"Sekarang kamu bertanya padaku apa menyukaimu? kini aku tegaskan, ya! aku menyukaimu, sangat menyukaimu."-Tiara Lavina
Please,stay
Part 9thTiara P.O.V
Kemarin beberapa anggota osis sekolah, datang ke kelas kami memberi informasi bahwa hari ini, 14 febuari, adalah hari jadi SMA Grilya Kencana 01. Pihak sekolah mengadakan acara lomba kebersihan dan lomba menghias kelas sebagai acara rutinitas tahunan yang katanya biasa di lakukan untuk merayakan hari jadi sekolah. Hadiah yang di tawarkannya pun menarik.
Aku dan Erin telah membeli semua perlengkapan yang di butuhkan kelas, bayarnya pakai uang kas tentunya. Rayyen, sang ketua kelas membagi-bagi tugas kami. Menyapu, mengepel, dan menghias kelas adalah tugas anak cewek, sedangkan yang mengecat dinding serta kursi dan bangku adalah anak cowok.
"Eh itu si Farah kenapa sih? Ribet banget dari tadi ngatur ini-itu terus, ketua kelasnya aja ga seribet dia!" ujar Anggi saat melihat Farah meminta anak-anak cowok untuk memasang lentera besar di tengah lampu kelas dan poster-poster bergambar berbagai macam tulisan.
"Ya biasalah si Miss rempong." ungkap Erin.
Aku dan Keren selesai membuat banyak renda berwarna-warni dan siap memasangnya di tengah dinding kelas dan di setiap sudut ruangan kelas yang telah selesai di cat. Aku berinisiatif untuk menempelkan sendiri renda warna-warni itu ke dinding menggunakan meja tanpa harus menunggu anak lelaki yang masih sibuk menempelkan lentera besar di tengah atap kelas. Kemudian aku membawa sejumlah renda dan Keren membantuku untuk membawanya ke meja, setelah itu aku segera naik ke atas meja.
"Sini, sini gue aja yang masangin rendanya!" Farah tiba-tiba saja ikut naik ke meja saat aku baru saja ingin memasangkan renda itu di sudut kelas.
"Eh gak usah gue aja, lo bantuin masang balon aja nanti bareng Erin." ujarku menolak. Tentu saja secara baik-baik.
"Udah sini gue aja!"
Farah malah merebut paksa renda-renda yang ada di tanganku. Aku hanya bisa menatap nanar dari balik pundak cewek itu. Beberapa detik setelah itu, tiba-tiba saja Farah malah menyikut bahuku karena aku tidak bisa menjaga keseimbangan dan kakiku kini sudah berada di tepian meja kayu akhirnya aku terpeleset dan ku rasakan tubuhku mulai bergerak jatuh ke bawah.
"Aaaa..." Aku berteriak sambil memejamkan mataku.
Namun tiba-tiba saja ada yang menangkapku sebelum aku sempat terjatuh ke lantai. Jantungku berdebar kencang, napasku memburu, tubuhku gemetar. Perlahan aku membuka mataku, yang kemudian bertemu dengan sepasang mata cokelat hazel milik seorang laki-laki yang tidak asing lagi. Dia menatap mataku dalam-dalam. Ku rasakan tangannya menggapai pinggangku. Tanganku melingkar erat di bahunya. Aku seperti terhipnotis oleh tatapannya, tidak dapat bergerak sedikitpun.
Beberapa saat kemudian, aku tersadar dan cowok langsung melepaskan pegangannya dari tubuhku.
"Lo gila ya, Hah!? Kalau dia sampe kenapa-kenapa gimana?" bentak Tama pada Farah. Semua mata yang ada di kelas menatap ke arah kami.
"Sori, sori gue ga sengaja!" ujar Farah mengelak.
"Alah gak peduli gua! Sekarang juga lo minta maaf sama dia!" bentaknya lagi, yang membuat aku hampir ingin menangis.
Farah turun dari meja, menghampiri aku yang masih shock dengan kejadian tadi. Kemudian dia memelukku, sangat kencang sampai aku sulit bernapas.
"Maafin gue ya Tiara sayang, gue bener-bener gak sengaja tadi." katanya kemudian melepaskan pelukkannya. Aku mulai bisa mengatur napasku. Aku menatapnya dingin, sambil mengerutkan dahiku. Apa sebenarnya maksud cewek itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, stay
Teen Fiction[TAMAT] [REVISI] [RANK 4 IN JUNE 18th] Tiara sudah mencintai Tama sejak awal pertemuannya dengan lelaki itu, semua orang memuja Tama sebagai sosok Badboy yang tampan dengan segala sisi kesempurnaan yang dimilikinya. Bagi keduanya, takdir adalah sat...