Chapter 59: Harapan

47 2 0
                                    

Di tempat Saitama dan Ben bertarung, mereka meratakan bangunan yang berada disekitar mereka berdua.

Saitama terlihat mulai kehabisan tenaga sedangkan Ben sama sekali tidak terlihat kelelahan.

"Kau harusnya malu, Saitama. Dengan tubuh mudamu, kau kalah jauh denganku. Sekarang kau tahu kan perbedaan level kita?" ucap Ben senang.

"Hosh... Hosh... Hosh... Jangan banyak bicara kau!" teriak Saitama sambil menyerang Ben lagi.

Ben melompat mundur untuk menghindari serangan Saitama.

Saitama dengan cepat kembali menyerang Ben.

"Almighty Sword!!!" Saitama melompat tinggi dan menghujamkan pedang besarnya ke arah Ben.

"Shield Sword!!!" Ben menahan serangan Saitama dengan menciptakan aura pedang dari katananya membentuk lingkaran.

"Hiyaaaa!!!!" Saitama mendorong pedang besarnya dengan kuat dan berhasil menembus pelindung yang Ben ciptakan dengan katananya.

Ben terpental karena terkena serangan pedang besar Saitama.

Saitama mulai roboh, dia bertumpu pada pedang besarnya agar tetap berdiri.

"Kau sudah sampai batasmu Saitama," ucap Ben sambil mengusap darah yang keluar dari mulutnya.

"Angel Sword!!!" Ben melesat ke arah Saitama. Tubuhnya tiba-tiba menghilang dan muncul di belakang Saitama berdiri.

Tak lama kemudian,

"Argh!!!!" teriak Saitama karena tubuhnya tercabik-cabik.

Ben tersenyum sambil membalikkan tubuhnya.

Saitama pun roboh, dan nafasnya tersengal-sengal.

"Masih belum menyerah juga Saitama?" ucap Ben sambil berjalan mendekati Saitama.

"Ngomong-ngomong, kau mau tahu apa yang terjadi setelah kau meninggalkan kerajaan Milestone?"

Ben menyarungkan katananya dan meneruskan ceritanya, "Setelah kau pergi, selang satu hari, aku dan Fox merebut kerajaan ini dengan sangat mudah."

"Fox menyadari kedatanganmu, karena itu kami membuat rencana penculikan yang sebenarnya hanya untuk menjebakmu. Dan seperti dugaannya, kau benar-benar termakan jebakan dari kami. Hahaha, kau memang bodoh Saitama," ucap Ben sambil tertawa.

"Setelah kau pergi, aku dan Fox menjebak Ratu Mey. Kemudian menyekap Raja dan Ratu di pulau Taki. Rey dibuang bersama keluarga para pencuri dan Key mau tidak mau menjadi seorang pencuri demi keselamatan kedua orang tuanya," lanjut Ben."Kau pasti sangat menyesal telah meninggalkan kerajaan ini, membuat Raja dan Ratu kehilangan tahta mereka berdua."

"Apa yang sudah terjadi, aku tidak peduli. Aku masih punya harapan untuk mengembalikan Milestone seperti dulu kala," balas Saitama sambil berusaha bangkit.

Ben sedikit terkejut,"Kau benar-benar keras kepala ya? Kalau begitu, aku akhiri hidupmu sampai disini!"

"Almighty Sword!!!" Ben melayang dan melesatkan katananya ke arah Saitama.

Trang!!!

"Kau!!?" Ben terkejut karena seseorang menahan serangannya itu.

"Kau benar prajurit. Masih ada harapan untuk mengembalikan kerajaan Milestone seperti sediakala. Kejahatan tidak akan pernah bertahan lama, Kebaikan akan selalu mengalahkannya" ucap Raion sambil menahan katana Ben dengan katananya.

Raion melihat ke arah Saitama, "Kau beristirahatlah prajurit. Sebentar lagi bantuan akan datang kemari, tugasmu sudah selesai."

Saitama yang terkejut melihat seorang Laksamana menyelamatkannya. Tidak lama kemudian tidak sadarkan diri.

Raion menoleh ke Ben, "lama tidak bertemu... calon Jendral."

"Diam kau Raion!" Ben langsung menyerang Raion.

Trang!!

"Aku sempat dengar dari ayah, kau mengamuk di Benteng Merah. Apa itu sikap seorang calon Jendral, Ben?" ucap Raion.

Dengan kemarahannya, Ben kembali menyerang Raion.

Trang! Trang! Trang!

"Kau adalah keturunan orang yang paling ku benci, aku akan menghabisimu juga!" seru Ben.

"Hah, kau tidak pernah berubah Ben. Selalu merendahkan orang lain," balas Raion dengan sigap menahan serangan demi serangan dari Ben. "Seranganmu semakin lemah Ben, apa kau sudah mulai tua sekarang?"

"Diam kau Raion!" teriak Ben penuh kemarahan.

"Lion Lancer!!" Keluar aura singa dari katana Raion yang melewati Ben.

Suasana menjadi hening sesaat, Raion kemudian menyarungkan katananya.

Ben yang diam kemudian tumbang.

"Kau tidak pernah belajar dari masa lalu, Ben," ucap Raion serius.

Di depan Istana kerajaan, Dragon masih tergeletak. Fox yang terlempar karena serangan Dragon mulai mendekati Dragon.

Beberapa langkah dia berjalan, sebuah anak panah menancap tepat di depannya.

"Kalian masih hidup rupanya?' ucap Fox menoleh ke arah Key yang bersiap melesatkan panahnya lagi.

Kedua mata Key berubah menjadi mata elang.

"Jadi kau sudah tahu kekuatanmu juga?"

"Ya, aku harus berterima kasih padamu Fox. Jika saja kau tidak merebut kerajaan ini dari ayahku, aku mungkin tidak akan pernah menerima takdirku ini," balas Key sambil melesatkan anak panahnya.

Dengan mudah Fox menangkap anak panah milik Key.

Key terkejut.

"Seranganmu sama sekali tidak berguna Key," ucap Fox.

Fox terkejut karena ia baru menyadari bahwa Dragon bangkit dan langsung melesat ke arahnya.

"Groooarrr!!!" Dragon melayangkan pukulannya tepat di perut Fox.

Fox terlempar hingga menghantam dinding Istana kerajaan.

Dragon yang masih dalam tahap Godlike berjalan mendekati Fox.

"Hentikan!!!!" teriak Lucy berdiri di depan Dragon sambil merentangkan kedua tangannya.

Dragon berhenti dan menatap Lucy.

"Hentikan Dragon, cukup sampai disini saja... ku mohon," ucap Lucy dengan air matanya yang menetes di pipinya.

"Lucy! Pergi dari situ!" teriak Key cemas.

"Tidak! Aku tidak akan membiarkan Dragon membunuh lagi! Aku sudah berjanji pada diriku sendiri!" balas Lucy.

"Groaaarr!!!" Dragon melesat ke arah Lucy sambil mengayunkan tangan kanannya yang mengeluarkan api berwarna biru.

"Tidak!!!" Lucy menutup matanya.

Key berlari ke arah Lucy namun karena jaraknya jauh, dia tidak akan sempat menolong Lucy.

Blaaarrr!!!!

Tiba-tiba seseorang memegang kepala Dragon dan langsung menghantamkannya ke tanah.

Lucy sampai terjatuh karena kaget.

Key berhenti berlari setelah melihat seseorang mengalahkan Dragon.

Sambil memegang kepala Dragon dengan tangan kanannya, orang itu mengangkat tangan kirinya setinggi bahunya.

Dari kejauhan sesuatu meluncur ke arah tangan kiri orang itu.

Tap!

Kalung milik Dragon ditangkap tangan kiri orang itu.

"Kau belum siap, Dragon. Kau belum siap mendapatkan kekuatanmu ini," ucap orang itu dengan rambut merah menyalanya. Dia mengenakan kembali kalung milik Dragon di leher Dragon.

Orang itu adalah kapten rambut merah.

