! Tanamanku, Lucy!" teriak Dragon langsung menubrukkan tubuh Lucy, kemudian melihat tanaman yang berada di dalam peti kecil miliknya.." Sial, kau membunuh tanaman ini, Lucy." .

"Tanaman itu menciumku, Kyaaaaa!!!!" Lucy terus berteriak histeris.

"Hoi, hentikan tingkah kalian berdua!" seru Morgan mendekati Lucy sambil memberikannya sebuah lap.

Dengan cepat, Lucy mengusap - usapkan lap di pipinya, membersihkan bekas ciuman tanaman milik Dragon.

"Tanaman itu?" tanya Morgan yang berdiri di belakang Dragon.

"Ini adalah tanaman langka dari pulau ten no chiraida..." jawab Dragon sambil menutup peti kecilnya.." Padahal aku ingin membawanya untuk obat medis selama ke sisi barat dunia.."

Morgan cuma tersenyum.

"Kenapa kau tersenyum?" tanya Dragon dengan nada kesal.

"Di kota Saga, ada ribuan pedagang yang menjual Lizard's tongue. Jika kau membutuhkannya, kau bisa memilikinya dalam bentuk serbuk ataupun cairan." balas Morgan yang bersandar di pinggir dek tengah kapalnya.

"Benarkah? Aku pikir tanaman itu hanya ada di pulau itu saja." ucap Dragon menyipitkan matanya.

"Dulu memang, tapi sekarang semua sudah berubah." balas Morgan.

"Istirahatlah, mungkin 1 hari lagi kita akan sampai ke pulau Torihiki." lanjut Morgan berjalan menuju ke tempat kemudi.

Dragon melihat Lucy melamun dan masih duduk bersandar disebuah peti besar sambil mengusap pipinya dengan lap.

Dragon mendekatinya, membawa satu daun dari dalam peti kecilnya.

"Tanaman ini masih hidup lho, Lucy." ucap Dragon sambil menunjukkan tanamannya kepada Lucy.

Lucy terlihat sangat ketakutan.

"Pergi kau!!!" teriak Lucy menutup matanya sambil menendang Dragon.

Morgan menoleh ke arah Lucy dan Dragon yang bertengkar.

"Bocah - bocah itu? Apa benar mereka bisa sampai sisi barat dunia?." gumam Morgan.." pasti sangat melelahkan mengurus mereka berdua, bukan begitu Jendral?

1 hari kemudian, tepat di sebuah dermaga yang sangat besar. Armada angkatan laut berlabuh di sana.

"Wooow!!! Besar sekali kota ini!" teriak Dragon untuk pertama kali melihat dermaga selatan pulau Torihiki.

Lucy yang berdiri di samping Dragon terlihat juga terkagum - kagum dengan dermaga selatan kota Torihiki itu.

"Jika kalian mencari kapal, kalian bisa mulai mencari di dermaga ini di sebelah barat." ucap Morgan di samping Lucy dan Dragon.

"Terima kasih untuk tumpangannya Kapt." ucap Lucy sambil membungkukkan badannya.

"Hahaha... Satu kebanggaan tersendiri bisa berlayar dengan salah satu cucu Jendral besar. Jika kalian ada masalah, datanglah ke posku." ucap Morgan senang.

"Waaah! Apakah ini ketimun dari pulau buah - buahan?" tanya Dragon yang sudah berada di depan sebuah warung buah - buahan.

Morgan dan Lucy menundukkan kepalanya.." bocah itu...."

Lucy mendekati Dragon, kemudian menarik baju Dragon.

"Apa yang kau lakukan!" ucap Dragon marah.

"Kita cari kapal dulu." balas Lucy menyeret Dragon menuju bagian barat dermaga.

Di sebelah barat dermaga selatan pulau Torihiki.

"Silahkan melihat - lihat! Kapal - kapal di sini memiliki nilai historis yang sangat tinggi. Bisa kalian lihat, kapal - kapal ini adalah kapal dengan kualitas terbaik dari pulau Saikyou Uddo." ucap seorang penjual kapal di depan orang - orang yang sedang melihat - lihat kapalnya.

"Saikyou uddo?." heran Dragon.

"Aku pernah dengar dari kakek, katanya di pulau itu tumbuh pohon yang paling kuat. Bahkan batu karang tidak akan bisa menghancurkannya." ucap Lucy memperhatikan sebuah daftar harga kapal yang dijual.

"Kita beli kapal itu!" seru Dragon menunjuk sebuah kapal yang besar, dengan tiga tiang layar utama.

"Memangnya kau punya uang banyak? Harga kapal itu 300 juta gold." ucap Lucy.

"Apa?! Mahal sekali." balas Dragon berjalan menuju kapal yang berada di sampingnya.

Dragon dan Lucy berjalan di sepanjang dermaga selatan, melihat setiap kapal yang berada di sana. Tanpa mereka berdua sadar, ada seseorang yang mengawasi mereka.

"Kapal apaan ini? Bentuknya bulat seperti ini?" ucap Dragon melihat kapal yang bentuknya melonjong.

"Mungkin ini semacam kapal yang bisa menyelam, Dragon. Kakek juga pernah menceritakan tentang kapal seperti ini." balas Lucy yang juga memperhatikan kapal yang dimaksud Dragon.

Setelah melihat - lihat kapal yang berjejer, Dragon dan Lucy sampai disebuah kapal yang memiliki 1 tiang layar.

"Kapal ini mengingatkanku dengan kapalku dulu." ucap Dragon, " sayangnya lebih kecil." .

"Tapi kenapa tidak ada harganya ya?" Lucy yang heran mencoba mendekat ke papan harga dari kapal yang mereka lihat.

"Ada yang bisa aku bantu, tuan dan nyonya?." sapa pria besar dengan kumisnya yang keriting.

"Kapal ini, berapa harganya pak?" tanya Lucy menunjuk ke kapal bertiang utama satu di depannya.

"Ohoho... Ini adalah kapal yang paling banyak dicari orang - orang. Mereka yang ingin mengarungi lautan memang memilih kapal jenis ini." jawab si pedagang.

"Aku hanya tanya harganya, pak." balas Lucy heran.

"Oh maaf, untuk kalian para petualang kecil, kapal ini berharga 5 juta gold saja. Bagaimana?" ucap si pedagang sambil mengelus - elus kumisnya.

Lucy sibuk menghitung uang yang dibawanya.

"Sepertinya uangnya pas, apa kau juga suka dengan kapal ini, Dragon?."

"Kemana orang itu?" lanjut Lucy mencari - cari Dragon yang sudah tidak ada di sampingnya.

"Kapal yang buruk, seperti kayu besar yang mengapung saja." keluh Dragon di atas kapal bertiang satu itu.

Si pedagang dan Lucy kaget.

"Sejak kapan kau di sana?!" teriak Lucy marah.

Dragon bergegas mendekati Lucy, " aku tidak minat dengan kapal jelek ini."

"Kau bilang apa, bocah?" tanya si pedagang dengan nada marah.." ini adalah kapal terbaik dari perusahaan besar kami, kapal yang dirancang tidak akan pernah tenggelam walau terkena badai paling dahsyat yang terjadi di lautan, jangan asal bicara kau!"

"Sudahlah Dragon, daripada kita tidak berlayar lagi...."

"kenapa Lucy?" tanya Dragon melihat Lucy tidak meneruskan bicaranya.

"Uangku dicuri!" teriak Lucy panik.

"Heh? Kau bercanda ya?" tanya Dragon tidak percaya.

"Aku tadi meletakkannya... Tidak! Gulungan milik kakek juga hilang!" Lucy kembali panik.  

Dragon Si Pemburu Bajak Laut [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang