"When i said i'm in love with you, i mean it."-Tmblr Quotes(Mulmed : Aldo Gerraldi)
Please, stay
Part 34thAuthor P.O.V
Remaja berusia 18 tahun itu melangkah masuk ke dalam rumahnya, matanya menatap setiap inci di dalam rumah yang telah dia tinggalkan selama beberapa minggu belakangan ini. Oh, ternyata dia memang benar benar sudah pergi, batin Tama.
Tama memutuskan untuk kembali ke rumahnya sore hari ini, setelah dia mendapat kabar dari Ayahnya dua hari kemarin dia akan segera berangkat ke Aussie. Tama pikir itu hanya akal-akalan ayahnya saja supaya dia kembali pulang ke rumah, tetapi ternyata kali ini Danang benar-benar telah tiada di rumah ini. Tama menghela napas panjang, dia membetulkan letak pegangan tas ransel yang dia sisipkan di salah bahunya, kemudian dia berjalan menuju dapur.
"Gila Tam, udah dua tahun kita temenan baru kali ini lo ngajak kita kita ke rumah lo!" Teriak seseorang dari ruang tengah.
"Berisik!" Desis Tama sembari tangannya mengambil gelas dan mengisi gelas kosong itu dengan air dingin dari disspenser lalu menengguknya sampai habis.
Tama memang baru kali ini mengajak ketiga kawannya itu ke rumahnya. Sebenarnya dari dulu pun dia tidak masalah kalau mereka mau main ke rumahnya, tapi mengingat watak Ayahnya yang dingin dan tidak menyukai kebisingan di dalam rumah, Tama jadi enggan mengundang teman-temannya untuk sekedar mampir ke rumahnya dan lebih memilih untuk kumpul di kos-kosan milik Raka, karena Tama tahu kalau teman-temannya itu tidak mungkin bisa duduk diam kalau bertamu ke rumah orang. Dan, berhubung kali ini Ayahnya itu sudah tidak ada di rumah ini lagi, akhirnya Tama mengajak ketiga sahabatnya itu ke rumahnya.
"Tam gua ke kamar lo yaaa!!!" Seru Rayyen, tanpa menunggu jawaban dari Tama mereka bertiga langsung menapaki kakinya menaiki anak tangga dan langsung masuk ke salah satu ruangan dengan tulisan 'WILD BOY' di depan pintunya.
Tama menggelengkan kepalanya lalu meletakkan gelas kosong di westafel dapur, setelah itu dia pun juga ikut beranjak ke kamarnya. Begitu masuk kamarnya sudah di penuhi dengan bungkus-bungkus makanan ringan, junk food dan kulit-kulit kacang yang berserakkan di lantai kamarnya.
"Jorok anjir!" Geram Tama sembari memunguti bungkus-bungkus makanan ringan yang berserakkan di lantai kamarnya lalu membuangnya di tempat sampah kecil di sudut ruangan kamarnya.
Walaupun laki-laki, Tama menyukai kebersihan baik kebersihan tubuh maupun kebersihan lingkungan, dia tidak suka kalau melihat ada kotor apalagi sampah di kamarnya.
"Yaelah Tam, nanti juga gua beresin." Sungut Raka sembari mencomot beberapa potato stick yang dibelinya di McD sebelum mereka berangkat ke sini.
"Tam, ini gimana sih gua kaga ngerti cara nyalain X-box, bantuin Tam!" Seru Radit sembari tangannya mengutak-atik tombol X-box, milik Tama.
Tama mengalihkan pandangannya ke arah X-box miliknya itu lalu berdecak ketika melihat kabel untuk menghidupkannya belum tercolok ke stopcontact, "Itu belum dicolokin kabelnya bego!" Rutuk Tama, Radit melirik ke arah kabel yang ada di samping televisi LCD berukuran 80 inch itu.
"O iya." Radit menyeringai.
"Dasar norak lo Dit!" Ledek Rayyen, Radit bersungut-sungut.
Tama membuka isi ranselnya dan meletakkan kembali pakaiannya yang masih bersih ke lemari besar berwarna hitam di kamarnya, setelah itu pemuda itu merebahkan tubuhnya lelah di ranjang berukuran besar miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, stay
Teen Fiction[TAMAT] [REVISI] [RANK 4 IN JUNE 18th] Tiara sudah mencintai Tama sejak awal pertemuannya dengan lelaki itu, semua orang memuja Tama sebagai sosok Badboy yang tampan dengan segala sisi kesempurnaan yang dimilikinya. Bagi keduanya, takdir adalah sat...