Dia kemudian berdiri dan melihat rambut Dragon kembali menjadi normal kembali, tubuhnya menyusut dan asap birunya menghilang.

"Rambut merah, sebuah kebetulan kah ini?" ucap Fox dengan tubuh penuh luka, dia berusaha berdiri.

"Ya, kau benar Fox," balas kapten rambut merah.

"Jadi kau ada dipihak mana?" tanya Fox sambil mengeluarkan botol sup di bajunya.

Kapten rambut merah dengan matanya yang menyala merah, menatap Fox dengan serius.

"Aku tidak minat untuk ikut campur dengan urusanmu ataupun urusan kerajaan ini, tapi karena kau telah membuatku marah, aku akan melawanmu sekarang," ucap Kapten Rambut Merah.

Lengan tangan kapten rambut merah mengeluarkan asap merah yang kemudian menjadi api merah.

Fox meminum sup dan kembali menjadi bentuk rubah.

"Final Fire Fox!!!" Fox melesat ke arah Kapten Rambut Merah dengan cepat seperti roket.

Kapten rambut merah melompat ke arah Fox.

"Dragon Arm!!!"

Blaaarrrr!!!

Tubuh Fox menghantam tanah begitu keras hingga tanahnya retak.

Kapten rambut merah memungut katana milik Lucy, kemudian berjalan mendekati Lucy.

"Ini milikmu bukan?" tanya si Kapten Rambut Merah.

"I-iya... itu katanaku," jawab Lucy sambil menerima katananya yang sebelumnya terlepas dari tangan Lucy.

Kapten rambut merah mendekati Dragon, kemudian membalikkan tubuh Dragon yang tergeletak.

"Bisa-bisanya kau tertidur disaat seperti ini anak nakal," ucap kapten rambut merah sambil tersenyum melihat Dragon mendengkur.

"Kita belum selesai Rambut Merah!" teriak Fox dengan api yang sedikit membara di tubuhnya.

Kapten rambut merah yang berjongkok di samping Dragon menoleh, "Kau sudah kalah Fox."

Fox menyerang kapten rambut merah lagi tapi ditahan oleh seseorang yang memegang erat pundaknya.

Crooott!!!!

Sebuah tangan menjebol dada Fox dan menggenggam Stein milik Fox yang sebelumnya tertanam di punggung Fox.

"K-kau...." Fox berusaha menoleh namun karena luka di dadanya, dia akhirnya mati.

Orang yang mengambil Stein milik Fox tersenyum.

Kulit di pipi kirinya sebagian retak sehingga telihat sebuah tanda silang di pipinya.

"Akhirnya, sebuah Stein langka!"

"X pasti sangat senang mendapatkannya," ucap Red Rabbit yang baru saja membunuh Fox.

"Dia?!! Tidak mungkin, Dragon sudah mengalahkannya tadi," Lucy dan Key terkejut melihat Red Rabbit.

"Aku tidak ada urusan dengan kalian haha, selamat tinggal haha."

Blassst!!!

Kepulan asap muncul tepat di tempat Red Rabbit berdiri, sesaat asap itu memudar, Red Rabbit sudah tidak ada ditempatnya.

"Ternyata X sudah sampai disini juga," gumam Kapten Rambut Merah melihat mayat Fox yang bersimbah darah.

"Hei nona, siapa namamu?" tanya Kapten rambut merah dengan rambut merahnya yang sudah tidak menyala. Matanya pun sudah kembali normal.

"Lu-Lucy Danger," jawab Lucy gemetar.

Kapten rambut merah menoleh ke Lucy dan tersenyum, "Lucy, sampaikan pada Dragon nanti, saat dia sudah bangun. Tiga hari lagi, temui aku di dermaga selatan, ada hal yang ingin ku sampaikan kepadanya."

Lucy terdiam, lalu menjawab "Ba-baiklah, aku sampaikan nanti."

Sekali lagi kapten rambut merah tersenyum lalu berlari meninggalkan Lucy dan Dragon begitu saja.

"Siapa orang itu?!!" gumam Lucy dengan wajah serius.   

Dragon Si Pemburu Bajak Laut [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang